Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Bersama Arin
Pagi-pagi Meimei bangun ketika telinganya mendengar suara berisik seseorang yang tengah mengobrol dari arah luar.
Meimei pun lantas turun dari ranjang miliknya dan berjalan ke arah sumber suara.
Dengan langkah gontai sembari mengucek-ngucek mata Meimei melihat Sonny yang sedang mengobrol dengan seorang wanita setengah baya di ruang tamu.
Meimei menghampiri kedua orang tersebut, lebih tepatnya menghampiri Sonny, sang Ayah.
"Papah...!"
Mendengar suara Meimei Sonny langsung menoleh dan mendapati Meimei yang sudah bangun tidur.
"Sudah bangun, sayang? Sini duduk sama papah" Sonny memangku putrinya di atas sofa.
Pandangan Meimei tak lepas pada wanita di depannya, wanita itu tersenyum lembut pada Meimei bahkan melambaikan tangan guna menyapa gadis itu.
"Meimei kenalin mbak ini namanya mbak Anna, mulai hari ini Meimei sama mbak Anna dulu ya selama mbak Ayu gak ada. Nanti kalau papah udah pulang mbak Anna gak akan nginep, dia juga bakal pulang ke rumahnya, Meimei kalau mau main ke rumah mbak Anna juga boleh deket kok dari sini" Ucap Sonny menjelaskan.
Meimei seketika memeluk Ayahnya dengan erat, sambil menatap enggan pada wanita di depannya.
"Enggak mau! Meimei mau sama tante Arin...!" Tolak Meimei mentah-mentah.
"Sayang jangan gitu, tante Arin juga sibuk sama seperti papah. Kalau Meimei terus sama tante Arin nanti tante Arin kerepotan" Imbuh Sonny memberi pengertian.
"Gak mau! Meimei mau sama tante Arin..! Meimei gak mau sama siapa-siapa!!" Teriak Meimei yang mulai mengamuk.
"Meimei sama mbak Anna yuk, kita main di taman sama teman-teman meimei. Yuk... Jangan takut, mbak Anna gak bakal galak kok" Bujuk wanita tersebut mencoba merayu anak majikannya.
"Gak! Meimei mau sama papah aja, papah jangan kerja...!"
"Loh kok jadi gitu, papah harus kerja nak. Nanti kalau papah gak kerja Meimei gak bisa beli mainan dong" Kata Sonny berucap.
"Biarin..! Meimei gak mau sama mbak itu, Meimei mau sama papah. Huwaaaaaa..... " Dan akhirnya Meimei pun menangis lagi, mencoba menolak permintaan Sonny yang menitipkan dirinya pada ART baru.
Meimei sama sekali tak mau mendengarkan penjelasan orang tuanya ini, ia lebih memilih dengan Arin jika sang papah tetap ingin bekerja.
Sonny pun kembali dibuat bingung, Meimei tidak mau bersama dengan pengasuh barunya, dia mengamuk dan meminta Sonny untuk tidak bekerja. Ia tak mungkin cuti disaat pekerjaan kantornya sedang sangat menumpuk karena proyek besar.
Bukannya Sonny tak mau menitipkan Meimei pada Arin, tapi apakah wanita itu tak keberatan? Sonny takut merepotkan Arin terlalu sering, apalagi mereka baru kenal kemarin.
"Huwaaaaaaa.... Papah jahat! Papah gak sayang meimei...!" Umpat Meimei memaki Ayahnya sendiri.
"Aduh, bagaimana ini pak? Apa saya paksa gendong saja biar anda bisa berangkat bekerja?" Tanya mbak Anna kebingungan.
Namun Sonny tidak menyetujui hal tersebut, Sonny berpikir keras apakah ia harus meminta bantuan Arin lagi hari ini? Siapa tau Arin memang tidak sedang sibuk dan bisa menjaga Meimei kali ini.
"Tidak perlu, mbak. Sepertinya saya akan meminta tolong lagi kepada tetangga saya. Mbak Anna beres-beres saja dulu di rumah ini, nanti saya beri kunci cadangannya" Pinta Sonny yang sudah mengambil keputusan.
"Baik, Pak"
Sonny pun mulai meredakan tangisan Meimei, akhirnya ia mengalah dan menuruti keinginan Meimei untuk dititipkan kepada Arin hari ini.
"Udah Meimei jangan nangis lagi, hari ini Meimei sama tante Arin lagi ya. Tapi meimei jangan nakal dan harus mau diatur, kasihan tante Arin kalau meimei gak nurut"
Meimei mengangguk cepat dan menghentikan tangisannya, hatinya pun seketika merasa lega.
***
Sonny menggendong Meimei menuju rumah Arin, pria itu berhenti tepat didepan pintu rumah tetangganya.
Entah kenapa Sonny merasa dag-dig-dug kali ini, ia mulai ragu untuk mengetuk pintu sang tetangga. Sonny meneguk air liur dengan susah payah.
Jari-jari Sonny pun mulai terangkat untuk mengantuk pintu rumah Arin.
Tetapi baru saja Sonny mengangkat tangannya saat itu juga Arin membuka pintu rumah dari dalam.
Membuat keduanya sama-sama terkejut secara mendadak.
"Mas Sonny? Meimei?" Gumam Arin.
Arin lantas keluar dari rumahnya diikuti oleh Noval yang sudah siap dengan seragam sekolah.
"Ada apa, mas? Tidak biasanya ada di depan rumah saya?" Tanya Arin penasaran.
"Emm.... I-itu... S-sebenarnya... Saya.... " Sonny tampak gugup berbicara, sementara Arin menunggu jawaban Sonny dengan sabar.
"Ada apa, mas? Katakan saja"
"S-saya..... I-ingin meminta bantuan lagi. Meimei.... Meimei tidak mau bersama dengan pengasuh barunya, d-dia... Ingin bersamamu" Ujar Sonny terbata-bata.
Arin melirik Meimei yang tengah menatapnya, Arin lalu tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.
"Ohh... saya kira ada apa, tentu saja boleh. Kan sudah saya bilang kemarin kalau Meimei bersama saya saja jika mas akan bekerja. Iya kan Meimei??" Ucapnya menatap anak kecil dalam gendongan.
Meimei mengangguk dan ikut tersenyum.
"Tapi apakah tidak masalah? Mungkin saja kamu ada pekerjaan juga. Saya hanya tidak mau merepotkan orang lain"
"Untuk urusan pekerjaan, saya tidak bekerja. Saya kebetulan punya motel di pusat kota, pekerjaan saya hanya memantau saja, jadi jangan khawatirkan itu" Jelas Arin.
Sonny mendengarkan dengan seksama, pantas saja Arin tidak keberatan membantu menjaga Meimei. Karena ia pikir single parent seperti Arin harus memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebab ketiadaan sang suami.
Ternyata Arin seharian hanya berada di rumah saja, wanita itu tidak bekerja seperti dirinya, ia memiliki bisnis sendiri.
"Begitukah? Jadi.... Tidak apa-apa jika Meimei ikut dengan mu?" Tanya Sonny memastikan.
"Sangat tidak apa-apa, mas. Sekarang mas pergi saja bekerja, saya kebetulan akan mengantar Noval ke sekolah, yuk Meimei... Kita berangkat"
Sonny mengalihkan Meimei kepada Arin, gadis kecil itu langsung cekikikan sangking senangnya.
"Kami berangkat ya, mas"
"Iya, hati-hati kalian semua"
Meimei kembali melambaikan tangan pada Sonny sebelum ia masuk ke dalam kendaraan beroda empat milik Arin yang melaju meninggal pekarangan rumah.
***
Di perusahaan.
"Sonny, kenapa Meimei tidak ikut ke perusahaan? Bukankah kamu bilang pengasuhnya sedang pulang kampung? Kenapa tidak kamu bawa kesini?" Tanya Gani, Ayah kandung dari Sonny sekaligus pemimpin dari perusahaan keluarga Ganiadi.
"Meimei tidak mau ikut Sonny sejak kemarin, dia mengamuk setiap kali Sonny ajak kesini" Jawab Sonny yang masih fokus menatap layar komputer.
"Lalu dengan siapa dia sekarang? Apa kamu sudah mencari pengasuh baru untuk cucuku?"
"Meimei Sonny titipkan pada tetangga depan rumah, Meimei tidak mau bersama dengan pengasuh barunya" Kata Sonny jujur.
"Tetangga? Kenapa Meimei bisa akrab sekali dengan tetangga mu sampai tidak mau bersama dengan pengasuh barunya?" Gani makin penasaran, ia ingin mendengar cerita sang cucu.
"Kemarin Sonny menitipkan Meimei padanya, karena Meimei bersikeras tidak ingin ikut ke perusahaan. Dan tadi pagi Meimei menangis ingin dititipkan lagi pada tetangga ku"
"Apa tetangga mu seorang wanita?"
"Tentu saja, mana mungkin laki-laki mau mengurus anak orang lain"
"Dia seorang gadis?" Tebak Bram.
Sonny menggelengkan kepala. "Bukan, dia seorang janda"
Pengakuan sonny membuat Gani tertawa terbahak-bahak, hingga membuat Sonny mengernyitkan kedua alisnya.
"Hahaha.... Mungkin saja Meimei sudah menemukan Ibu sambung untuk nya, yaitu tetangga mu sendiri"
"Mana mungkin, itu hanya sebuah kebetulan saja" Kilah Sonny cepat.
"Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia, nak. Semua itu takdir, siapa tau tetangga mu sebenarnya adalah jodoh yang dikirim Tuhan" Duga sang Ayah.
"Terserah papah saja, saat ini Sonny tidak sedang memikirkan hal itu" Ucap Sonny mengakhiri pembicaraan.
•
•
•
•
Yuk Mana Nih Yang Belum Vote?? Mamie Tunggu Biar Tambah Semangat 🔥😘