Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...
Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..
Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah Rumah
"Huhuuu ..gue gak tau musti ngapain Ner. Gue malu, gue belum bisa menerima ini.."
Rainer pun meneteskan air mata seakan tau penderitaan dan penyesalan yang dirasakan Lona.
"Na...kamu tau seumur hidup gue, gue belum pernah sekalipun menampar lo sampai 2 kali. Sampai-sampai gue mengingkari janji gue untuk tidak pernah memukul seorang wanita dalam hidup gue, tapi hanya lo gue sampai langgar akan janji gue sampai nampar lo, lo mau tau alasannya?"
Rainer memegang kedua pipi Lona sambil menatap nya
Lona menggeleng kepala
"Pertama...gue gak suka lo menyelesaikan masalah hanya dengan bunuh diri. Kedua...gue gak suka lo bunuh janin dalam kandungan lo. Janin yang tak berdosa yang tumbuh akan kesalahan lo. Lo orang yang gak bertanggung jawab itu yang gak gue suka. Gue gak suka Ama cewek yang menyia-nyiakan anaknya," ujar Rainer sambil menghela kan nafasnya,
"itu alasan kenapa gue nampar lo"
"Ner, gue gak tau musti ngapain, untuk pulang pun gue gak berani menghadapi orang tua gue.."
"Hmm.." Rainer berfikir
"Oke untuk sekarang lo lebih baik pikirin janin dalam perut lo, gimana tumbuh sehat sampai lahir. Gue akan bantu Lo sebisa gue. Jangan lo pikirin ortu lo dulu"
"Hikss..hiks..." Lona kembali menangis dan semakin keras. Rainer kembali memeluk Lona, dielusnya kepala Lona, Rainer terdiam membisu hanya tangisan Lona yang terdengar.
Setengah jam kemudian Lona telah stabil emosinya, dalam diam Rainer memeluk Lona disamping nya sambil menatap jendela.
"Ner.. makasih banyak lo Masih peduli gue, masih sayang gue, gue menyesal dah sia-siakan lo. Gue pengen balikin lagi sama lo tapi gue sadar diri gue sekarang hamil. Maafin gue.."
"Lo sekarang kemasi barang-barang, Lo mesti tinggal di rumah gue sampai bayi lo lahir. Dan gue gak mau lo melakukan hal bodoh lagi!"
"Ner.. lo maafin gue, trus mau nerima gue lagi?"
Rainer menggeleng kan kepala "lo salah.. gue lakuin ini untuk kebaikan lo, tadi gue bilang lo serpihan masa lalu gue. Jadi wajar gue masih care Sama lo. Dan lo mesti ikuti saran gue kalo Masih care sama gue dan calon anak kamu. Kuliah untuk tahun ini cuti aja, jadi jangan pernah nolak saran gue ngerti" tegas Rainer
Lona terpaku terdiam air mata kembali menetes lalu memeluk Rainer "Maafin Ner.. Lona hanya jadi beban lo. Lona hanya bisa nyakitin lo"
"Dahh ngomong nya" potong Rainer
"Lo mau ngikutin saran gue atau mau gue marah ke lo?"
Lona kembali memeluk erat
"Makasih Ner. Masih mau bantu dan peduli ke gue"
"Sudah sudah, yuk sekarang kemasi barang-barang mu"
Lona pun mulai berkemas, dalam hatinya dia merasa malu karena lelaki yang dia sia-siakan ternyata seseorang yang membantu dirinya dalam kesusahan. Air mata nya kembali menetes, terus menyesali akan kebodohan nya.
Tak terasa Jam 6 sore, di kostan Lona dan Rainer baru beres mengepak semua barang Lona.
"Gimana Na, dah beres semua, gak ada yang ketinggalan...? "
"Hmmm...." Lona sambil melihat lihat, mengitari kamarnya... "Keliatan Gak ada..".
"Yuk.. Kita bawa keluar sekalian, keliatannya gue mau cari mobil pick up dulu. Secara liat barang barang loe banyak banget..."
"Hihi... Maklum cewek "
"Gue cari mobil dulu yah.."
"Oke, gue juga sekalian pamit sama yang punya kostan"
Sesaat Rainer pergi meninggalkannya. Lona kembali memasuki kamarnya, menatap ke seluruh ruangan kamarnya, lalu matanya terpejam terbayang tempat yang selama ini bernaung telah menjadi saksi, sebagian kisah hidupnya
Dalam terpejam Lona bergumam sendirian,
"Di kamar ini aku mulai mencintai seseorang, dikamar ini banyak kenangan indah bersamanya, dikamar ini kebodohan aku terjadi, yah aku menyia-nyiakan kepercayaan lelaki yang aku sayangi, dikamar ini aku diperbudak oleh nafsu sesaat yang sekarang aku rasakan akibatnya, hmmmm dikamar ini juga lelaki yang menyayangiku meninggalkan aku... Dan sekarang ... Fuuuu dikamar ini juga lelaki yang ku sayangi akan membantu melepas semua beban yang akan aku hadapi nanti"
Setelah bergumam, Lona membuka matanya.
"Bu... Yah.. Maafin Lona, untuk sementara Lona akan membohongi kalian hingga satu saat Lona mampu mengungkapnya pada kalian... Doakan Lona selalu.."
Saat Lona berbalik akan ke rumah kostnya, dia terkejut ternyata Rainer ada dibelakangnya.
"Loe nge denger keluh kesah gue..??"
Rainer mengangguk..
"Maafin gue bukan maksud guu.." Belum juga beres
"Dah yuk, keburu malam barusan tuh mobil kebetulan dapet gue keluar eh ada yang lewat, dah pamitan Belom..??"
Lona menggeleng
"Yok gue anter..!!"
Sesudah berpamitan dengan ibu kost, Lona dan Rainer pergi menuju rumah Rainer.
Dalam perjalanan tak sepatah kata pun terucap, Rainer membuka pembicaraan
"Na, jalan hidup lo masih panjang, jangan pernah menatap kembali ke belakang, jadikan semua itu pelajaran berharga untuk kedepannya, dan jangan pernah jatuh ke lubang yang sama,"
Lona menatap mata Rainer, dilihatnya bola mata Rainer yang teduh tak ada sedikitpun dendam pada dirinya, Lona mengangguk lalu memeluk hangat lengan kiri anton
"Omongan lo tadi dikamar gak usah dipikirin, lo mesti terus melangkah kedepan.."
kemudian dia berbisik ke telinga Lona
"ingat janin yang tak berdosa ini, Bukan dia yang akan membuat aib sepanjang hidup loe. Tapi dia datang sebagai teguran buat lo untuk jangan pernah lakukan hal bodoh lagi, dan dia datang sebagai berkah yang suatu saat nanti dia pasti akan membuat hidup lo berarti dan membuat lo bahagia di sisa hidup lo"
Lona hanya kembali mengangguk pelan sambil mengeratkan pelukannya.
Setelah sampai dirumah Rainer, barang-barang telah beres diturunkan.
Rainer langsung menunjuk kamar dilantai dua.
"Na.. Nih kamar lo. Maaf kalo berantakan, gue tinggal sendiri, bokap gue lagi tugas keluar kota,"
"Ner.. Kalo bokap lo balik nanti lo mau ngomong apa?. "
"Tenang aja itu urusan gue. Sekarang lo istirahat, besok aja lo beres-beresnya, eh lupa gue mau keluar dulu gue ada janji ama sohib gue, lo jagain rumah yah.. Kalo lo mau makan itu bahan-bahan ada di lemari es. Lo bisa masak kan.."
"Ya..", Lona mengangguk
Rainer langsung ke garasi mengeluarkan mobil papahnya lalu pergi ketempat dimana sahabatnya menunggu.
Setelah Rainer pergi, dan menutup pintu gerbang dengan garasi.
...----------------...
POV Lona
"Sekarang aku tinggal disini, hmm.. Mau ngapain yah", sambil mengamati ruangan
Rumah Rainer, ada sesuatu yang menarik tertempel foto-foto yang menempel di dinding
"Rainer lagi kecil lucu banget, hihihi apalagi ini waktu sekolah dasar, eh pantes disebut cacing sama kurus banget nih si Rainer, ooo ini papah nya,"
Dalam foto terlihat Rainer bersama papahnya di suatu acara pernikahan.
"hmm keliatan gantengnya Rainer pasti nurun dari bapaknya gagah banget, dan pastinya ibunya pun cantik..!! Eh tapi mana foto ibunya Rainer.."
Kembali diamatinya setiap foto, terlihat ada yang ganjil. Setiap foto yang terpajang tak satu pun menampilkan sesosok ibunya Rainer.
"Kok aneh yah, kenapa gak ada foto ibunya Rainer.. Uuuh Bikin penasaran!!"
Sambil bertolak pinggang Lona mengamati ruangan, Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah pintu dekat taman belakang rumah, didekatinya pintu dan masuki kamar tersebut.
"Pasti Ini kamarnya Rainer, nih buku kuliahnya dia sambil mendekati meja belajar disudut ruangan dekat jendela!!"
Diatas meja belajar terlihat sebuah figura foto Rainer berumur 6 tahun memakai seragam taman kanak-kanak disampingnya papahnya sedang jongkok sambil memeluk Rainer dan dibelakangnya sesosok tubuh wanita setengah badan tangannya sedang memegang pundak Rainer.
"Ini pasti ibunya Rainer tapi kok setengah badan? mana wajahnya sepertinya dilipat ini foto, "
karena penasaran diraihnya figura foto tersebut dan dibukanya bagian belakang bingkai figura.
Klik.. Belum juga terbuka sebuah foto dibalik foto tersebut terjatuh.
"Eh.. Foto Apaan ini, .."