Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Sesampainya di sekolah, ia sudah mendapati Bayu bersama dengan teman temannya nongkrong di kursi gerbang sekolah. Seperti biasa, geng Bayu akan berada di sana setiap pagi, kadang untuk mengecek kelengkapan seragam siswa-siswi SMP Cempaka, karena mereka adalah anggota OSIS, dan terkadang hanya nongkrong biasa saja karena tugas pengecekan kelengkapan seragam di lakukan secara bergantian dengan petugas yang lainnya. Dan ketepatan hari ini bukan sipnya untuk mengecek seragam, makanya mereka hanya nongkrong biasa saja di sana, melihat cewek cewek cantik yang lewat, dan mengcaper kepada mereka.
"Bay, itu dia" ucap Bagas kepada bayu.
"Hai Mira, Baru yampe?" sapa Bayu, melambaikan tangan kearah Mira
Seperti biasa Mira hanya akan senyum saja, dirinya memang sangat pendiam.
"Lu ngapain sih deketin perempuan kek gitu, disapa bukannya jawab malah senyum aja" ucap Aldi teman Bayu.
"Ya kerna Mira cantikklah" celetuk Bagas
"Beneran bay, gara gara Mira cantik. Lu masih bisa bandingin kan antara cewek cantik sama cewek cantik kali. Mira memang cantik, tapi Sinta jauh lebih cantik kali dari Mira, anak orang kaya lagi" ucap Aldi memastikan Bayu.
"Bener tu Bay, Sinta udah bening, tinggi, cantik, anak orang kaya lagi, dari pada si Mira, denger dengar Mira tu anak orang miskin lagi, sekolah di sini aja dia ngandalin beasiswa." Ucap Rian ngedukung ucapan Aldi.
"Hahhahah, lu pada mau tau aja " ucap Bayu
"Ya aneh aja sih, masak iya lu sukanya sama cewek kek gitu, udah pendiam, miskin, kalau pintarnya boleh lah, tapi kan tetap aja pintaran elu lagi bay daripada Mira, udah gitu Mira nggak populer lagi sedang elu di mana mana pasti orang kenal, bintang sekolah lagi. Udah paling benner lu sama Sinta aja dah, udah bening, pintar, glowing, anak orang kaya, udah itu populer lagi, udah itu anak kelas unggulan lagi, belum lagi dia itu mayoret marching band sekolah kita, bikin hati dak dik Duk ser aja rasanya kalau liat dia lagi antraksi" ucap Gading.
"Benner tu bay, kalau lu sama Sinta baru dah pasangan serasi, sama sama cantik ganteng, sama sama anak orang kaya, sama sama populer, dan sama sama bintang sekolah" ucap Aldi.
"Sudah sudah, ko lu pada yang nentuin, orang Bayu maunya sama Mira kok" ucap Bagas.
"Dimana -mana Sinta memang nggak ada tandingannya, kali bro," Sahut Bayu sambil tersenyum
"Terus, elu ngedekatin Mira buat apa?" Tanya gading
"Ya, aku penasaran aja sama dia, nggak lebih"
"Ehhh, kalau dia nanti jadi ngarep ke elu gimana bay, lu mau tanggung jawab" ucap rian
"Kita liat aja nanti" ucap Bayu, sambil beranjak dari tempat duduknya
"Lu mau kemana" teriak Bagas
"Mau kelas, masak iya mau pulang" sahut Bayu tanpa menoleh kepada mereka.
*****
Di dalam kelas Mira sudah duduk tenang di kursinya, dengan buku pelajaran di tangannya.
"Serius amat bacanya, baca buku apaan" ucap Bayu menghampiri Mira.
"Baca buku MateMatika"
"Wessss, rajin amat dah"
"aku nggak terlalu paham sama pelajaran kemarin, tadi malam aku nggak sempet ngulang ngulang pelajarannya. Makanya aku baca ulang sekarang"
"Ohhh, iya ya, kalau kamu nggak paham kamu tanyak aku aja, nggak papa kok"
"Iya makasih"
"Gitu aja"
"Emmmm, maksudnya"
"Makasih doang?"
"Terusss"
"Nggak apap apa"
"Emmm, kemarin kamu bayar ongkos aku ya, terus beliin pembalut juga, aku mau ganti kok, tapi nggak sekarang, uangku belum ada buat bayar. Sama jacketnya besok aku balikin, tadi pagi baru aku cuci belum kering." ucap Mira malu.
"Ehhhh, bukan itu maksudny, salah lagi dah aku. Kalau itu lupain aja, aku niatnya ngasih nggak ngutangin kok. Kalau jacketnya santai aja, mau dibalikin nggak papa nggak dibalikin juga nggak masalah." ucap Bayu, melambaikan tangannya pertanda menolak.
"Terus, kalau buka itu apa?"
"Mmmm, nanti kamu pulang bareng siapa?"
"Sendiri, kenapa?"
"Naik angkot?"
"Iya, naik apa lagi"
"Ya mana tahu di jemput"
"Nggak"
"Gimana kalau aku nanti antarin kamu pulang"
Mira tak menjawab, ia hanya menatap Bayu sekilas, lalu memalingkan pandangannya kembali ke buku matematika di hadapannya.
"Tadi aku ke sekolah naik motor, jadi kalau kamu nggak keberatan aku mau antarin kamu pulang. Sekalian aku mau jalan jalan liat liat daerah sini"
"Kamu sudah ada SIM?"
"Belum sih, tapi aku dah mahir kok bawa motor, mungkin lebih mahir lagi daripada yang udah punyaSIM "
"mmmm"
"Seriuss Mira, kalau kamu nggak percaya nanti aku buktikan, makanya kamu harus mau aku antar, biar kamu liat kalau aku dah mahir bawa motor" ucap Bayu, yang membuat Mira tertawa kecil.
"Lahhh malah ketawa, bikin aku makin cinta aja" ucap Bayu lirih
"Kenapa?" ucap Mira spontan mendengar perkataan Bayu.
"Nggak"
"MMM"
"Mau ya..."
"Nggak akh, aku naik angkot aja"
"Ya elahhhh" ucap bayu
"Tau nggak kenapa kita lama masuknya hari ini" sambung Bayu berusaha cari topik pembicaraan.
"Nggak tau, memang kenapa"
"Kamu sih telat datang tadi, tadi itu ada pengumuman kalau guru guru pada rapat, makanya kita belum masuk, kemungkinan kita masuk jam 9 nanti."
"Ohhhh"
"Ohhh aja"
"Terusss"
"Ya udah deh, aku mau kantin, lu mau ikut nggak mir"
"Nggak"
"Aku yang bayarin"
"Nggak, Luan aja"
"Ya udah deh"
Bayu pergi beranjak dari kursi, dan pergi meninggalkan Mira sendiri di dalam kelas itu.
Saat Bayu pergi, Mira jadi senyum senyum sendiri.
'hehh, ada juga orang kek gitu' ucap Mira dalam hati.
"Nih, kamu mau nggak?" Beberapa menit kemudian Bayu datang dan menyodorkan kantongan plastik berisi makanan..
"Nggak"
"Hemmm, nggak baik nolak rejeki, atau perlu aku suapin"
"Apaan sih bay"
"Hahhaha, makanya makan, kalau aku sendiri nggak habis nih "
"Kalau nggak habis biar kami yang habisin" ucap Bagas langsung menyambar plastik.
Yang membuat Mira lagi lagi tersenyum kecil.
"Ciekkk, yang senyummm" ledek Bayu
"Siapa yang senyum" ucap Bagas
"Bukan elu" ucap Bayu
"Terus siapa dong?" Ucap Bagas penasaran
"Hehhh, ganggu aja" Bayu pun beranjak dari meja Mira menuju ke mejanya.
"Ehhh tunggu dulu, siapa yang senyum" ucap Bagas sambil mengikuti langkah Bayu, dengan mulut menguyah gorengan dan tangan menenteng plastik jajanan bayu.
"Nggak ada loh Bagas, kamu makan aja tuh jajanan"..
"Aman kalau di suruh makan mah" ucap Bagas
"Emmm, enakkk" lanjutnya.
"Bayu, bayuuu, tu Sinta dah balik dari Penang, dia makin cantik tahu" ucap Aldi yang tampak lari tergopoh-gopoh memberi kabar kepada Bayu yang menurutnya kabar itu penting.
"Masak sih, lu harus lihat dia bay" ucap Bagas
Bayu pun beranjak keluar kelas, begitupula dengan Aldi dan Bagas, yang membuat hati Mira jadi sakit.
Entah mengapa hatinya jadi sakit ketika melihat Bayu keluar kelas untuk menghampiri Sinta. Gadis paling populer di sekolah itu, karena kecantikan dan harta orang tuanya.
'sudah ku bilang mir, jangan terlalu berharap. Bayu itu cocok ya sama Sinta, dia cuman kasihan sama kamu nggak lebih' gumamnya dalam hati.