NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:896
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Penyesalan yang Tak Terelakkan

Malam itu, Widuri duduk di balkon rumahnya, merenungkan perjalanan panjang yang telah ia lalui.

"Dari semua rasa sakit, aku berhasil menemukan sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri," bisiknya sambil memandang bintang-bintang di langit.

----

Galuh duduk di bangku taman sekolah, memandangi telepon genggamnya yang penuh dengan pesan-pesan yang belum terkirim untuk Widuri. Beberapa kali dia mencoba mengetik permintaan maaf, tapi selalu dihapus kembali.

“Apa aku terlalu terlambat?” gumamnya lirih, pandangannya kosong menatap layar.

Dia mengingat semua kesalahan yang pernah dia lakukan. Rasa sesak menghantam dadanya saat menyadari betapa berharganya Widuri, namun dia hanya terus menyia-nyiakan keberadaan gadis itu. Kini, Widuri telah melangkah lebih jauh, menjauh dari jangkauannya.

 

Di sisi lain, Widuri sedang sibuk mempersiapkan dokumen keberangkatannya ke universitas yang memberikan beasiswa seni kepadanya.

"Ini adalah awal yang baru untuk aku," ucap Widuri dalam hati sambil menyusun dokumen-dokumen di meja belajarnya.

Ibunya masuk ke kamar, membawa segelas susu hangat. "Ibu bangga sekali sama kamu, Nak," kata ibunya dengan senyuman hangat.

"Terima kasih, Bu. Tapi aku nggak akan sampai sejauh ini tanpa dukungan Ibu dan semua orang yang percaya sama aku," jawab Widuri sambil memeluk ibunya.

Meski dalam hatinya ada luka yang belum sepenuhnya sembuh, Widuri yakin bahwa masa depan yang cerah ada di depan matanya.

 

Sementara itu, Galuh mencoba mencari cara untuk berbicara dengan Widuri untuk terakhir kalinya. Namun, dia tahu bahwa setiap usaha untuk mendekatinya hanya akan membuat Widuri semakin marah.

"Kenapa gue selalu bikin semuanya berantakan?" Galuh berbisik pada dirinya sendiri saat duduk di ruang OSIS yang sepi.

Temannya, Bimo, mencoba menghibur. "Bro, mungkin lu harus berhenti ngejar dia. Dia udah punya jalannya sendiri, dan lu nggak bisa paksa semuanya balik ke masa lalu."

"Tapi gue nggak bisa berhenti mikirin dia, Bim. Gue nggak pernah sayang sama orang kayak gue sayang sama dia," kata Galuh sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

 

Di hari-hari terakhir sebelum keberangkatannya, Widuri mengadakan perpisahan kecil dengan teman-temannya di klub seni. Mereka merayakan keberhasilannya mendapatkan beasiswa dengan penuh kebahagiaan.

Damar, yang selalu ada di sisinya, memberikan sebuah bingkisan kecil.

“Ini buat kamu. Nggak seberapa, tapi aku harap kamu suka,” katanya sambil tersenyum.

Widuri membuka kotaknya dan menemukan sebuah kuas lukis dengan ukiran namanya di gagangnya.

“Dam, ini indah banget. Terima kasih,” kata Widuri terharu.

“Kamu adalah orang yang spesial, Wid. Aku percaya kamu bakal bikin perubahan besar di dunia seni,” ujar Damar sambil menatapnya penuh keyakinan.

 

Galuh, yang akhirnya tahu tentang perayaan perpisahan itu, hanya bisa menatap dari kejauhan. Dia melihat senyum lebar Widuri dan tawa riang teman-temannya.

Dia menghela napas panjang dan berbisik, “Widuri, aku cuma ingin kamu bahagia. Mungkin itu artinya aku harus berhenti berharap.”

 

Keesokan harinya, Widuri berangkat ke kota tempat universitasnya berada. Damar mengantarnya ke stasiun, memberikan dukungan terakhir sebelum keberangkatannya.

“Wid, jangan lupa aku kalau kamu udah sukses nanti,” kata Damar dengan nada bercanda, meski matanya menunjukkan keseriusan.

Widuri tertawa kecil. “Nggak mungkin aku lupa sama kamu, Dam. Kamu bagian penting dari perjalanan aku.”

Mereka berpelukan singkat sebelum Widuri naik ke kereta. Dari jendela, dia melambaikan tangan sambil tersenyum, meninggalkan segala kenangan pahit dan manis di belakangnya.

 

Namun, bagi Galuh, kepergian Widuri adalah sebuah hantaman keras. Dia merasa benar-benar kehilangan seseorang yang tak tergantikan.

“Penyesalan gue nggak akan pernah hilang,” bisiknya sambil menatap langit malam, mencoba berdamai dengan dirinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!