Serpihan Luka Rosana

Rosana meletakan jantung Diki di hadapan nya Vegas yang memang sedang menunggu diri nya, Vegas juga penasaran apa kah wanita ini mampu untuk melakukan tugas pertama nya. berdebar juga hati Vegas karena ini hal yang sangat berbahaya, terlebih bila jiwa lemah maka sudah pasti tidak akan sanggup melakukan pembunuhan ini.

Padahal biasa nya pembunuh baru akan di dampingi oleh pembunuh mahir, mereka akan di suruh melihat dulu bagai mana cara nya memainkan senjata di atas tubuh langsung agar mengenai titik vital yang sangat fatal, karena bila tidak langsung kena di sana maka akan jadi masalah karena korban masih bisa kabur.

Kalau pun ingin menyiksa nya dulu maka lebih baik memutus urat tendon agar korban tidak bisa melarikan diri dari mereka, sebenar nya semua sudah di ajari saat di tempat pelatihan. hanya saja kadang kala mereka gemetar saat berhadapan langsung dengan para korban nya, sehingga gagal lah acara pembunuhan yang di sponsori uang juga ini.

Untung nya Rosana mampu melakukan itu seorang diri, entah karena semua pelajaran masuk kedalam otak nya. atau memang dia memiliki dendam yang kuat sehingga bisa saja langsung membunuh tanpa pikir panjang, tidak sia sia Vegas membawa nya dan membuat dendam yang Rosana punya kian besar dalam dada.

Sekarang jantung yang penuh dengan darah itu sudah ada di hadapan Vegas, tanda bahwa Rosana memang berhasil membunuh pria yang di pilih nya. Vegas masih tidak tau ini jantung milik siapa, sebab Rosana tidak bilang saat mau pergi tadi mau membunuh siapa duluan dan Vegas juga sama sekali tidak bertanya.

"Siapa yang kamu pilih?" Vegas menatap Rosana sembari menghisap rokok nya.

"Mantan kekasih ku." jawab Rosana tak ingin merahasiakan nya.

"Hemmm." Vegas sebenar nya agak kaget karena yang di pilih malah mantan kekasih nya.

"Dia yang membuat ku jatuh dalam jurang ini, andai dia tidak selingkuh maka ku tak akan di perkosa Andri." Rosana menjawab mantap.

Sebab Rosana berpikir tak akan ada guna nya juga merahasiakan pada Vegas, pasti nya pria ini sudah tau semua nya. hanya saja masih pura pura bertanya sehingga bisa tau bagai mana sikap anak buah nya, entah itu jujur atau berbohong saat di tanya.

"Kau mengambil jantung nya untuk ku?" Vegas mengambil jantung Diki.

"Hanya sebagai bukti saja, bukan kah saat itu Tuan ingin bukti." jawab Rosana mantap.

"Bagus! ayo ikut aku sekarang." ajak Vegas bangkit berjalan duluan.

"Baik, Tuan." Rosana mengekori Vegas saja.

"Bawa jantung itu juga." Vegas menoleh pada Rosana yang nampak letih.

Bagai mana mungkin dia tidak letih karena baru saja menghilangkan nyawa orang, bahkan kalau di turuti rasa nya dia mau bersebunyi di bawah selimut saja agar tidak melihat orang lain. namun tidak bisa karena sekarang malah di ajak kemana oleh Tuan nya, Rosana juga tidak tau ini mau di ajak kemana.

Selama dua bulan di sini dia sama sekali tidak pernah memasuki daerah sini, sebab Rosana hanya di bagian latihan saja dan tidak ada sama sekali memasuki kawasan sini. takut bila sampai salah jalan dan malah dapat hukuman pula, maka nya cuma stay tempat latihan dan juga kamar tidur saja.

"Aaaahhhh!" Rosana berteriak kencang dan malah loncat kepundak nya Vegas sangking takut nya melihat gerombolan macan dan pintu di buka lebar pula.

"Rosana!" Lim kaget karena wanita ini minta gendong Tuan nya.

"A-aku...ah maafkan aku, Tuan!" Rosana yang di tegur Lim langsung turun ketakutan.

Vegas tercengang karena tadi tidak sengaja punggung nya kena tempel benda yang sangat kenyal sekali, seumur hidup tidak pernah merasakan benda itu. walau hanya sekilas namun sangat membuat Vegas merinding sekali, maka nya jadi terdiam sesaat.

"Kau jangan kelewatan!" Zoya menggeram pada Rosana.

"Maaf, Kak." Rosana menunduk takut karena memang kurang ajar tadi.

"Sudah!" Vegas menghentikan suasana yang sangat canggung itu.

"Sekali lagi maafkan saya, Tuan." Rosana membungkuk hormat.

"Berikan jantung ini pada yang paling besar itu." titah Vegas pada Rosana.

"APA?!"

Zoya dan Vegas serta Lim sampai menutup telinga karena sangking nyaring nya suara Rosana, yang sadar suara nya besar langsung tutup mulut. Zoya mendelik pada Rosana karena sudah dua kali pula dia melakukan kesalahan, yang di pandang langsung menunduk ketakutan.

"Baik, akan saya berikan pada nya." Rosana berjalan selangkah dua langkah.

"Kenapa berjalan mu begitu? ap perlu kau ku lempar kan kesana agar cepat sampai!" sinis Vegas karena Rosana berjalan seperti rayap.

"Ini macam, astaga ini macam!" batin Rosana sampai keringat dingin.

Dari pada di lemparkan oleh Tuan nya dan sudah pasti para macan itu akan menangkap diri nya, daging akan di robek robek habis oleh kuku mereka yang sangat tajam. membayangkan itu saja sudah membuat Rosana keringat dingin, punggung bagaikan di tempeli oleh es batu.

"Ku mohon, Tuan! aku tidak sanggup mau kesana, tolong jangan menyuruh ku." Rosana malah memeluk kaki Vegas.

"Heh!" Zoya dan Lim kompak mengeluarkan suara.

"Tolong kasihani jiwa yang malang ini, Tuan!" Rosana tidak peduli dan terus menempel di kaki Vegas.

"Lepaskan Tuan Vegas, Rosana!" Zoya berusaha menarik.

"Aku tidak berani mau kesana, Kak! ku mohon biarkan aku memohon pada dia, tidak apa apa aku membersihkan seluruh rumah ini asal kan jangan kandang macan." Rosana menangis bagaikan anak kecil yang minta permen.

Srooot

Bahkan tanpa malu menyedot ingus nya dan mengusap sedikit di celana Vegas, Zoya dan Lima sudah berusaha untuk memisahkan Rosana dengan kaki nya Vegas, namun tidak bisa karena Rosana memeluk erat.

"Tuan tolong lah, Huhuhuuuu...

"Lepaskan, Rosana!" Zoya mulai kesal sekarang karena takut pula di hukum.

"Ih jorok nya kau!" Vegas juga mengibas kan Rosana yang seperti koala yang melekat sempurna di kaki nya.

"Akan ku cuci celana mu, Tuan! tolong katakan lah bahwa aku tidak harus kesana." Rosana tetap memeluk erat.

Sedangkan Vegas kembali merinding karena benda kenyal juga menempel pada kaki nya, bahkan rasa nya tergeser geser karena Rosana yang terus meronta ronta dan Zoya yang berusaha menarik nya. bahkan kelembutan benda itu melebihi kapas, jadi penasaran juga Vegas ingin menyentuh nya.

"Lepaskan aku! Lim yang akan memberikan jantung ini." akhir nya Vegas angkat suara karena tidak tahan dengan gesekan nya.

Rosana mengendorkan pelukan dia dari kaki nya Vegas, bahkan tanpa malu juga mengusap air mata yang berdetai derai membasahi pipi hingga sampai keleher juga sangking takut nya tadi pada para macan.