Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Gilang
Gilang pun kini sudah berada di negara asal nya yaitu indonesia, dia meninggalkan New York bersama semua kenangan nya di sana, dan Gilang berjanji kalau dia ngga akan pernah lagi menginjak kan kaki di New York karena sudah terlalu sakit dengan kelakuan Rena kekasih nya.
"Mamah juga bilang apa dulu, mamah sudah tahu siapa Rena, dan kamu haru tahu wanita yang benar-benar yang tulus itu susah di dapat kan" kata bu Dewi ibu nya Gilang.
"Terus bagaimana cara nya mendapatkan wanita yang benar-benar tulus itu mah? Tanya Gilang.
"Menurut ku kamu harus pura-pura jadi orang miskin" teriak Glen sahabat nya Gilang yang baru masuk.
"Wah, wah si penjelajah cinta baru kelihatan" teriak Gilang lalu mereka pun salaman ala-ala pria.
"Kapan lo datang bro? Tanya Glen setelah duduk diantara Gilang dan bu Dewi.
"Semalam" jawab Gilang singkat.
"Memang nya kenapa lo mau cari yang tulus? Kamu sudah merasakan kalau mereka itu semua modus ya? Tanya Glen.
"Ya begitulah Glen, padahal dari dulu juga mamah sering bilang kalau Rena hanya memanfaat kan nya saja, tapi dia ngga mau mendengar kan" kata bu Dewi.
"Ya jalan satu-satu nya mencari yang tulus itu hanya dengan cara yang Glen tadi katakan mah" kata Glen, Glen sudah dianggap anak sendiri oleh orang tua Gilang, jadi Glen pun di wajib kan memanggil nya mamah.
"Tapi masa anak mamah harus jadi miskin sih Glen? Kata bu Dewi.
"Ya ngga apa-apa mah, lagian kan biar lebih meyakinkan, kalau ngga begitu Gilang akan terus di manfaatkan oleh para wanita" kata Glen.
"Boleh juga ide lo, tapi gue harus ngelakuin apa biar kelihatan miskin" tanya Gilang.
"Gimana kalau lo jadi office boy di kantor papah? mereka kan belum tahu wajah lo, jadi aman-aman saja, terus lo tinggal di mess gimana? Glen pun memberikan ide buat Gilang.
"Boleh juga ide lo" kata Gilang.
"Tapi mess kan ruangan nya sempit sayang? Gimana kalau kamu kepanasan nanti nya? Kata bu Dewi.
"tenang saja mah, aku bisa ko tinggal di ruangan sempit, mamah jangan khawatir" Gilang pun meyakinkan ibu nya.
"Ya sudah besok kan hari senin jadi kamu pura-pura melamar kerja aja, biar ngga ada yang curiga" kata Glen.
"Wah lagi pada kumpul nih? Teriak pak Surya yang baru selesai lari pagi bersama Dhea adik nya Gilang.
"Ada kak Gilang aja, bang Glen baru kesini, biasa nya kalau hari minggu gini jalan bareng pujaan nya" kata Dhea sambil duduk di samping ibu nya.
"Apaan minggu kemarin pun abang main kesini, kamu nya aja yang lagi jalan sama teman-teman kamu itu" jawab Glen.
"Lagi pada ngomongin apaan kayak nya serius banget? Tanya pak Surya.
"Begini pah,,,,,,,,, " bu Dewi pun menceritakan semua yang akan dilakukan Gilang anak nya besok.
"Wah berarti kakak besok mau jadi office boy di kantor papah dong, asik aku mau suruh-suruh ah" kata Dhea sambil tersenyum.
"Kamu ya dek, awas kalau ngerjain kakak di kantor" kata Gilang.
Dhea memang kerja di perusahaan papah nya, tapi dia kerja dari bawah dulu, ngga seperti kebanyakan orang yang bekerja di perusahaan papah nya yang langsung jadi orang penting, Di kantor juga banyak yang ngga tahu kalau dhea adalah anak dari pak Surya pemilik perusahaan.
Karena pak Surya dan bu Dewi orang nya ngga sombong dan ngga mau ada yang tahu tentang anak-anak mereka.
Bu Dewi ingin mempunyai menantu yang orang nya baik, bukan yang hanya mau sama harta nya saja.
Para karyawan di kantor pun pada tahu kalau pak Surya mempunyai dua anak, tapi mereka tidak mengetahui wajah anak-anak nya pak Surya.
"Sudah kalian ini, kalau sudah ketemu pasti selalu berdebat" kata bu Dewi.
"Kalau begitu jangan sampai ketahuan, kalian jangan bersikap seperti ini nanti kalau di depan orang" kata pak Surya.
"Iyah pah? Tadi adek cuma bercanda saja ko" kata Dhea.
"Perusahaan aman kan Dek? Kamu pantau terus ya, kali aja ada yang mau berbuat curang dan menggelap kan dana perusahaan" tanya Pak Surya.
"Siap pah, lagian kan besok juga sudah ada kak Gilang dan juga ada bang Glen, mereka juga bisa ikut memantau" kata Dhea.
*
*
Di sebuah rumah sederhana terlihat seorang ibu dan anak perempuan nya sedang bicara serius di ruang tamu.
"Nak, kamu belum kepikiran untuk menikah? Tanya bu Diah ibu nya Alina.
"Belum ah bu, Alin mau membantu biaya adik-adik dulu sampai selesai sekolah nya, kasihan bapak harus bekerja banting tulang, bapak juga sudah tua, mau nya Alin bapak jangan bekerja lagi" jawab Alina.
Ya dia adalah Alina anak dari pasangan pak Abidin dan bu Diah, mereka hidup sederhana dan selalu bersyukur dengan keadaan nya ini, Alina mempunyai adik kembar yang bernama Nura dan Nuri yang sekarang duduk di sekolah menengah atas.
"Tapi kamu juga harus memikirkan diri kamu sendiri nak? usia kamu sudah waktu nya kamu berumah tangga sama orang yang kamu cintai" kata bu Diah.
"Kalau sudah waktu nya juga nanti menikah bu, ibu tenang saja, yang penting ibu dan bapak selalu sehat biar nanti kalian bisa melihat cucu kalian" jawab Alina.
"Makanya kamu cepat menikah, mumpung ibu masih ada" kata bu Diah.
"Siang bu, kak" teriak Nura dan Nuri yang baru pulang dari taman.
"Kalian dari mana saja? Jam segini baru pulang, ngga baik anak perempuan keluyuran terus" kata Alina.
"Maaf kak, tadi kita ketemu teman dan ikut ngobrol bareng mereka, jadi nya lupa waktu" jawab Nuri sambil menunduk.
"Perempuan apa laki-laki teman nya? Kalau laki-laki bakal kakak nikah kan kalian dan berhenti sekolah" tanya Alina.
"Perempuan kak, kami belum berani sama laki-laki, kami ingin sekolah dan kuliah sampai selesai biar bisa bekerja dan membantu bapak dan ibu, lagian kakak juga pasti akan menikah dan pergi dari rumah ini, makanya kita ngga mau menyia-nyiakan sekolah" jawab Nura.
"Bagus kalau kalian berpikir sampai kesitu, sekarang kalian mandi sebentar lagi waktu makan siang, sambil nunggu bapak pulang" kata bu Diah.
"Jangan terlalu keras sama si kembar nak? kata bu Diah.
"Mereka kalau ngga di kerasin ngga bakalan benar bu sekolah nya, aku ingin mereka sekolah yang benar dan succes dulu baru mengenal yang namanya laki-laki" jawab Alina.