Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.
Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.
Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^
Jangan menilai sesuatu dari covernya!
Typo bertebaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
Bismillahirrahmanirrahim
Happy reading!
...***...
"Ayo masuk, kayak sama siapa aja lo." ucap seorang anak laki-laki remaja, dengan menggunakan seragam SMA tengah mengajak temannya untuk masuk kedalam rumahnya. Temannya itu juga laki-laki, mengenakan seragam SMA juga, menggunakan masker KF94, dan hanya berbeda lima cm tingginya dari teman didepannya ini.
"Iss... Ayolah! Lo harus gw gendong dulu baru mau masuk?" temannya itu hanya menanggapi dengan tatapan datar. Bukan tidak mau masuk kerumahnya, tapi ia tidak mau terlalu merepotkan keluarga yang sudah menyelamatkannya.
Sedangkan, didalam rumah yang sederhana itu, terlihat seorang wanita yang berumur empat puluh dua tahun sedang menata makanan yang sudah ia masak tadi untuk anaknya dan temen anaknya. Mendengar suara terkesan ribut diluar, wanita itu menatap bingung dan langsung menuju ke sumber suara.
"Eh? Ada nak Biru. Udah lama gak kerumah, ibuk kangen banget." Ternyata, lelaki yang diam itu bernama Biru. Wanita itu dengan segera memeluk lelaki SMA yang bernama Biru itu.
"Iya nih, Buk. Danang sudah sering kali ngajak dia buat main ke rumah, tapi selalu bilang takut ngerepotin," jelas lelaki yang bernama Danang, anak kandung si ibuk pemilik rumah itu.
"Kamu ini, Nak. Bagi kami, kamu itu sudah kami anggap keluarga sendiri. Kamu dan abangmu sudah seperti anak ibuk dan bapak, dan saudara bagi Danang. Jadi, jangan selalu sungkan dan ngerasa tidak enak."
Danang mengangguk setuju, "Bener, tuh. Kayak sama orang asing aja."
Biru hanya tersenyum menanggapi ucapan mereka.
...***...
"Alina, kamu harus menyelamatkan mereka. Kamu tidak boleh menyerah, ya?" Seorang pria paruh baya menggunakan nebulizer tengah berbicara sambil menggenggam tangan seorang gadis yang sedang menangis saat ini. Gadis itu adalah anaknya.
"Kenapa harus aku, Pa ...." Air mata gadis ini sudah membanjir di pipinya. Ia tidak kuat melihat papanya dengan kondisi seperti ini.
"Karena, hanya kamu yang tau semuanya. Hanya kamu yang melihat kejadian itu. Papa yakin kamu pasti bisa. Kamu adalah wanita yang kuat." Sang papa tersenyum memberikan semangat kepada anaknya.
"Tapi, apa aku bisa melakukannya? Aku bukan seperti Papa, dan Mama. Aku lemah, dan tidak seberani Papa dan Mama. Ak-aku ...." Gadis itu bicara terbata-bata. Ia tidak begitu yakin dengan dirinya sendiri. Lalu, bagaimana papanya ini bisa begitu yakin bahwa dirinya bisa melakukan apa yang ia suruh.
"Ti-tidak Ina, ka-kamu tidak seperti itu. Pa-pa per-caya sama kamu. Kamu pasti bisa.
Dengarkan Papa! Kamu sudah melihat bagaimana orang-orang itu menyerang kita. Kamu juga sudah mengenal semua teman-teman Papa yang sudah tewas. Keluarga mereka juga akan terancam seperti kita terutama keluarga Albrando. Keluarga Albrando sudah banyak membantu kita, dan kamu harus melindungi keluarga itu sebagai balas Budi keluarga kita. Kita tidak akan tau kapan orang-orang itu akan kembali. Hanya kamu yang memegang semua rahasia ini. Berjanjilah, kamu akan melakukannya demi keluarga kita." Dengan tenaga yang tersisa, Papanya berusaha menyampaikan informasi yang harus diingat sang anak.
Memang benar, peristiwa tersebut terjadi didepan matanya sendiri. Begitu menyakitkan jika mengingat kejadian tersebut. Ia harus bangkit dan percaya diri bahwa ia bisa melakukannya. Jika papanya saja percaya kepadanya, kenapa dirinya sendiri tidak?
"Iya, Pa. Aku berjanji! Aku berjanji akan melakukannya demi keluarga kita."
Sang papa tersenyum bangga dengan keberanian dan semangat yang ditunjukkan putrinya ini. Meskipun ada kilatan ragu yang terlihat Dimata sang anak, tetapi ia percaya bahwa anaknya ini bisa melaksanakan tugas yang ia berikan.
"Bertahanlah demi kami ...."
...***...
Flashback on
Jakarta,
Tampak seorang wanita sedang berjalan bolak balik diruang tamu dengan perasaan gelisah dan berbicara kepada kakak laki-lakinya yang sedang duduk disofa. Ia sedang mengkhawatirkan adik bungsunya yang saat ini belum pulang juga padahal sekarang sudah hampir mau magrib.
"Bg, si Ina kemana sih? Dari tadi belum pulang juga."
"Sabar ... Bentar lagi juga dia pulang," kata kakak laki-laki tersebut.
Ceklek
"Assalamu'alaikum."
Tampak seorang gadis berumur 16 tahun berdiri didepan pintu rumah dengan penampilan acak-acakan. Baju seragamnya yang putih menjadi kotor dan basah, serta rambut yang tadinya rapi sebelum berangkat sekolah sekarang malah acak-acakan dan kusut.
"Wa'alaikumussalam."
"Akhirnya Lo pulang juga, dek. Lah ini baju kenapa lagi kok basah, perasaan dari tadi gak ada hujan deh. Rambut Lo juga berantakan gini. Lo habis diapain sama orang-orang sok kaya itu disekolah. Kasih tau gue, biar gue kasih pelajaran tu anak. Gak tau aja mereka Lo ini anak siapa."
"Udah kak, Ina gak papa kok. Lagian gue juga yang salah. Gue gak ngelawan mereka," kata Alina menenangkan kakak perempuannya.
Alina Angelica Kwelju Fernandez, anak dari Atwater Klau Fernandez dan Airin Kwelju Fernandez. Dia adalah gadis blasteran Indo-Amrik. Memiliki wajah cantik yang menirukan wajah sang ibu. Memiliki sifat pendiam, lemah lembut, penyayang, baik hati suka menolong.
Hufft....
Terdengar helaan napas panjang dari seorang pria yang berdiri disebelah Ina. Ia adalah kakak laki-laki Ina atau anak pertama keluarga Fernandez, bernama Sea Jeremy Alfridus Fernandez.
"Gue ada kabar baik buat Lo." kata Sea.
"Apa?"
"Beberapa keluarga dari teman papa saat ini ada diBandung. Tetapi, gue masih belum bisa menemukan keluarga Albrando. Begitu banyak halangan untuk mencari keberadaan keluarga tersebut. Salah satu perusahaan Albrando yang ada di Indonesia yaitu Albrando Company. Berdasarkan informasi yang didapatkan, Albrando Company sudah menghilang di media sosial semenjak 3 tahun yang lalu."
"Jadi, bagaimana menurut Lo?"
"Ina, apa Lo mau melanjutkan aksi gila ini. Gue khawatir sama Lo, Ina. Kenapa hanya Lo yang tau semuanya kejadian 3 tahun yang lalu. Tolong berhenti! Ini demi keselamatan elo."
Senja Assafiah Khoirinisa Kwelju Fernandez. Anak kedua dari keluarga Fernandez. Senja adalah mahasiswi tingkat akhir di Institude Teknologi Sumatera (ITERA). Saat ini ia sedang libur kuliah. Senja bisa saja tinggal di Lampung sambil menunggu waktu masuk kuliahnya, tetapi dia khawatir dengan keadaan Ina, adik tersayangnya yang saat ini tinggal di Jakarta.
"Gak bisa kak, gue harus melanjutkannya. Tujuh dari keluarga teman Papa menghilang begitu saja setelah 3 tahun. Aku harus menemukannya terutama keluarga Albrando."
"Tapi, kan--" ucap Senja terputus.
"Kita akan mendukungnya." Sea menepuk bahu Senja pelan guna memenangkan.
"Ok, kalau itu mau Lo. Kita bertiga harus saling melindungi." Senja akhirnya mendukung keputusan Ina.
"Thanks kak, bg. Kalian selalu mendukung keputusan gue."
Ina tersenyum senang, ia bersyukur punya 2 orang kakak yang sangat sayang padanya. Ia akan berusaha untuk mewujudkan keinginan sang Papa supaya ia bisa membahagiakan keluarganya kembali dan hidup dengan tenang tanpa ada gangguan lagi. "Gue akan berusaha mencari keberadaan Albrando dan yang lainnya."
Flashback off
...***...
To be continued!