DARA : Love Storry

Di sudut ruangan di sebuah mansion mewah, seorang pria tengah memandangi ponsel nya

"I Miss you, so much, Dara.." sudut bibir nya terangkat menatap foto wanita cantik di ponsel nya

........

Tak tak tak

"pagi Bu dara..." sapa Maya berdiri saat dara melewati meja nya

"pagi.. Tolong bawakan Schedule saya.." ujar nya sebelum masuk ke dalam ruangan

"Baik Bu.." dengan sigap Maya membereskan beberapa lembar kertas yang ada di meja nya lalu berjalan masuk mengikuti dara

"PT lagoon park?" dara mengernyit saat mendengar jadwal meeting dengan beberapa perusahaan siang ini, pasal nya ia baru mendengar nama perusahaan terakhir yang Maya sebutkan

"iya Bu, ini perusahaan yang baru bergabung satu bulan yang lalu.."

satu bulan? Tapi kenapa dirinya merasa asing dengan perusahaan tersebut?

"oh yasudah.. Siapkan semua keperluan nya, berkas berkas nya juga jangan sampai ada yang tertinggal ya.." Maya mengangguk siap, sebelum keluar dari ruangan atasan nya

Ting

***Reyhan:)***

***Ra, Makan siang bareng ya***..

Dara termenung membaca pesan dari Reyhan, Mengingat cepat atau lambat dia akan menikah dengan Davian, tidak seharusnya dia menerima pendekatan dari laki laki lain, seolah memberi harapan pada lelaki itu.

Seharusnya dia menjauh dari sekarang, sebelum perasaan nya kembali hadir dan membesar pada cowok itu, karna saat ini, dirinya harus belajar menerima Davian.

Bukan untuk dirinya, namun demi sang buah hati, dan juga rama, orang yang sudah membantu nya selama ini.

***me***

sorry rey, gue ada janji makan siang bareng klien hari ini..

send

"hhh... semoga, Lo bisa nemuin kebahagiaan Lo sama cewek lain" dara menghela nafas lelah, bukan lelah karna bekerja. Namun lelah dengan kehidupan nya selama ini

rasa nya sulit sekali untuk mencapai kebahagian nya sendiri.

........

"maaf, saya terlambat..." ujar seorang pria yang baru saja mendudukkan dirinya di depan dara

dara mendongak menatap lelaki itu, pria itu tersenyum ramah saat dara menatap nya begitu intens

"sudah lama menunggu ya?" tanya pria itu lagi saat tak kunjung mendapat jawaban dari wanita cantik di depan nya

"A-ah... Tidak juga, saya juga baru sampai.." dara mengerjap saat pria itu melambai kan tangan di depan wajah nya

"ah.. Syukurlah, oh iya, kenalkan saya Ferdinand, dan ini asisten saya, yoga.." ujar cowok itu mengulurkan tangan ke arah dara

"saya Dara.. dan ini Maya, asisten saya.. Salam kenal pak Ferdinand" menyambut uluran tangan pria itu

"panggil Ferdi aja, kayaknya kita seumuran.." cowok itu terkekeh melihat wajah kaku dara

"oh, oke.." gadis itu menoleh pada Maya, memberi kode asisten nya untuk memulai pembasahan mengenai proyek yang akan mereka buat dalam beberapa bulan ke depan

....

setelah urusan nya selesai dara memilih untuk pamit lebih dulu, karna sejujurnya ia merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan Ferdi terhadap nya

ntah lah, mata lelaki itu seakan tidak lepas sedetik pun dari dara. Seperti hewan buas yang tidak ingin kehilanganan mangsa nya

membuat dara merasa risih, namun tidak mungkin dia mengatakan nya secara langsung bukan?

jadi ia memilih untuk mempercepat urusan nya agar bisa segera pergi dari sana.

....

Deb

Deb

Dara memasuki mobil di ikuti Maya di kursi penumpang di samping nya, ia menghela nafas lega untuk sejenak sebelum menjalan kan mobil kembali ke perusahaan nya.

"Bu.." dara menoleh saat Maya memanggil nya

"kenapa?" sahut nya lalu kembali fokus ke jalanan

"cowok tadi kaya aneh gak sih Bu? Ibu ngerasa ngga?" dara terdiam mendengar pertanyaan Maya. Ternyata bukan hanya diri nya saja yang merasa seperti itu, asisten nya pun merasakan hal yang sama

"ngga ah, perasaan kamu aja kali may.." dara berusaha biasa saja, ia tidak ingin berfikir negatif terhadap orang lain, apalagi dia baru pertama kali bertemu dengan orang itu

"apa iya.." Maya kembali diam tidak ingin mengganggu konsentrasi atasan nya yang sedang menyetir

..........

"cari tau siapa pemilik mobil ini, sudah seminggu saya liat dia berkeliaran di dekat Zenith group, saya ingin dapat informasi secepatnya"

"baik pak" ucap dito sebelum keluar dari ruangan bos nya

Davian melonggar kan dasi yang serasa mencekik leher nya, Dengan kepala yang terus berfikir, secepat mungkin dia harus menikahi dara, agar bisa menjaga gadis itu dari dekat.

Davian tahu semua yang sedang dara alami, dari kiriman bunga dan berbagai hadiah dan juga teror yang masuk ke ponsel nya.

memang bukan teror yang seperti mengancam, namun tetap saja cukup membuat nya khawatir.

Davian berharap dara akan menceritakan semua itu padanya, namun sampai saat ini dara tidak pernah mengatakan apapun pada lelaki itu, membuat Davian mau tidak mau harus turun tangan tanpa sepengetahuan dara

...........

klik

Dara membuka kunci pintu rumah nya sebelum masuk, hari ini ia pulang sendiri karna Raffi kembali ingin menginap di rumah Rama.

ceklek

setelah menutup pintu ia berjalan menaiki tangga menuju kamar nya, rasanya lelah sekali, namun ia tetap harus membersihkan tubuh nya sebelum beristirahat

Ting tong

suara bel berbunyi saat ia baru akan sampai di depan pintu kamar nya.

"Ck! bertamu liat waktu anjir!" Dara berjalan gontai kembali menuju pintu utama karna bel tak kunjung berhenti

"sabar elah!"

ceklek

"lama banget sih!"

dara mengernyit saat mendapati Davian berdiri di depan rumah nya

"Lo ngapain kesini? Salah jalan apa gimana Lo?" dara melihat Kedua tangan di depan dada menatap sengit cowok itu

"salah kamar" celetuk nya menerobos masuk ke dalam rumah dara

"gue mau nginep sini" Davian mendudukkan dirinya tanpa di suruh, sangat tidak tau diri bukan

"nggak! pulang Sono!" dara menarik Davian yang sudah berganti posisi menjadi tiduran di atas sofa

"anggep aja gua gantiin Raffi.." Davian tersenyum saat dara menyerah karna tidak mampu menarik tubuhnya

"serah Lo!" sentak dara berjalan cepat menuju kamar nya

Davian menatap nanar Punggung dara yang sudah menghilang di balik pintu

setidak nya ia bisa menjaga dara untuk malam ini, ia berharap semoga ini semua hanya ke khawatiran nya saja

Dan semoga gadis itu akan selalu baik baik saja di manapun dia berada

.....

ceklek

"Lo ngapain masuk kamar gue? Sopankah begitu?" dara keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri nya, dara pikir Davian sudah pergi, tapi ternyata cowok itu malah disini, di kamar nya

"emang gaboleh ya? Masuk kamar calon istri sendiri?" tanya Davian dengan senyum tengil nya

"jangan ngimpi Lo!" dara berjalan mendekati ranjang, saat ini dia sudah tidak ada tenaga untuk menghadapi Davian

maka dari itu dia berusaha tidak mempedulikan nya, terserah Davian saja mau berbuat apa asal tidak mengganggu nya

grepp

"A~" dara memekik saat Davian menarik pinggang gadis itu dan ikut menjatuhkan diri nya di ranjang

"monyet Lo!" dara berusaha melepas kan diri dari pelukan cowok itu

"sstttt... Ini mulut minta di cipok apa gimana? Kasar banget.."

Deg

Deg

Deg

Dara merasakan jantung nya berdetak lebih cepat, saat Davian mengikis jarak di antara mereka.

Nafas hangat menerpa wajah nya, wangi mint yang menenangkan, membuat dara terbungkam seakan ikut menikmati nya.

........