"Mari kita bercerai, Kakak kembar mu sudah kembali." Elmer berucap dengan nada dingin.
Wanita itu meremas tespack yang ia pegang, sebuah kado yang ingin berikan, ternyata dirinyalah yang mendapatkan kado terindah dari suami tercintanya.
Dibenci oleh kedua orang tuanya dan suaminya.
Gerarda Lewis di hidupkan kembali setelah menerima kenyataan pahit, dimana suaminya Elmer Richards menyatakan akan menikahi saudara kembarnya Geraldine Lewis, sang kekasih yang telah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengalihkan Pembicaraan
Dalam keadaan tanpa busana, Elmer bergegas mengambil kaos santai, celana dan jaket. Dia mengambil kunci mobilnya di atas nakas tanpa memperdulikan seorang wanita yang tengah hancur di tinggalkan begitu saja. Ia hanya di ambil butuhnya saja, bagaikan pakaian yang kotor dan kumuh di buah begitu saja.
Ia pun beranjak tanpa ingin mencegah suaminya menemui kakaknya, di luar hujan deras, sangat pas dengan hatinya yang tengah menangis. Namun kedua matanya tak mengeluarkan air mata, mungkin karena sudah lelah menangis dan kehilangan air matanya. Ia hanya mampu menangis darah di dalam hatinya.
Ia mengambil kimono, kemudian memakaikannya. Membuka pintu kaca penghubung balkon dan kamarnya. Ia berjalan dan memejamkan kedua matanya, merasakan air hujan itu perlahan membasahi tubuhnya.
"Aku kembali bukan mengulang cerita yang menyakitkan, tinggal beberapa langkah lagi. Aku harap kalian bahagia. Elmer Richard aku mencintai mu, tapi sepertinya cinta ku harus putus begitu saja." Tangan kanannya mengelus perutnya yang masih rata. "Kita harus pergi Nak, maaf kau harus kehilangan sosok kasih sayang ayah mu. Percayalah, ini demi kebaikan kita. Saat dewasa nanti kau akan mengerti, terimakasih telah hadir dan menjadi penguat ibu."
"Nyonya," sapa Bibi Ang. Dia berani masuk karena melihat Elmer telah pergi dan setelah masuk ke dalam, melihat ranjang yang lusuh dan pakaian sang nyonya yang berserakah. "Jangan sampai nyonya sakit, nyonya harus menjaga kesehatan."
"Bibi Ang, apa kau sudah mengaturnya?"
"Iya, saya sudah mengaturnya. Nyonya bisa pergi ke rumah saudara saya."
Gege berbalik, Bibi Ang antara terkejut dan sakit melihat beberapa tanda di lehernya. "Apa nyonya tidak berniat untuk mengatakannya?"
"Tidak akan ada yang berubah, Bi. Mungkin besok atau dua hari lagi aku akan bertemu dengan kakak ku. Hanya mengucapkan perpisahan kecil, tapi aku harap Bibi Ang tidak akan mengatakannya. Bibi Ang agar kau tidak di curigai, aku akan menulis surat. Dengan begitu tidak ada yang akan mencurigai mu."
Bibi Ang menghapus air matanya yang telah keluar dari kelopak matanya. Rencana yang cukup matang, entahlah, antara bahagia dan sedih. Ia tak bisa mengungkapkannya. "Setelah ini, tolong hidup bahagia."
Sementara itu, di ruangan yang penuh kabar bahagia dengan kembalinya Rara dan ada rasa kesedihan yang mendalam bagi seorang ayah dan seorang ibu.
Mommy Becca meraba pipi Rara yang lebam dan sudut bibirnya yang terluka. "Maafkan Mommy sayang,"
"Ini bukan salah Mommy,"
Sebagai seorang ibu ia merasakan sakit yang amat dalam, bagaimana tidak sakit melihat putrinya hilang dan datang memiliki banyak luka.
Daddy Arthur cukup senang, namun ada rasa sedih yang menyelimuti hatinya. "Sayang, coba ceritakan apa saja yang terjadi."
"Waktu itu, aku marah dan sedih melihat Gege bersama Elmer. Aku keluar dari mobil ku ke Apartement, ada seorang laki-laki yang mengetuk kaca mobil ku dan setelah itu aku di bius dan aku tidak tau berada di mana. Dua mata ku di tutup, aku tidak bisa melihat siapa orang itu dan tempat itu. Aku mendapatkan luka ini karena aku mencoba memberontak."
Mommy Becca kembali memeluk Rara. Pasti putrinya ketakutan di luar sana dan menimbulkan trauma yang amat dalam. "Maafkan Mommy sayang."
"Apa kamu mengingat pria yang membius mu?"
"Dia memiliki luka bakar di separuh wajahnya Dad,"
Bahkan ia sudah mengecek CCTV, namun sayang rencana yang sangat matang. Ia tak menemukan jejak hilangnya putrinya.
"Rara,"
Rara langsung berdiri dan berlari memeluk Elmer dengan erat. Ia menangis dalam pelukan tunangannya itu. "Elmer, aku takut."
"Tidak akan terjadi lagi, maafkan aku Ra."
"Ini bukan salah mu El," Rara semakin menangis dalam pelukannya Elmer. Ketakutan yang di alaminya bagaikan mimpi. Ia sangat takut dengan kejadian yang menimpanya.
...
"El, bagaimana hubungan mu dengan Gege?" tanya Rara. Dia menatap gelas yang berisi air putih itu, segelas air yang di berikan Elmer. Kini pria itu duduk di tepi ranjangnya.
Elmer menghela nafas, "Aku menikahinya."
Rara menggigit bibir bawahnya. Sakit rasanya mendengarkan orang yang di cintai menikah dengan orang lain, lebih lagi saudaranya.
"Tapi di sini, kau korbannya. Aku berniat akan menikahi mu," ucap Elmer. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Sebenarnya ia tak ingin menikahi Rara, tapi ia merasa bersalah pada Rara karena semua kejadian ini atas dirinya.
"Besok aku ingin bertemu dengan Gege," ucap Rara mengalihkan pembicaraannya. Sekalipun Gege menyakitinya, tapi sebagai seorang kakak. Ia mencintai Gege adiknya.