Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuai Kesepakatan Awal
Hari sudah malam, Angga keluar dari kamar nya sambil mengedarkan pandangan mencari sosok sang istri. Namun, yang dicari tak dijumpai nya baik di ruang keluarga atau pun juga di dapur.
Angga terlihat gelisah dan berjalan mondar-mandir, "kenapa dia belum keluar juga? Apa dia enggak lapar? Atau jangan-jangan, dia kenapa-napa lagi?" Gumam Angga, wajah nya nampak mulai panik.
Terdengar pintu dibuka dari luar, "dik," panggil seseorang yang langsung masuk, nampak Shinta berjalan menuju ruang keluarga bersama Aditya yang mengekor di belakang nya.
"Kak Shinta? Kok, bisa barengan sama Ditya?" Tanya Angga, sambil mengedarkan pandangan nya ke pintu mencari seseorang, "bang Rama enggak ikut?" Lanjut nya menyelidik.
"Bang Rama ada seminar, Dea sama oma nya di ajak ke Bandung. Ya udah, kakak mau nginep sini aja," jawab Shinta sambil duduk di sofa.
Aditya dan Angga pun ikut duduk.
"Nginep?" Angga terkejut.
"Yaelah,, biasa aja kali ekspresi nya? Ntar lepas tuh mata!" Timpal Aditya, melihat sahabat nya yang membulatkan mata karena terkejut.
"Iya nih, gak biasa nya.." gerutu sang kakak, "biasa nya kalau bang Rama keluar kota juga kakak nginep sini kan?" Selidik sang kakak. "Oh ya, dimana adik ipar?" Tanya Shinta menatap adik bungsu nya.
"Ada kok, di dalam kamar," jawab Angga nampak ragu.
Shinta segera bangkit, dan berjalan menuju kamar Angga.
"Kakak mau ngapain?" Tanya Angga khawatir dan langsung mengejar sang kakak.
"Kenapa dik, kakak cuma mau manggil adik ipar,,, untuk makan bareng, kalian belum makan malam kan?" Shinta nampak bingung.
Aditya yang menyaksikan hal tersebut hanya menggelengkan kepala, "dasar laki-laki bodoh! Punya istri masih muda dan cantik.. malah di anggurin!" Gerutu Aditya dalam hati.
"Emm,, Didi tadi bilang, mau istirahat sebentar di kamar itu," balas Angga ragu-ragu, sambil menunjuk kamar yang ditempati istri nya.
Shinta mengernyit, "kalian pisah kamar?!" Tanya sang kakak yang nampak sangat terkejut dan langsung menuju kamar yang ditunjuk sang adik.
"Bu,, bukan kak, jangan salah paham. Kami baik-baik saja, Didi cuma pengin tiduran bentar di kamar lain... karena kalau di kamar kami, pasti aku gangguin kak?" Kilah nya, mencari alasan.
Shinta menyipitkan pandangan nya, "kakak harus pasti kan sendiri," ucap Shinta sambil meneruskan langkah nya.
"Dik,, adik ipar,, ini kakak," panggil Shinta seraya mengetuk pintu kamar yang ditempati Diandra.
Tak berapa lama, pintu pun dibuka dari dalam. Nampak wajah Diandra melongok keluar, sedangkan tubuh nya bersembunyi di balik pintu.
"Kak Shinta, kapan datang kak? Maaf, Didi baru selesai mandi," ucap nya masih dengan menyembunyikan tubuh indah nya yang hanya terbalut handuk.
Shinta menerobos masuk kedalam, yang diikuti oleh Angga.
"Kak, jangan masuk. Didi belum berpakaian..." Seru Didi yang terkejut, melihat suami nya ikut masuk.
Angga yang baru menyadari pun tak kalah terkejut dan langsung membuang pandangan nya, dan hendak segera berlalu keluar dari kamar yang ditempati Diandra.
"Tunggu!" Seru sang kakak sambil menarik tangan Angga, Shinta merasa ada yang disembunyikan oleh adik nya.
"Kenapa adik ipar mandi nya di sini?" Selidik Shinta menatap Diandra.
"Emm,, tadi ngantri nya lama kak, kak Angga mandi enggak selesai selesai,,, ya udah, Didi mandi di sini," balas Diandra mencoba mencari alasan.
Shinta berjalan kearah almari pakaian, dan membuka nya. Matanya membulat sempurna, melihat almari tersebut hampir terisi penuh pakaian Diandra. "Apa kalian bisa jelasin semua ini sama kakak?" Tanya Shinta menuntut jawab.
"Kak Shinta, ini tidak seperti yang kakak pikirkan... ya kan kak Angga sayang?" Diandra melirik mesra sang suami dan mendekati suami dingin nya, dan kemudian menarik kedua tangan sang suami dan melingkarkan di perut ramping nya. "Didi memilih untuk melakukan aktifitas Didi di kamar ini, biar lebih cepat aja dan gak perlu saling menunggu. Apalagi kalau mandi basah seperti ini kan butuh waktu lama kak.." lanjut nya meyakinkan, sambil memainkan rambut nya yang masih basah.
Angga hanya menurut saja dengan permainan Diandra, dari pada sang kakak curiga dan mengetahui tentang rumah tangga nya yang sebenar nya. Angga meletakkan dagu nya di pundak sang istri, aroma wangi sabun dan shampoo dari tubuh Diandra menguar tercium oleh indera penciuman Angga.
Kembali pria dewasa yang masih belum bisa membuka hati seutuh nya untuk wanita itu susah payah menelan saliva, jantung nya mulai tak beraturan.
Sedangkan Diandra, juga menahan diri nya agar tidak menggoda sang suami. Meski sebenar nya, dia akan merasa puas jika bisa menggoda suami dingin nya.
"Ya udah, kakak keluar.. kalian lanjut kan saja yang belum selesai," ucap Shinta, sengaja memberi ruang kepada kedua nya untuk bersenang-senang, sambil berjalan menuju pintu.
"Kami sudah selesai kok kak," tukas Angga cepat, dan segera melepaskan tangan nya yang melingkar di perut sang istri hendak ikut keluar.
Shinta membalikkan tubuh nya, "kalau istri ganti baju itu di tungguin, kali aja dia butuh bantuan," ucap Shinta dan kemudian keluar sambil menutup pintu dengan cepat.
Angga terdiam di tempat nya, dia bingung harus bagaimana?
Sedangkan Diandra tersenyum lebar, dan kemudian melangkah menuju almari pakaian untuk mengambil baju ganti. "Sambil duduk aja kak, Didi akan ganti di kamar mandi," ucap nya sambil berjalan ke kamar mandi.
Angga menghela nafas lega, dan kemudian menuju ranjang untuk duduk.
Tak berapa lama, Diandra sudah keluar dari kamar mandi. Dia terlihat lebih segar dengan dress santai berwarna terang yang cukup sopan, sepanjang lutut dan agak longgar.
Diandra duduk di depan cermin rias, mengoles cream malam di wajah nya dan memberi sedikit pewarna di bibir nya dengan warna yang lembut.
Angga mencuri-curi pandang, sejak istri nya itu keluar dari kamar mandi.
"Didi udah selesai kak, mau keluar sekarang?" Tanya Diandra sambil duduk di samping suami nya.
"Seperti nya ada yang perlu kita bicarakan," ucap Angga sambil menunduk, dia menghembus kasar nafas nya seakan ingin membuang beban berat di pundak nya.
"Tentang?" Tanya Diandra.
"Hubungan kita," jawab Angga menatap istri nya.
Sejenak suasana di kamar itu hening, tak ada yang bersuara. Detak jantung kedua nya tak beraturan,,
Diandra yang memang sudah bisa menerima Angga sebagai suami nya, mengakui bahwa dia mulai mengharap lebih pada suami nya itu. Dia ingin di sayang, ingin di sentuh dan diperlakukan layak nya seorang istri. Tapi dia tahu, dia harus bersabar dan berjuang.. yang entah sampai kapan dia harus menanti, waktu itu tiba?
Sedangkan Angga, masih bingung dengan hati nya sendiri. Dia pun mengakui, bahwa istri nya wanita yang baik dan juga cantik, seringkali dia juga harus menahan diri agar tidak tergoda dengan istri nya itu... namun dia juga ragu, sampai kapan diri nya mampu untuk bertahan dari godaan sang istri?
Keduanya saling pandang, hingga beberapa saat lama nya.
"Di, aku pria normal yang bisa saja tergoda dan melakukan hal yang lebih jauh dengan mu. Kamu pasti nya tidak mau kan,, kalau sampai aku melakukan hubungan itu bersama mu sedangkan hatiku belum bisa menerima kehadiran mu?" Angga menatap dalam netra kecoklatan milik sang istri.
Diandra terdiam,,
"Kamu wanita yang baik Di,, aku takut akan melukai perasaan mu nanti nya." Angga mendesah kasar... "Biar kan untuk sementara waktu, kita tetap seperti ini sesuai kesepakatan awal," lanjut nya, dan kemudian Angga beranjak dan segera keluar dari kamar.
Sedangkan Diandra masih terdiam di tempat nya.
semangaaat ye ye ye🥳
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..