Bagi sebagian orang pernikahan adalah awal kebahagiaan. Tapi tidak dengan pernikahan Aisyah Saraswati dan Dimas Anggara.
Pernikahan mereka berawal dari perjodohan kedua orang tua mereka atas dasar persahabatan. Sehingga Aisyah dan Dimas menjalankan pernikahan tanpa cinta.
Pernikahan tanpa cinta itu menyakitkan. Tapi Aisyah berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya rela dengan ikhlas menerima perjodohan ini. Namun Aisyah harus menerima kenyataan pahit kalau suami nya memiliki wanita idaman lain Maira jasmine, sahabat aisyah sendiri.
Bahkan mereka sudah berhubungan sebelum Dimas dan Aisyah menikah.
Tidak hanya itu dirinya hanya dijadikan ATM berjalan saja untuk keluarganya.
Sanggupkah Aisyah menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[29] Fitnah atau Fakta
"Ssssttt, sudah lakukan saja. Aku akan memenuhi semua perintah kamu, Ini kalau kamu mau hidup kamu berubah, tidak lagi menjadi orang yang di perintah, tapi menjadi orang yang memerintah" Ini seperti sebuah janji manis dan perintah tegas yang harus di patuhi oleh Fina.
"Bagaimana?" tambahnya lagi.
"Heemmm" Fina masih terlihat ragu.
"Yes or No?" tegasnya lagi.
"Yes!" Dan akhirnya Fina pun masuk ke perangkap Dimas dengan segudang ambisi.
Tanpa Dimas sadari Fina merekam semua percakapan mereka.
...----------------...
Keesokan harinya di kediaman rumah mewah Aisyah, Maira, Ruli dan Dimas sedang berbincang-bincang di ruang keluarga sambil menonton televisi. Dimas tidak pergi bekerja karena ini hari wekeend. Ia ingin menghabiskan waktu nya di rumah saja.
"Aisyah harus di hukum, laporkan saja dia ke polisi". Ruli sangat marah ketika melihat keadaan Maira penuh luka. Bahkan Ruli ikut meringis melihat luka lebam Maira di wajahnya. Apalagi pelakunya adalah Aisyah, menantu yang paling di benci dan tak diinginkan.
Maira juga bingung bagaimana ia bisa bekerja, wajahnya adalah aset berharga yang ia miliki sebagai publik figur.
"Tidak apa-apa tante, tidak perlu. Aku sudah memaafkan Aisyah. Aku juga sudah baik-baik saja." ucap Maira lembut. Meskipun dalam hati Ia menyetujui jika Ruli ingin melaporkan Aisyah ke polisi dan membuat Aisyah di penjara. Tapi Maira harus bersikap bak malaikat di hadapan keluarga Dimas untuk menarik simpatinya.
"Kamu itu terlalu baik Maira, bagaimana ada manusia berhati malaikat seperti dirimu?" puji Ruli yang membuat pipi Maira merah merona mendengar pujian itu.
"Itu sebabnya aku sangat mencintai Maira" Sahut Dimas sembari tersenyum manis kepada Maira.
"Maaf Tuan ada polisi yang mencari Nyonya Aisyah" Dimas, Ruli dan Maira menoleh bersamaan ke arah asal suara.
"Bagaimana ini? kenapa ada polisi?" gumam Maira khawatir.
"Kalian duduk di sini dan tenanglah. Aku ke sana dulu menemui mereka" ucap Dimas menenangkan kedua wanita yang ia sangat cintai.
Dimas beranjak dari sofa dan bergegas ke pintu utama untuk menemui Polisi.
Ruli dan Maira tidak mengindahkan perintah Dimas, justru mereka juga beranjak dan mengikuti Dimas menemui polisi.
"Maaf apa ada yang bisa di bantu?" tanya Dimas pada dua orang polisi. Dan dia berusaha bersikap tenang dihadapan mereka.
"Selamat siang pak Dimas!" ucap seseorang yang tidak lain ada kuasa hukum sekaligus orang kepercayaan keluarga Aisyah.
Dimas terkejut dengan kehadiran Pak Hakim bersama kedua polisi itu.
"Mana Aisyah? dimana lo ngurung Aisyah?" teriak seseorang yang Dimas kenali sebagai sahabat Aisyah. Adel menghampiri Dimas ia hampir meninju muka Dimas kalau tidak segera di cegah oleh kakaknya.
Betapa syok nya Dimas dengan kedatangan mereka semua, bahkan ada seseorang pria yang ia temui di acara pesta ulang tahun Tuan Bagas Wijaya juga datang untuk mencari Aisyah.
Ruli dan Maira yang mengintip di balik tembok pun ikut melihat siapa yang datang.
"Kami mendapa laporan bahwa Tuan Dimas Anggara sudah melakukan penyekapan terhadap Nyonya Aisyah Saraswati?" ucap seorang polisi.
"Sepertinya ada kesalahpahaman disini!" ucap Dimas,
"Boleh kami masuk untuk memeriksa?"
"Jangan bicara omong kosong yang ada si Aisyah yang melakukan kekerasan pada Maira. Kami bisa saja melaporkan Aisyah balik." celetuk Ruli yang tak terima dengan tuduhan yang dilontarkan seorang polisi, Maira berdiri di sisi Ruli.
"Ada apa ini?" seru seseorang di belakang yang baru saja datang, mereka menoleh bersamaan.
Wajah Dimas sudah pucat pasi, badan nya gemetar dan gugup. Betapa tidak? yang baru saja datang adalah bunda nya Aisyah,Sonya.
"Bu-bunda" ucap Dimas terbata.
Sonya menghampiri Dimas menantunya "Ada apa Dimas kenapa polisi ada di rumah?" tanya Sonya pada Dimas.
"Tante" Sapa Adel. Sonya menoleh dan Adel menghampiri Sonya dan merangkul lengannya "Adel? kapan kamu datang?"
"Tante, saya ke sini mau menjemput Aisyah yang di sekap oleh suaminya sendiri"
"APA?" Sonya terkejut dengan apa yang di ucapkan Adel.
"Iyah Tante, Tante yang sabar yah" Adel mengelus pundak Sonya pelan.
"Apa benar Dimas?" tanya Sonya dengan tatapan tajam.
"I-itu " ucap Dimas terbata mendadak isi kepala nya blank di hadapkan dalam situasi seperti ini.
"Jawab Dimas! Apa yang dikatakan Adel benar?" teriak Sonya menaikkan nada suara nya karena tidak kunjung mendapatkan jawaban. Hati nya panas mendengar putri kesayangan nya di kurung, mendadak amarah nya tidak bisa di kendalikan.
"Sabar tante, di sini sudah ada polisi. Biar mereka di penjara karena mereka sudah tega menyakiti Aisyah" sungut Adel berapi-api.
"Tunggu, Mau kemana kamu Maira?" lanjutnya saat ia melihat Maira ingin kabur.
"Maira? apa kamu juga bersengkokol dengan mereka?" tangis pilu Sonya yang tidak menyangka putri angkat tega menyakiti saudara nya sendiri.
Maira terdiam,
"Sudah-sudah di mana kalian mengurung putriku?" tanya Sonya.
"Bunda ini tidak seperti yang bunda kira, kami tidak mengurung Aisyah. Dia sedang pergi berlibur" ucap Dimas tetap berusaha mengelak semua tuduhan itu.
"Besan jangan seperti inilah," Ruli menghampiri Sonya. "kami tidak mengurung putrimu. Ini fitnah ada yang berusaha menghancurkan rumah tangga anak kita" lanjut nya lagi sambil tersenyum ramah.
"Bukankah anda sendiri yang menghancurkan rumah tangga anakmu?" celetuk Adel. Ruli memandang Adel sinis, Namun di balas dengan tatapan tajam Adel. Pelototannya itu mengandung arti 'Apa? emang gue takut sama lo!'
"Maksudmu apa Adel" tanya Sonya.
"Tante tanya sendiri sama anak angkat tante, Maira" ucap Adel menunjuk Maira dengan dagunya.
"Kamu jangan fitnah aku yah, del" seru Maira yang tidak terima walaupun pada kenyataan nya emang benar.
"Ini bukan Fitnah, tapi Fakta!". ucap Adel berusaha meredam amarah nya walaupun ia ingin sekali mencakar wajah Maira itu namun Adel berusaha menahan. Di sini ada polisi dia tidak ingin malah dia yang di tangkap karna penganiayaan. Adel tidak sebodoh itu hehe.
"Mohon kerja sama nya Tuan Dimas, Saya ijin untuk memeriksa rumah anda" ucap Polisi berusaha melerai situasi yang sudah bertambah panas.
"Silahkan pak Polisi ini rumah anak saya, tidak perlu ijin nya. Karena sudah jelas dia pelaku nya. Mana ada maling ngaku" ucap Sonya yang sudah terlanjur kecewa dengan sikap menantu nya. Seharusnya kalau Dimas tidak bersalah, dia tidak perlu takut dan menghambat pekerjaan polisi. Dari sini Sonya bisa menilai bahwa Dimas emang pelaku nya.
Polisi masuk ke dalam rumah mencari Aisyah ke semua ruangan. Dimas, Ruli dan Maira hanya bisa pasrah.
"Kita cari di lantai dua pak," ucap Sonya mendahului polisi naik menaiki tangga dengan sedikit berlari. Sesampainya di kamar Aisyah, Sonya memegang hadle pintu namun terkunci.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kasian bastian. sadboy.. 😢😢
manusia berkepala ular ...
licik ,ayo thor jangan lma2 kebusukan dimas disimpan...
lanjut
jangan lg ditunda ...
sudah cukup ,1.thn waktu yg
aisyah jalani ,gk ad kebaikan kedepan nya ,