Hot Duda Dan Perawan Tua

KARENA HARI INI OTHOR YANG TAK SEBERAPA INI SEDANG ULTAH, MAKA UP LAGI SEBAGAI BONUS UNTUK KALIAN🥰

...****************...

"Erick, ayah pulang ..."

Morgan mendatangi kamar dimana putranya itu berada. Erick tidak menjawab, hanya memperlihatkan wajah murungnya, serasa melirik ke arah tangan ayahnya yang bergandeng dengan Megan.

"Erick, bunda bawa sesuatu untukmu." Megan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas selempangnya, tanpa melepas gandengan tangan satunya.

"Bisa aku bicara berdua dengan ayah?"

Megan merasa terusir secara halus. Bahkan tidak ada kata terima kasih atas hadiah yang baru diterima anak itu.

"Dok, aku keluar, ya ..."

Megan akhirnya menyingkir dari sana, tangan yang sedang saling mengerat harus terlepas secara paksa.

"Ayah, Cindy bilang putus. Dia punya pacar baru. Perempuan memang tidak bisa menjaga hati."

Jadi ini masalah perasaan. Rupanya anak sulungnya ini sedang putus cinta. Morgan mendekati dan duduk bersama Erick berdampingan di atas tempat tidur.

Cindy adalah nama pacar dari Erick yang bahkan belum sempat ia kenalkan ke ayahnya tapi sudah keburu putus.

"Masih banyak yang lain. Lupakan Cindy. Itu artinya dia bukan yang terbaik untukmu."

"Tapi aku sakit hati, Ayah! Dia meninggalkanku karena aku tidak sembuh-sembuh. Lihat ini, dia dengan pacar barunya sedang pamer padaku."

Terlihat di dalam layar ponsel Erick, seorang gadis manis berbonceng dengan pria muda menaiki motor bermerek kawasaki ninja dengan caption : LEPASKAN ANAK DOKTER, DAPAT ANAK JURAGAN TAJIR.

Wajar bila hati Erick langsung memanas saat melihat postingan sang mantan pacar di akun media sosial gadis itu.

Ada - ada saja anak-anak zaman sekarang. Tidak bisa menilai mana gadis baik dan yang tidak. Sudah jelas gadis ini hanya memandang tahta dan harta, tapi kau sesedih ini. Kasihan sekali kau Erick.

"Dia terlihat sangat bangga mendapatkan pacar barunya. Saat sembuh nanti kau cari yang lebih cantik dari pada dia. Ayah yakin masih banyak gadis lain yang tertarik denganmu."

"Tapi bagaimana kalau aku tidak sembuh, Ayah?"

"Kau pasti sembuh kalau kau ingin sembuh."

.

.

"Kenapa dengan Erick? Apa aku boleh tahu?"

Megan bertanya karena rasa penasaran saat Morgan baru saja tiba di kamar. Ia duduk di depan meja rias sedang menjalankan ritualnya setelah selesai mandi. Bau harum menyeruak seisi kamar dimana.

"Kau sangat harum, mau kemana?"

"Tidak kemana-mana Dok. Aku memang wangi setiap saat. Hanya saja Pak Dokter baru menyadarinya. Trus bagaimana dengan Erick? Apa aku boleh tahu?"

"Biasalah anak-anak. Hanya masalah kecil dengan teman sekolahnya."

Morgan menanggalkan pakaiannya lalu mengenakan handuk, siap untuk mandi.

"Apa ada yang mengejeknya karena lumpuh?"

Megan mulai menebak-nebak apa yang mungkin saja menimpa anak itu.

Morgan mengabaikan pertanyaan itu dan masuk ke kamar mandi.

Apa ada yang berani menghina putra Megan Berlian? Ini tidak boleh dibiarkan.

Malam tiba. Diluar hujan sedang turun disertai dengan cahaya kilat yang bergemuruh. Melihat suaminya sedang serius membaca sebuah buku tebal, Megan mengambil langkah keluar.

"Dok, aku akan lihat anak-anak."

"Ya ... jangan terlalu lama."

"Baik, oia ... Dok, apa aku harus minum pil malam ini?"

Morgan terlihat menahan napasnya dan mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca. Wanita ini sedang menawarkan diri atau apa?

"Masa suburmu setelah satu pekan lagi. Tidak minum malam ini tidak akan hamil."

......................

Keadaan kamar Erick yang gelap membuat Megan yakin bahwa anak itu sudah tidur.

Benar saja anak itu sudah terlelap dalam kegelapan. Hanya saja wajah tampannya tetap terlihat dengan sangat jelas, seolah memiliki cahayanya sendiri.

Perlahan ia meraih ponsel milik remaja itu diam-diam. Berharap bisa mendapatkan jawaban yang menjadi penyebab putranya itu murung seharian. Ia mengendap seperti pencuri agar tidak ketahuan.

Bunda pinjam sebentar ponselmu, ya nak.

Tak lama, terjawab sudah. Benar-benar hanya hal sepeleh yang membuat Megan menggeleng saat mengetahuinya.

Anak-anak jaman sekarang, masih kecil sudah tau pacaran. Apa dia berniat membuatku menjadi ibu mertua di usia muda?

Megan membaca pesan menyakitkan pada aplikasi chat di ponsel anak itu.

Lalu apa ini? Lepaskan anak dokter, dapat anak juragan tajir?

Megan bahkan membuka aplikasi media sosial dan menemukan akun gadis yang telah mencampakkan Erick, sudah berganti pacar.

Kata 'anak dokter' membuat Megan terasa panas hati, seakan kata itu sedang merendahkan profesi suaminya.

Dia bilang putus karena tidak ingin punya pacar lumpuh, padahal itu hanya alibi. Sepertinya dia harus menyaksikan Erick datang ke sekolah diantar heli kopter .

Megan mengelus dada. Ia tersadar bahwa emosinya tidak harus terpancing hanya karena perkara cinta anak-anak.

"Tente sedang apa?"

David menyapa dengan tiba-tiba. Hampir saja Megan melompat karena rasa terkejut. Bagaimana mungkin langkah si bungsu ini tidak terdengar, pikirnya.

David menyipit matanya, curiga.

"Bunda hanya sedang mengawasi pergaulan anak bunda. Dan bunda harap, kau jangan ikuti jejak kakakmu."

"Apa maksud tante?"

"Maksudnya ... kalau mau punya pacar jangan asal cantik. Atau kau akan bersedih seperti kakakmu."

"Tante periksa ponsel kakak? Jangan begitu. Setiap orang punya privasi."

"David, anak-anak adalah tanggungjawab setiap orangtua. Jadi jangan protes kalau bunda ikut campur urusan kalian."

Megan mengambil tangan anak itu dan meletakkan ponsel milik Erick di telapaknya yang terbuka. "Nih, bawa masuk ponsel kakakmu, anakku yang patuh,"

"Tapi kami bukan anak-anak lagi!"

Megan berlalu membawa senyum jahilnya, tak peduli dengan alis mengkerut tajam yang terpancar dari wajah si putra bungsu.

Semakin hari terasa semakin seru dan berwarna bagi Megan. Ternyata benar kata nenek, pernikahan ini tidaklah buruk.

.

.

Bersambung guys!

Jempol manis, silakan beraksi🥰