NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Terkendali

 Milan benar-benar membawa Arutala pulang ke tempat pria itu. Ia pikir begitu sampai, Arutala akan lupa dengan keinginannya. Mengingat kondisi Arutala yang bisa di bilang sudah sangat mabuk. Selama menguntit Arutala, Milan memang hampir tidak pernah menemukan pria itu pergi ke bar ataupun club malam. Ternyata lantaran Arutala tidak kuat dengan alkohol. Pantas saja. Tapi apa yang membuat pria itu mau minum malam ini?

"Aru, kendalikan dirimu." Pinta Milan saat lengan Arutala melingkar di pinggangnya. Bahkan pria itu dengan nakal memberikan usapan lembut yang mampu membuat tubuh Milan meremang.

Pasalnya, tubuh Milan lumayan sensitif dengan sentuhan lelaki. Ia hampir tidak pernah dekat dengan laki-laki. Selama ini ia hanya obsess dengan Arutala. kegiatannyapun selalu menguntit Arutala. tidak ada waktu untuk mengenal pria lain. Karena semua sudah terpusat pada Arutala Ganapatih.

"I wanna tell you something, Milan. This night, you look so gorgeous" napas Arutala menerpa telinganya. Pria itu berucap tepat di indera pendengarannya. Tubuh Arutala sudah tidak mampu berdiri sempurna. Milan terpogoh-pogoh menuntun Arutala. Begitu kesusahan menopang tubuh Arutala.

Apalagi dengan tangan pria itu yang tidak bisa diam. Usapan Arutala semakin menjadi. Tubuh Milan begitu menempel padanya.

"Oh ayolah. Tolong sadarkan dirimu! Orang yang kau puji ini tidak lebih hanya seorang asisten." Milan tak yakin jika Arutala sadar apa mungkin pria itu akan mengeluarkan pujian seperti barusan. Bahkan penampilan Milan ini bisa di bilang biasa saja. Tidak dress well sama sekali.

Susah payah akhirnya Milan sampai pada kamar Arutala. Di dorongnya tubuh besar Arutala hingga jatuh mendarat di atas ranjang.

"Huuufftttt... rupaya kau sangat merepotkan saat mabuk. Bahkan kau sangat tidak bisa bersentuhan dengan alkohol. Satu fakta unik tentangmu Mr. Ganapatih." Gumam Milan melihat bagaimana kondisi Arutala.

Tidak minat berlama-lama karena Milan merasakan tubuhnya lelah, ia lantas berbalik dan hendak keluar kamar saat lengannya di cekal Arutala. Pria itu menghentikannya.

Di lihatnya Arutala yang menatapnya sayu dan dalam. "Kau melupakan janjimu. I need you Milan. Right now in my bed." Dalam sekali tarikan, Arutala menarik tubuh kecil Milan membuat posisi wanita itu jatuh di bawah kendalinya.

Milan tidak bisa mengelak. Ia benar-benar tidak bisa bergerak sekarang. Jantungnya berdebar hebat. Akal sehatnya yang masih waras mengatakan untuk segera menghidar. Tapi hatinya masih penasaran akan apa yang di lakukan Arutala. Berdebar menanti.

Dalam perjalanan kemari, Milan sempat memikirkan untuk melupakan rencananya. Karena ia tidak ingin melakukan hal-hal seksual ketika pria itu tidak sadarkan diri. Milan terlalu awam tentang hal-hal yang berbau seksual. Ia juga tidak tau Arutala orang seperti apa ketika melakukan hubungan badan. Ia takut jika Arutala memiliki penyimpangan seksual dan itu akan membahayakannya.

"Kau sedang mabuk Aru. Lagi pula aku asisten mu. Kau pasti tidak tertarik meniduriku jika dalam kondisi sadar."

"I don't care about that. I want to kiss your lips." Arutala menyerukkan wajahnya pada leher Milan. Mulai bergerak pelan. Menyesapnya, menjilatnya dengan sensual. Tubuh Milan gelisah di bawah kungkungan Arutala.

Akibat Milan yang tidak tenang, Arutala mengunci pergelangan tangan Milan dengan satu tangannya. Dan tangannya yang lain Arutala gunakan untuk mengeksplore tubuh Milan. Memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada tubuh atas Milan.

"Emhh.." Milan menutup rapat bibirnya saat akan mengeluarkan desahan. Ide gila menghadapi Arutala saat mabuk, dan Milan menyesali itu. Tapi ia juga penasaran. Ada perasaan aneh yang menyelimutinya. Bahkan Arutala belum mencium bibirnya, tapi pria itu sudah membuat Milan merasa kepanasan. Entah Milan yang memang lemah menerima rangsangan dari lelaki atau karena ini hal pertama baginya.

"Jangan di tahan sayang.. aku ingin mendengar suaramu saat kau tidak berdaya karena ku." ucap Arutala. Ia lantas mendaratkan ciuman di bibir Milan. Awalnya kecupan manis dan lumatan penuh hangat yang di berikan Arutala. Merasa candu akan bibir Milan, Arutala mulai melakukan ciuman yang menuntut.

Milan tidak berdaya di bawah kendali Arutala. ia bahkan kwalahan menghadapi ciuman Arutala. terlalu susah mengimbangi permainan bibir pria itu. Apa Arutala memang sangat hebat di ranjang?

Tangan Arutala bergerak menyusup pada kemeja Milan. Menyentuh perut rata Milan. Hal itu membuat Milan menggeliat. Ia bisa merasakan sensasi dingin ketika tangan Arutala mengusap perutnya secara langsung.

"Aruu.. kau pasti akan menyesal besok saat mengetahui ini semua." Kata Milan memperingatkan. Rasanya percuma saja memperingati pria mabuk di atasnya ini.

Arutala begitu dominant mengontorl tubuhnya. Bahkan susah untuk Milan menarik fokus tubuhnya. Ia hanyut di bawah permainan Arutala. Begitu tangan Arutala hendak menyentuh dadanya, Milan dengan cepat mendorong kepalanya. Membuat kepalanya dan Arutala berbenturan cukup keras.

"Akhh shit." Keluh Arutala. Cekalan pada lengan Milan akhirnya terlepas. Arutala sibuk memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia meraskan kepalanya begitu berat dan pening.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan terbebas, Milan mulai mengumpulkan kesadarannya dan kewarasannya. Mengabaikan rasa nyeri di dahinya.

Kondisi Arutala lebih kacau dari sebelumnya. Tidak tega, Milan membantu pria itu. Membuat Arutala tidur dengan benar. Duduk di samping Arutala yang terbaring, Milan mengelus dahi pria itu.

"Maaf.." ucapnya merasa bersalah. "Apa itu sakit?"

Bukannya menjawab, Arutala justru memanyunkan bibirnya. Ekspresi wajah Arutala yang baru pertama kali di lihatnya. Sial! Milan ingin mengabadikan moment ini.

"Jangan pergi.. aku ingin di temani.. kau berbohong padaku... kau tidak memberikan itu padaku..." gumam Arutala di sela-sela tidurnya.

Pria itu hilang kesadaran. Dan Milan masih berada di sisinya. Ia memebrikan tepukan pelan pada lengan Arutala. Ingin membuat pria itu nyaman.

Mengamati lamat-lamat wajah lelap Arutala.

...\~*\~...

"Jadi kau ingin aku melakukan apa?" ulang Lyra karena masih tidak mempercayai pendengarannya.

Pagi-pagi buta Milan ribut menyuruh Lyra untuk membuka cctv Arutala semalam. Memintanya untuk menangkap ciuman panas Milan dan Arutala. Tidak menyangka jika Milan akan sejauh ini. Ia tau betul Milan itu sedikit konservatif.

"Cepat Lyra. Aku bisa gunakan itu untuk rencanaku kedepannya." Ucap Milan tidak sabaran.

Lyra berdecak lalu fokus pada computer di depannya. "Memangnya kalian melakukannya di mana?"

"Di dalam kamar."

Jari-jari Lyra yang tadi aktif pada keyboard langsung terhenti. "Milan, apa kau lupa? Kamar Arutala tidak memiliki cctv." Ingatnya.

Benar. Milan melupakan hal itu. Wajahnya berubah datar. Tapi ia kembali bersemangat sedetik kemudian. "Pintunya tidak tertutup zoom in cctv pada ruang tengah."

Lyra menuruti. Dan benar, itu sedikit memperlihatkan bagaimana panasnya kedua insan itu berada di atas ranjang. Lyra bahkan ternganga. Tidak sanggup menyaksikan pemandangan di layar.

"Apa itu tidak bisa lebih HD? Itu tidak terlihat seperti Arutala. kalau begini mana bisa jadi senjata."

"Tunggu Milan, Kau ingin menggunakan ini sebagai senjata? Atau ingin menjadikan ini sebagai koleksimu?" Lyra mulai curiga. "Apa jangan-jangan kau memang suka merekam adegan panasmu saat bercinta? Apa ini syndrome baru Milan? Wahh aku sangat terkejut." Ujar Lyra begitu dramatis menyimpulkan opininya.

"Iyuhhh.. disguting, shit. Aku hanya ingin menjadikan itu sebagai senjata nantinya."

"Tak apa Milan, jujurlah padaku. Kita sudah sama-sama dewasa. Lagi pula ini tidak cukup kuat untuk menjadi senjata."

Milan menghela napas. "Berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak."

Kembali pada topik, "Jadi apa aku harus melakukannya sekali lagi?"

Pertanyaan konyol itu membuat Lyra shock. "Kau adalah wanita tergila pada abad ini Milan. Tapi benar, kau harus melakukannya sekali lagi. Dan pastikan itu terlihat pada kemera." Dan Lyra malah memberikan saran.

"Tapi, omong-omong. Bagaimana Arutala? kau menyukai sentuhan fisikmu bersamanya?" tanya Lyra kelewat penasaran.

"Yeahh, tidak buruk." Jawab Milan begitu tidak peduli. Meski dalam otaknya masih dengan jelas mengingat momen itu. Seakan ia masih bisa merasakan sentuhan Arutala pada tubuhnya.

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!