DISAYANGI TUAN VAMPIRE

Rumor pun menyebar seperti api liar, memenuhi obrolan di koridor kampus hingga ruang kelas. Claire tahu bahwa membantah secara emosional hanya akan memperburuk keadaan.

Tuduhan itu muncul tanpa bukti, namun cukup untuk menjadi bahan gunjingan yang memanas di media sosial dan lingkungan kampus.

Bisikan, tatapan sinis, dan ejekan memenuhi setiap sudut sekolah. Namun, di balik hatinya yang terluka, claire memutuskan untuk tidak menyerah. Dia tahu, membiarkan kebohongan itu merusak hidupnya sama saja dengan menyerahkan kemenangan pada para pembully.sementara itu, Anastasia si penjaga, menjalankan tugasnya dengan hati yang penuh dedikasi. Sebagai salah satu penjaga terbaik, dia telah melindungi banyak jiwa dari bahaya fisik dan emosional.

Namun, hari ini adalah hari di mana kesetiaannya diuji. Anastasia berdiri di sudut ruangan yang penuh dengan tawa sinis dan ejekan. Dia mengepalkan tinjunya, merasakan kemarahan yang mendidih dalam dirinya. Dia ingin melangkah maju, mengusir para pengganggu itu, atau setidaknya memberikan Claire keberanian untuk melawan. Namun, suara perintah dari Cedric tiba-tiba memenuhi pikirannya:

"Anastasia, kau tidak diizinkan untuk campur tangan. Claire harus menghadapi ini sendiri."

"Apa?" Anastasia berseru dalam hati, suaranya penuh protes

Namun, perintah itu mutlak. Penjaga tidak diperbolehkan melanggar aturan, tidak peduli betapa beratnya situasi. Anastasia hanya bisa berdiri di tempatnya, menyaksikan Claire dirundung di tengah tawa kejam mereka.

Amarah anastasia tidak hanya ditujukan pada para pengganggu, tetapi juga pada yang memberi perintah, yang memaksanya untuk diam. Dia bertanya-tanya, apa gunanya menjadi penjaga jika ia tidak bisa melindungi orang yang paling membutuhkan?

Namun, di tengah kekalutannya, Anastasia memperhatikan sesuatu. Claire mengangkat wajahnya, meski air mata mengalir di pipinya. "Cukup!" seru Claire dengan suara gemetar, tetapi tegas. Para pengganggu berhenti, terkejut oleh keberanian tak terduga itu.

Claire berpikir daripada melawan dengan kemarahan, dia memilih cara yang elegan. memilih untuk tidak menunjukkan kelemahan. Ketika tuduhan itu dilemparkan di depan wajahnya, Dia hanya berkata dengan tenang, “Jika ini adalah aku, tunjukkan buktinya!"

Perundung yang tadinya menuduhnya terkesan gugup karena tidak memiliki bukti sama sekali. Penny pun berkata lagi, "jelas-jelas itu adalah wajahmu!"

"Oh ya ampun Penny, kau ini mahasiswa atau murid sekolah dasar! Apa tidak tahu jika teknologi edit di masa kini sangatlah keren!" imbuh Claire lagi.

Claire jelas sangat marah dalam hati. "Apanya yang tidur dengan tiga pria, semalam saja aku baru merasakan ciuman pertama!"

Melihat beberapa orang yang tadi mendukung aksi perundungan Bianca, mulai berbisik-bisik. "Ya bisa saja itu hanya sebuah foto editan."

Bianca pun melangkah mendekati Claire, "Jika itu bukan kau, maka buktikan saja!"

Penny lagi-lagi menyulut masalah, mendekati claire dengan tatapan penuh ejekan.“Jadi,claire” Penny memulai dengan nada mengejek, cukup keras untuk didengar semua orang di sekitar. “Gimana rasanya jadi simpanan orang kaya?”

Semua mata tertuju pada dua gadis yang saling berhadapan dengan tatapan penuh amarah: Claire dan Penny.

Penny, dengan suara sinisnya yang terdengar di korudor, menuding Claire dengan jarinya. "Jangan pura-pura polos, Claire. Semua orang tahu kamu cuma bisa bertahan hidup di sekolah ini karena jadi simpanan orang kaya!"

"Jangan mefitnahku!" gertak Claire.

"Kalau begitu, katakan kepadaku bagaimana caranya gadis biasa sepertimu bisa punya barang-barang mahal? Tasmu, sepatu itu, semuanya! Jangan bilang kalau keluargamu tiba-tiba jadi kaya."

Penny, seperti biasa, memutarbalikkan fakta untuk membuat Claire terlihat buruk. Claire tertegun sesaat. Kata-kata itu seperti tamparan keras, bukan hanya menyakitkan tetapi juga penuh fitnah. Namun, dia segera mengangkat dagunya, menatap Penny dengan tajam.

"Barang-barangku bukan urusanmu, Penny," kata Claire tajam.

Penny, dengan suara sinisnya yang terdengar ke seluruh ruangan, menuding Claire dengan jarinya. "Jangan pura-pura polos."

"Kau tidak tahu apa-apa tentang aku," jawab Claire, suaranya rendah tapi penuh ketegasan. "Berhenti menyebarkan kebohongan!"

Penny mendengus, lalu menyilangkan tangannya. "Oh, jadi aku salah, ya?

Claire tidak membuka identitasnya sebagai putri kandung Tuan Sanders, karena permintaan ibunya waktu pertama kali dia dibawa kembali ke kediaman Sanders. Semua ini karena Bianca sudah merengek sebeluk kedatangan Claire. Dia tidak ingin kedua orang tuanya mengumumkam status Claire yang sebenarnya. Jika diumumkan maka dia pasti akan tersingkir dari dunia sosialita kelas atas.

Pada saat ini, Claire tidak ingin membuat Penny merasa menang."Kau pikir kau tahu segalanya, Penny?" Claire melangkah maju, membuat Penny mundur sedikit.

Penny terdiam sesaat, tetapi kemudian dia menyeringai. "Kalau begitu buktikan saja, Claire. Tapi aku yakin, tidak lama lagi, semua orang akan tahu siapa dirimu sebenarnya."

Keheningan terjadi diantara keduanya, lalu terdengar dering notifikasi saling bersautan di ponsel. Perhatian mereka yang menonton perseteruan tadi langsung teralihkan oleh video yang baru saja beredar.

Lagi-lagi mereka pun memandang sinis kepada Claire. Helen juga mendapatkan notifikasi pesan video yang sama. Sontak saja dia pun langsung menarik claire seraya berbisik, "Kau harus melihat ini!"

Claire mengambil ponsel Helen. Itu adalah video ketika dia masuk ke klinik bersalin. Dia pun memandang Bianca dengan nada mengejek. "Wah, kau ini benar-benar sutradara yang handal.

"Oh bukan, tapi seorang penulis skenario terbaik!" puji sarkas Claire lagi sambil melemparkan tatapan yang mengejek.

Penny semakin tersenyum sini licik seraya berkata, "Oh ya ampun, ternyata kau hamil ya. Tapi, kira-kira siapa ayahnya. Salah satu dari mereka, atau jangan-jangan benih dari pria yang lain ya!"

Claire pun bertepuk tangan sambil tertawa lalu berbalik manatap semua penonton. "Kalau aku bilang aku bisa membuktikan tuduhan sembarangan itu, kalian mau aku bagaimana?"

"Kalu terbukti tidak bersalah, biarkan Bianca dan Penny, lari tanpa busana di lapangan kampus kita!" Imbuh Helen yang memilih percaya penuh pada Claire.

"Baik, jika dia tidak bisa membuktikannya, maka dia yang harus beralari tanpa busana di lapangan kampus!" Imbuh Penny yang baru saja menerima tantangan dari Helen.

Bianca langsung menarik tangan Penny, "Apa kau sudah gila?"

"Untuk apa takut, bukankah bukti sudah kuat!" jawab Penny.

Penny menghempaskan tangan Bianca, berbalik kepada Claire, "Jadi mana buktinya?"

Claire tertawa, lalu menjawab, "Buktinya adalah Bianca!"

Penny sedikit terbelalak, "Hah apa katamu!"

"Oh Ya ampun sudah kuduga, kau tidak memiliki bukti apa-apa!" imbuh sarkas Penny sambil memberi tawa mengejek.

"Kau ini sudah benar-benar gila ya karena terlalu liar!" kata hina Bianca.

Claire melangkah ke depan Bianca, suasana mendadak menjadi tegang. "Liar ya! Hmm... oke aku akan tunjukan apa itu yang namanya liar!" Imbuhnya sambil merobek kemeja Bianca.

*************

Di tunggu dukungannya ya, beri rating bintang 5

Like, subscribe, hadiah, vote ... Dan KOMENTAR PENYEMANGAT YA