Hot Duda Dan Perawan Tua
Bunga juga memiliki proses untuk mekar. Aku hanya menikmati proses hidupku.
Jangan lama-lama, Megan! Nanti kau bisa kehilangan rasa. Ingat, usiamu sudah tiga puluh empat. Bukan begitu nenek?
Jangan sampai bungamu layu sebelum berkembang.
Kau tahu, pria yang usianya sepantaran denganmu sudah lenyap. Mereka sudah jadi milik orang lain.
Atau... kau sedang menunggu seorang berondong? Yang ada kau hanya akan menangis saat harta dan semua asetmu pindah ketangannya.
Aku, Megan Berlian. Tidak ada yang bisa merampas semua milikku. Dan aku ... tidak perlu menikahi siapapun.
Tiba-tiba ..
Bruak....!
"Awh!"
Sibuk dalam lamunan tentang kata-kata mengandung unsur warning dari mulut anggota keluarganya barusan, membuat Megan tidak bisa fokus menyetir. Alhasil kepalanya terhantuk setir dan moncong lamborgini kesayangannya hancur karena menabrak sebuah pohon dipinggir jalan.
Baru saja ia pamit undur dari acara makan malam keluarga di kediaman sang nenek.
"Akh, sial! Memikirkan perkataan mereka membuatku tidak fokus." Megan meringis kesakitan dibagian kepalanya. Ia pun keluar dari mobil.
Kondisi jalan yang gelap dan sepi sedikit membuatnya merinding.
Bagaimana ini? Apa aku harus berteriak minta tolong? Siapa yang akan menolongku?
Dua menit berlalu akhirnya sebuah kendaraan roda dua menghampirinya.
Dengan rasa waswas Megan berusaha tetap terlihat tenang.
"Ada yang bisa saya bantu, tante?"
What? Tante? Apa aku terlihat setua itu? Protes Megan dalam hati. Sapaan anak muda itu sungguh menyinggungnya.
"Seperti yang kau lihat mobilku menabrak pohon." jelasnya malas.
Ia tidak bisa melihat dengan jelas rupa anak laki-laki itu karena minimnya pencahayaan.
"Ayo saya antar, tante." tawar remaja itu pula.
"Maaf, aku bukan tante-tante." jawab Megan terdengar sedikit ketus.
"Oh, maaf, ayo saya antar kak," ia tampak menahan senyuman manisnya namun tak terlihat oleh Megan.
"Kau yakin bisa membawaku dengan motor itu? Berapa usiamu?" Megan merasa tak percaya pada kemampuan bocah itu.
"Tiga bulan lagi 17 belas kak,"
"Berarti belum memiliki SIM?"
Lelaki muda itu mengangguk.
"Siapa namamu? Apa kau bisa dipercaya?" tanya Megan lagi. Walau bagaimanapun Ia tak bisa mempercayai orang begitu saja.
Remaja itu menjawabnya dengan memperlihatkan kartu pengenal yang ia dapatkan dari sekolah.
"Baik jika kau memaksa. Lagi pula ini sudah malam. Terima kasih sebelumnya." ucap Megan.
Akhirnya motor pun kembali jalan meninggalkan tempat sepi itu.
"Kakak belum bersuami? Mengapa tidak segera menghubunginya untuk dijemput? Sekarang ini para begal beraksi dimana-mana."
Apa? Anak ini sangat tidak sopan.
"Aku belum menikah." jawab Megan singkat dan jelas.
"Oh maaf, kak. Kukira sudah bersuami."
"Tidak semua wanita di dunia membutuhkan seorang pendamping. Aku termasuk salah satu dari mereka. Aku sudah memiliki segalanya jadi aku tidak berpikir untuk menikah." tutur Megan. Ramainya pasukan di jalan membuatnya harus menaikkan volume suaranya.
"Jadi begitu? Apa kakak tidak kepikiran untuk memiliki anak?"
"Eh bocah, fokuslah berkendara. Jangan banyak tanya ini dan itu. Kita bisa celaka." bentak Megan, belakangan ini ia kerap sensitif dengan pembicaraan tentang pasangan maupun anak.
Tin tin tin!!!
Bruaakkkkk!
Kecelakaan maut tak bisa lagi dielakkan. Sebuah truk menabrak pengendara motor membuat dua orang terpental sejauh beberapa meter.
Apa inikah akhir hidupku? Haruskah aku mati ditangan berondong ingusan ini?
"Bo...cah, ba....ngun, kau... ber...da...rah"
Penglihatan Megan menjadi rabun dan akhirnya gelap sudah.
MEGAN BERLIAN. Dia adalah seorang gadis berusia 34 tahun yang selalu dijuluki dengan nama 'perawan tua' oleh sang nenek.
Saat ia berusia 10 tahun kedua orang tuanya meninggal bersamaan dalam sebuah insiden kecelakaan. Sejak itu, Megan menjadi sosok wanita dingin.
Menjadi anak tunggal mengharuskan Megan menjadi satu-satunya orang yang mewarisi kekayaan yang tak ternilai.
Semasa hidup mereka, Kedua orang tua Megan berhasil mengumpulkan pundi-pundi uang dari kesuksesan dalam bisnis.
Saat ini Megan sendiri sudah berhasil membangun bisnis Perhiasan yang ia beri nama "BERLIAN MEGAN JEWERLY". Selain itu, ia juga bergabung bersama para pemegang saham di beberapa perusahaan ternama dalam berbagai bidang.
.
.
Wiw wiw wiw wiw!
Ambulace tiba membawa dua orang pasien di 'Barata's Hospital' Rumah Sakit milik Juan Barata dalam novel PERJODOHAN JANDA DUDA.
___
"Dokter Morgan, bukankah pasien ini putra anda?"
................
Morgan Erlangga. Pria berusia 42 tahun itu bekerja sebagai seorang dokter spesialis bedah tulang yang terkenal hebat di ruang bedah.
Meskipun begitu, siapa yang tak terkejut bila pasien yang baru saja tiba di unit gawat darurat adalah putra kebanggaannya sendiri yang kini tidak sadarkan diri dalam kondisi bersimbah darah.
Lalu apa ini? Kenapa mereka berpegang tangan?
"Kedua pasien dalam kondisi sama-sama memprihatinkan! Siapkan ruang operasi! Ini darurat!" dokter UGD menegaskan, membuat Morgan tebangun dari lamunannya.
"Dokter Morgan, anda tangani pasien wanita. Putra anda akan ditangani oleh dokter lain."
............
"Apa? Cucuku kecelakaan?"
Sang nenek baru saja menerima berita tak sedap dari rumah sakit. Lutut rapuhnya tak kuasa lagi menahan getaran di seluruh tubuh rentanya.
"Cepatlah bawa aku ke rumah sakit!" Perintahnya pada sang supir.
Tak butuh waktu lama untuk mengumpulkan seluruh anggota keluarga Megan di rumah sakit. Ada yang datang karena rasa penasaran, ada yang memang merasa prihatin, ada pula yang bergegas diam-diam ingin menyaksikan napas terakhir Megan.
........
Ruang Bedah.
Wanita dari mana ini? Kenapa dia bisa bersama Erick? Apa hubungan mereka? Mungkinkah ...
Berbagai praduga terus bermunculan dalam pikiran Morgan. Berpikir tentang siapa wanita ini? Tentang bagaimana kondisi putranya saat ini? Beberapa kali ia harus disadarkan oleh petugas disampingnya. Ia merasa sangat terganggu namun dituntut tetap profesional.
.
.
"Nenek, kenapa perawan tua itu?"
"Yang kudengar saat kejadian dia bersama seorang pria yang usianya sangat muda?"
"Nek, apa jangan-jangan cucu kebanggaanmu benar bermain berondong?"
Para sepupu Megan bergantian bertanya.
"Tutup mulut kalian. Jangan berpikir yang bukan-bukan!" tegas sang nenek.
Beberapa jam berlalu akhirnya pintu ruang operasi yang berhadapan kini terbuka lebar.
Nenek menghampiri sang dokter.
"Bagaimana keadaan cucu saya, dok?"
"Operasi berjalan lancar. Tapi pasien belum melewati masa kristis. Kami sudah melakukan yang terbaik semampu kami. Mohon dukungan keluarga dengan mendoakan agar pasien bisa segera pulih." jelas sang dokter.
"Lalu bagaimana kondisi pasien laki-laki, dok?" nenek kembali bertanya pada dokter lainnya.
"Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik. Tapi..."
deg deg deg...
Kembali rasa tegang itu menghampiri Morgan.
"Tapi apa, dok?" tanya nenek lagi.
"Kondisinya akan kami jelaskan pada orang tua pasien, nyonya." jawab sang dokter.
"Beri mereka satu ruang yang sama. Ruangan terbaik di rumah sakit ini. Saya akan bicara dengan orangtua anak itu."
Si nenek berbalik setelah memberi perintah tegasnya.
"Saya ayah dari pasien laki-laki itu, nyonya."
Nenek terkejut, dokter yang berdiri di hadapannya mengku sebagai orang tua pasien yang terlibat dengan cucu perawannya.
.
.
Part 1 sampai disini dulu ya readers. 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sweet Girl
seru, lanjut baca
2024-10-11
1
dita18
baru mampir thoorrr
2024-08-14
1
Hera Puspita
aq singgah lg kak author 🤗🤗
2024-08-11
0