Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 6 WANITA CANTIK VANESA
Mata Adrian dapat menembus tubuh Vanesa dan menemukan sesuatu yang tidak beres di sana.
"Kamu menyumpahi ku," ujar Vanesa dengan marah.
"Setelah mengintip ku, kamu menyumpahi ku, dasar pria brengsek," sambung Vanesa.
"Nona aku rasa kamu salah paham, aku tidak pernah mengintip mu, hanya saja...." Adrian tidak bisa mengatakan bahwa matanya memiliki kemampuan tembus pandang.
"sudahlah, yang jelas tubuh nona sedang bermasalah," sambung Adrian.
"Bermasalah... apa kamu tidak lihat tubuhku baik-baik saja," balas Vanesa.
"Jika nona bersedia aku bisa mengobatinya sekarang, nona hanya perlu menaikkan sedikit baju nona," ujar Adrian.
Mendengarnya membuat Vanesa menjadi sangat marah dan kesal.
"Dasar pria brengsek, beraninya kamu hendak berbuat cabul dengan alasan seperti itu," ujar Vanesa sangat kesal.
"Kamu sungguh tidak tahu malu," sambung Vanesa.
Vanesa dengan wajah marah dan kesal segera berjalan pergi dari sana meninggalkan Adrian.
"Nona jika tidak sekarang di obati, aku takut jika nanti sakitnya akan sangat luar biasa," teriak Adrian kepada Vanesa yang sudah berjalan pergi.
Vanesa pergii dengan tergesa-gesa tanpa menoleh ke belakang sekalipun.
"Hah, sudahlah," sambung Adrian.
Adrian juga kembali berjalan kaki sambil memikirkan rencana kedepannya. Adrian ingin menghasilkan lebih banyak uang lagi dengan cepat. Karena jika hanya mengandalkan lotre saja tentu hasilnya tidak maksimal.
Tiba-tiba saja tidak jauh dari Adrian terlihat seorang kakek yang sedang berteriak meminta tolong.
"Tolong, tolong selamatkan cucuku," teriak kakek itu di depan sebuah toko perhiasan dengan wajah sangat panik.
Kakek itu menoleh ke sekeliling dan tidak dapat melihat seorang pun kecuali Adrian yang sedang berjalan ke arahnya. Kakek itu segera menghampiri Adrian dengan tergesa-gesa.
"Anak muda tolong saya," ujar kakek itu.
"Ada apa kek, kamu terlihat begitu khawatir?" tanya Adrian.
"Tolong selamatkan cucuku, tiba-tiba saja dia pingsan, aku sangat khawatir sekali," jawab kakek itu.
"Sekarang di mana cucu anda?" tanya Adrian.
"Kalau begitu ayo cepat ikuti aku!" kakek itu menarik tangan Adrian dan membawanya masuk ke dalam toko perhiasannya.
Di dalam toko terlihat dari kejauhan seorang wanita yang tergeletak di atas lantai dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Begitu Adrian sampai di dekat tubuh wanita itu, Adrian tampak terkejut. Ternyata wanita yang tergeletak pingsan ini adalah wanita cantik yang sebelumnya bertemu dengannya yaitu Vanesa.
"Anak muda, tadi tiba-tiba saja cucuku ini kesakitan dan memegangi perutnya, namun tidak lama dia langsung jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri," ujar kakek itu mencoba menjelaskan kejadiannya kepada Adrian.
Adrian juga langsung mengerti, karena sebelumnya Adrian sudah melihat suatu masalah dalam tubuh Vanesa. Seperti yang Adrian katakan, penyakit itu muncul dan rasa sakitnya membuat Vanesa jatuh tidak sadarkan diri.
"Ya aku tahu," balas Adrian.
"Anak muda, apakah kamu seorang dokter?" tanya kakek itu.
"Bukan, tapi aku bisa menyembuhkannya," jawab Adrian.
"Apakah anda punya jarum perak?" sambung Adrian bertanya.
"Ya aku punya beberapa di dalam laci," jawab kakek itu.
"Cepat ambilkan aku satu buah!" pinta Adrian.
Kakek itu hanya bisa menuruti perintah Adrian untuk segera mengambilkan jarum perak. Kakek itu tidak perduli Adrian dokter atau bukan, asalkan saja yang terpenting Adrian bisa menolong cucunya.
Setelah mendapatkan jarum perak, Adrian langsung fokus menatap tubuh Vanesa dengan serius. Cahaya keemasan terlihat di mata Adrian sehingga Adrian dengan mudah mengetahui masalah yang di derita di tubuh Vanesa.
Adrian hendak menaikan baju yang di kenakan Vanesa ke atas agar dia bisa melihat perutnya, namun kakek Vanesa langsung mencegahnya.
"Apa yang hendak kamu lakukan?" tanya kakek Vanesa hendak menghentikannya.
"Tenang saja, aku tidak akan melecehkan cucu anda, aku hanya ingin menusukan jarum perak ini dengan tepat dan cepat," jawab Adrian.
Adrian langsung dengan sangat cepat mulai menusukan beberapa jarum. Kakek Vanesa juga sangat kagum dengan teknik dan gerakan Adrian ini, sehingga dia hanya bisa melihatnya saja.
Dalam waktu singkat perut dari Vanesa sudah tertusuk dengan lima jarum perak. Setiap jarum perak tertancap tepat pada setiap sendi dan titik vital di tubuh Vanesa.
Mata Adrian kembali mengeluarkan sinar dan mentransferkan energi spiritual yang perlahan mulai masuk ke dalam tubuh Vanesa.
Hingga hanya dalam hitungan menit saja jari-jari tangan Vanesa mulai bergerak dan matanya mulai terbuka perlahan.
"Vanesa kamu sudah sadar?" kakek Vanesa tampak begitu senang.
"Uwek," namun kemudian Vanesa langsung memuntahkan seteguk darah segar dari mulutnya.
Darah itu berwarna hitam dengan sedikit bau tidak sedap. Setelah selesai muntah, Vanesa merasakan sakit di perutnya sebelumnya sudah hilang dan justru kini perutnya terasa begitu hangat dan nyaman.
"Perutku sudah tidak sakit lagi, dan sekarang tubuhku terasa begitu enak," ujar Vanesa.
"Syukurlah, kakek khawatir sekali tadi," ujar kakek Vanesa.
Ketika Vanesa mulai menyadari bahwa ada sesosok pria sedang memandangi tubuh bagian perutnya membuat Vanesa terkejut.
"Hei, apa yang kamu lakukan?" tanya Vanesa dengan marah.
Vanesa seketika langsung mengenali sosok pria tersebut yang ternyata adalah seorang pria mesum yang sebelumnya bertemu di jalanan.
"Brengsek ternyata kamu terus mengikuti ku," sambung Vanesa.
"Lebih baik nona tenang dulu, masih ada jarum tertusuk di perutmu," balas Adrian.
Kemudian kakek Vanesa mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Vanesa. Jika bukan karena Adrian yang datang menolong tepat waktu mungkin saja Vanesa sudah berada dalam kondisi berbahaya dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Adrian menolong Vanesa dengan menggunakan jarum perak dan menusukkan ke bagian perutnya.
"Berkat anak muda inilah kamu bisa tertolong," ujar kakek Vanesa.
"Tapi kek... dia sudah mengambil keuntungan dariku," balas Vanesa dengan wajah memerah malu karena tubuhnya di lihat oleh seorang pria asing seperti Adrian.
"Sudah, kamu sembuh sepenuhnya dan tidak perlu takut akan kumat kembali, aku sudah menyelesaikannya," sela Adrian yang sudah mencabut semua jarum peraknya.
Vanesa segera menurunkan bajunya. Memang benar apa yang di katakan oleh Adrian kini tubuhnya sudah tidak sakit sama sekali dan justru terasa hangat dan bertenaga.
Adrian mulai mengatakan bahwa sakit perut yang di derita oleh Vanesa karena selama 2 tahun ini datang bulannya tidak lancar. Sehingga darah yang tidak keluar semuanya mulai mengendap di dalam perut selama berbulan-bulan. Hal itu yang membuatnya menjadi sangat sakit seperti barusan. Darah berwarna hitam yang di muntahkan oleh Vanesa barusan itulah yang darah yang menggumpal di perut.
"Jika tidak segera di keluarkan, mungkin akan sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa," ujar Adrian.
"Terima kasih anak muda, berkat pertolonganmu cucuku baik-baik saja, aku berhutang budi kepadamu," ujar kakek Vanesa.
Vanesa yang mendengar penjelasan dari Adrian juga mulai merasa bersalah. Padahal Adrian sudah berusaha memberitahukan tentang penyakitnya dan ingin mencoba mengobatinya, namun dirinya justru berpikir Adrian adalah seorang yang mesum.