Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Sepanjang perjalanan Gista hanya mampu terdiam , tukang ojek yang mengantarnya ini bukan pria ramah seperti yang ia bayangkan . Jika dilihat pria muda didepannya ini sekitar berumur dua puluh tahunan .
Tak salah jika Neni tergila gila pada pemuda bernama Bram ini , selain tampan tubuhnya juga sangat sempurna . Otot otot tubuhnya terbentuk tidak berlebihan tapi ia masih dengan jelas bisa melihat roti sobek yang tercetak di balik kaos pemuda itu . Jika saja ia masih berumur belasan mungkin ia akan menjadi salah satu gadis yang mengejarnya .
" Ya Tuhan .... apa yang aku pikirkan ! " gumam Gista yang malah berpikir yang aneh aneh tentang pemuda di depannya .
" Mbak mau saya antar kemana dulu ?? "
Suara bariton yang sedikit berteriak itu memecah lamunannya . Gista baru sadar jika mereka sudah sampai di kota . Perlahan Bram meminggirkan motornya ke tepi karena merasa penumpangnya masih bingung menentukan arah tujuan mereka .
Gista termenung , jika ia meminta Bram menemaninya seharian berkeliling kota maka bisa di pastikan akan membayar mahal untuk itu . Dan mungkin saja butuh beberapa hari untuk mencari pekerjaan yang cocok .Padahal uang di dompetnya sangat pas pasan.
" Ehhmm ... saya juga masih bingung Mas ! Atau lebih enak panggil nama saja ya , kamu jauh lebih muda dariku "
" Terserah ... " sahut Bram tanpa menoleh .
" Berapa ongkosnya Bram !? Sepertinya kamu antar saya sampai disini saja . Takutnya bisa seharian kamu ikut muter muter soalnya saya juga belum tahu mau kemana saja hari ini, "
" Ya sudah , mana helmnya !? "
Setelah Gista menyerahkan helmnya dia melihat Bram langsung pergi tanpa bertanya apapun padanya . Tapi sejurus kemudian wanita itu kaget ketika melihat tasnya yang terbuka . Tadi dia bermaksud akan membayar ojeknya tapi Bram malah sudah melesat pergi .
" Belum juga di bayar malah pergi ... "
Gista melihat ke sekelilingnya , dia berharap di sepanjang area pertokoan ini dia bisa menemukan pekerjaan . Setelah itu ia berjalan ke sebuah rumah makan yang sangat ramai di tempat itu . Jika sangat ramai mungkin saja mereka membutuhkan jasa pelayan .
" Apa saya bisa mendapat pekerjaan disini !? Apa saja bisa saya lakukan, " tanya Gista pada seorang pria berpakaian perlente yang duduk di sebelah kasir . Jika dipandang dari tampilannya sepertinya pria itu pemilik restoran .
Mata pria parubaya itu terpaku melihat bidadari di depannya tapi sejurus kemudian tampil senyum smirk di wajahnya .
" Ada , saya butuh pelayan yang sekaligus bisa menginap disini . Restoran kami buka pagi jadi kami harus menyiapkan semua malam harinya. Bagaimana ?? "
Gista berpikir cepat , menginap ditempat kerja itu berarti tidak akan ada waktu istirahat yang cukup untuknya . Sekarang ia hidup sendiri , sebisa mungkin ia harus menjaga kesehatannya agar tidak merepotkan orang lain .
" Ehhmm ... maaf sepertinya saya tidak bisa Pak "
" Sombong juga kau !!! Kau yang tadi mengemis pekerjaan padaku , tak tahu diri dasar !! Kau tak akan dapat pekerjaan jika terlalu pilih pilih ... " teriak pria itu pantang hingga beberapa pelayan dan pengunjung melihat ke arah mereka .
" Maafkan saya , tapi saya benar benar tidak bisa menginap . Saya permisi ... "
Gista segera melangkah pergi sebelum terjadi hal yang tidak ia inginkan . Bisa saja pria itu akan terus mempermalukannya jika ia masih berdiri di sana . Tapi langkahnya terhenti ketika pria tadi berteriak lagi padanya .
" Hei kau wanita sialan !! Kemari kau , kita belum selesai bicara !! "
Gista menghentikan langkahnya , tapi ia tidak berani membalikkan badannya . Kepalanya menunduk dengan nafas yang tidak beraturan ,. jujur saja ia ketakutan melihat pria dengan perangai yang tidak baik itu .
Gista wanita dewasa , ia tahu arti tatapan menjijikkan dari pria berperut besar itu . Untuk alasan apapun dia tidak akan memanfaatkan kecantikannya untuk mencari uang .
" Ckk tegakkan kepalamu , jangan terlalu memperlihatkan kelemahan di depan pria pria seperti dia ... "
Suara lembut seorang wanita membuatnya mendongak dan menoleh ke samping . Seorang wanita parubaya sedang tersenyum kepadanya . Dari out fit yang dikenakan wanita itu Gista tahu jika wanita didepannya adalah sosialita kaya raya .
" Nyonya ... "
Wanita anggun itu menarik lembut tangannya kembali menuju ke dalam restoran . Saat ini Gista merasa seperti seorang anak yang di gandeng oleh ibunya . Kelembutan wanita itu membuatnya merasa terlindungi .
" Siapa yang kau sebut dengan wanita sialan itu !?? Kau seorang pengusaha , mungkin kau juga punya anak perempuan . Tak bisakah kau memperlakukan wanita dengan hormat ?? Roda tak selamanya di atas , bagaimana jika suatu saat kau berada di posisinya ?? "
" Cihh jangan sok jadi penyelamat , wanita itu bukan siapa siapamu "
" Kami sama sama wanita , menghinanya berarti menghinaku ... " sahut wanita itu .
" Kau pikir apa yang bisa kau perbuat padaku !? Aku manager di restoran ini , sekarang juga aku bisa panggil sekuriti di depan untuk menyeret kalian keluar " ujar pria berperut besar dengan sangat congkak .
" Coba saja .... dan kau bisa lihat apa yang aku bisa lakukan padamu "
Tak lama terlihat dua sekuriti bertubuh besar mendekat ke arah mereka . Dia sekuriti itu menunduk ketika berdiri di depan pria sombong itu . Sedang wanita anggun yang menolong Gista terlihat mengetikkan sesuatu diponselnya .
" Seret mereka keluar , mereka sudah mengganggu ketenangan restoran ini .... "
" Baik ... "
Tapi sebelum mereka menyentuh dia wanita cantik beda generasi itu tampak sang manager menerima telpon dari seseorang . Wajah pria itu seketika memucat dan wajahnya terlihat sangat panik .
" Nyonya Wijaya .... saya mohon jangan pecat saya !! Maafkan.saya , saya tidak bermaksud mempermalukan Nyonya ! "