Impian Yang Pupus

_happy reading_

Ketua tingkat dalam kelas B adalah Azis, wakilnya Ihsan, Sekretaris Nur Jannati atau Janah, Bendahara Nurul Latifah atau Nurul nama panggilannya disini. Yang lain anggota semua, ada sekitar dua puluh lima orang.

Usai makan siang, semua pamit pulang. Begitu juga dengan Nurul. "Aku pamit ya! Terima kasih kapurungnya, mantap." ucap Nurul. Dia sudah cuci piring bersama kedua teman kelasnya selain Janah dan Fitri.

"Okey." jawab Janah singkat. Nurul pulang ke kosnya, sekitar sepuluh menit waktu yang Nurul butuhkan untuk tiba di Kos Berkah. Memang tidak begitu jauh karena hanya di sekitaran kampus.

"Baru pulang kamu Nur?" tanya kak Mita heran, pasalnya dia jarang bepergian jika tidak bersama sang kakak kembarannya. Nurul menatap kak Mita heran, emang salah? Pikirnya.

"Aku dari kosnya Janah, habis bikin acara." jawab Nurul jujur. Dia masuk ke kamar lalu mengambil pakaiannya untuk berganti di kamar mandi.

"Bikin acara terus, kalau kuliah itu yang bener!" ujar kak Mita lembut tapi penuh penekanan. Nurul hanya mendengarkan saja dengan seksama.

Saat berganti pakaian di kamar mandi, Nurul jadi kepikiran kata-katanya kak Mita. "Ada apa ya? Kok kak Mita bicaranya begitu? Memang terdengar lembut tapi kayak seolah melarangku keluar kos selain ke kampus." batin Nurul bermonolog.

"Sudah lah, biarkan saja." gumam Nurul acuh, usai berganti pakaian. Kini Nurul belajar kembali, mengecek hasil kerjaannya saat di kos Janah. "Semoga sudah cocok." batinnya lagi.

Paginya Nurul bersiap ke kampus seperti hari-hari sebelumnya. Pagi ini Nurul hanya sarapan energen sereal. "Alhamdulillah kenyang, apa pun yang dimakan disyukuri maka akan nikmat." gumamnya dalam hati.

Nurul pamit kepada kedua sepupunya lalu berangkat dengan semangat. Setibanya di kampus dia bertemu kekasihnya. "Hai kamu, mau kemana pagi-pagi!" tanya Dirman bernada tegas.

"Kuliah lah kak, emang mau ke mall?" jawab Nurul sambil bertanya balik. Dirman menatapnya dengan tajam, Nurul hanya nyengir kuda. "Tunggu, kakak ngapain ke kampus pagi-pagi?" tanyanya penuh selidik.

"Berani-beraninya ya kamu mencurigai saya! Sini kamu." ujarnya tegas, wajah garang, suara tegas, makin gak ada yang tergoda.

"Ish kakak ini, aku hanya bertanya. Siapa juga yang curiga, yang ada tuh cewek pada menjauh semua." jawab Nurul sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ngapain itu bibir begitu?" tanyanya lagi. Nurul langsung merubah model bibirnya. Dirman menahan senyum, dia gemas melihat Nurul. "Dia itu lucu." batinnya. "Sana masuk kelas nanti terlambat." usirnya secara lembut.

"Okey bos." jawab Nurul semangat. "Jangan mendua ya!" pesan Nurul sebelum pergi. Dirman hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekasihnya yang seperti anak kecil.

Nurul melangkah menuju kelas, hingga di depan kelas dia bertemu Fitri yang baru datang. "Bahagianya itu muka. Ada apa tuh?" tanyanya penasaran.

"Aku kan selalu bahagia Fitri." jawab Nurul jujur, memang dia berusaha selalu bahagia meski kadang sedih menghampiri.

"Habis ketemuan kali tuh!" sahut Janah yang baru tiba, dia duduk disamping kiri Nurul. Sedangkan Fitri duduk disamping kanan Nurul.

"Ish sok tahu deh!" elak Nurul membuka tasnya untuk mengambil bukunya. Dia pura-pura sibuk membuka buku siapa tahu ada tugas. Jurus menghindari pertanyaan kedua sahabatnya.

"Tugasmu sudah?" tanya Fitri baru ingat dengan tugasnya. Nurul mengangguk begitu juga Janah. "Bagi dong!" ujarnya memelas supaya dikasihani.

"Ish ini cewek jomblo tugas belum kelar." jawab Janah kesal, Nurul hanya tersenyum senang melihat jedekan sahabatnya.

"Sini lah tugasnya, bentar doang!" ucap Fitri mengambil buku Nurul yang diambil Janah. Akhirnya dengan sedikit waktu, Fitri mengerjakan tugasnya semampunya.

"Sudah cepat Fitri, ada dosen datang." seru Nurul supaya Fitri menghentikan menulis tugasnya yang belum kelar. Fitri mengembalikan buku Nurul yang telah dia salin hingga selesai.

"Baik, hari ini tugasnya dikumpul tetapi sekarang membuat tugas baru yaitu membuat sebuah cerita sesuai fakta. Buat sebanyak satu halaman, cerita nyata yang menarik. Nanti dikumpul ketika jam berakhir." ujar sang dosen.

"Saya harus menguji dulu mahasiswa semester akhir. Jangan lupa dikumpul hari ini, jika tidak! Maka nilainya kurang. Paham?" tanyanya.

"Paham pak." jawab mahasiswa kompak. Dosennya keluar, kemudian mereka membuat tugas yang diperintahkan oleh sang dosen. Nurul paling suka menulis, dia bebas mengekspresikan pendapatnya.

Berbeda dengan Janah dan Fitri, dia tidak suka menulis. Janah suka jika mengetik menggunakan laptop karena dia sudah punya laptop. Sedangkan Fitri lebih suka masak, seharusnya ambil jurusan Tata Boga.

"Alhamdulillah kelar deh." gumam Nurul pelan, dia menyimpan perlengkapan kuliahnya di dalam tas. Dia bersiap mengumpul selembar kertas pada ketua tingkat.

"Azis, ini tugasku Nurul Latifah." ujarnya semangat, begitu pula dengan Janah yang sudah selesai. Fitri paling terakhir diantara mereka bertiga. "Semangat kawan." ucap Nurul.

Sepuluh menit kemudian Fitri mampu menyelesaikan tugasnya. "Ngapain tuh ada senior masuk kelas kita?" tanya Fitri sambil mengumpulkan tugasnya pada Azis.

"Mohon perhatiannya sebentar adik-adik." ujar senior di jurusan Agama. Semua tenang, siap mendengarkan penyampaian sang senior.

"Assalamu'alaikum wr wb. Adik-adik mahasiswa baru, kami dari Jurusan akan mengadakan pelatihan keguruan untuk melatih kalian dalam mengajar, menjalin silaturahim dengan sesama angkatan mau pun senior." jelasnya.

"Nah, bagi semua mahasiswa diharapkan ikut untuk meramaikan kegiatan ini. Untuk tempat kegiatan kami telah menyiapkan di dekat rumah saya. Untuk transportasi kalian tidak perlu khawatir karena ada dana dari Kampus dan dari senior alumni." imbuhnya.

"Ada yang ingin bertanya?" ujarnya pada juniornya. Nurul angkat tangannya lalu bertanya.

"Berapa hari di tempat pelatihan kak?" tanya Nurul. Yang lain mendengarkan dengan seksama.

"Sekitar dua hari dua malam." jawab senior atas nama Arsyad. Semua sudah paham dan senior keluar dari ruangan. Dosen kedua pun siap masuk mengajar.

Mata kuliah kedua pun berjalan lancar, kini saatnya pulang ke kos masing-masing. "Ke kos ku yuk?" ajak Fitri pada Nurul dan Janah.

"Lain kali saja ya, terima kasih." jawab Nurul, dia gak mau terlalu sering pergi dari kos karena akan menambah masalah dengan kedua sepupunya.

"Aku juga gak bisa Fit, pacarku mau menelfon penting." jawab Janah bangga sambil tertawa seolah meledek Fitri yang jomblo.

"Ish kalian gak seru!" ujarnya melangkahkan kaki meninggalkan kedua sahabatnya yang tertawa. "Padahal mau diajak bikin acara malah pada gak mau." gumamnya dalam hati.

Nurul pulang ke kos, dia langsung cari makanan karena memang sudah lapar. Kedua sepupunya pergi mengajar di sekolah karena tugas kampus ~ PPL. "Kok hanya sedikit makanan, apa gak apa-apa ya kalau aku makan?" tanyanya pada diri sendiri.

"Gak apa kali ya!" Nurul meyakinkan dirinya lalu memakan sisa makanan di kosnya. "Tetap disyukuri." batinnya sambil tersenyum.

...----------------...

Terima Kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎