Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 14 - Apa Aku Yang Salah
Awalnya Aruni benar-benar merasa bingung ketika melihat sang anak datang bersama dengan Gio, lalu lambat laun rasa bingung itu berubah jadi marah.
Aruni reflek berjalan mendekat, keluar dari tempat berlindungnya dan kini berada tepat di bawah terik matahari.
Panas yang menerpa tubuhnya tidak dia perdulikan, sebab hati ini terasa lebih panas dibandingkan sinar matahari tersebut.
Bagaimana bisa Adrian berada dalam satu mobil bersama dengan orang asing?
Bagaimana jika orang itu memiliki niat buruk? Kenapa Adrian tidak berpikir panjang.
"Adrian!" panggil Aruni dengan suara yang langsung lantang. Tatapannya nampak jelas jika dia merasa tak senang.
Aruni bahkan menatap tajam ke arah Gio, bagaimana bisa pria itu melibatkan Adrian di antara mereka berdua?
Aruni tidak terima tentang hal ini, Adrian sedikit pun tidak ada hubungannya dengan mereka.
Dan dipanggil dengan nada dingin, Adrian langsung mendekati ibunya. Sudah dia duga bahwa yang akan menyambutnya pertama kali adalah kemarahan sang ibu.
"Bu."
"Ayo kita pergi sekarang," balas Aruni, tak ingin menganggap keberadaan Gio ada.
Tapi pria yang tidak dia anggap itu tiba-tiba memanggil namanya.
"Aruni," panggil Gio.
Kepala Aruni rasanya ingin pecah mendengar panggilan tersebut, Ada Adrian di sini membuatnya tak bisa leluasa untuk bergerak, untuk menunjukkan ketidaksukaannya atas keberadaan Gio.
Sungguh, Aruni tak ingin mereka saling terlibat lagi.
Kenapa Gio tidak paham?
"Bisakah kita bicara lebih dulu?" tanya Gio setelah dia berdiri tepat di hadapan Aruni.
"Maaf, aku sedang sibuk sekali. Terima kasih sudah mengantarkan anakku kemari," jawab Aruni, dia berucap terima kasih meski tidak tahu bagaimana pertemuan yang tercipta di antara Adrian dan Gio. Namun kata terima kasih itu sama saja dengan selamat tinggal.
Aruni juga mendadak enggan menyebut nama Gionino dalam ucapannya, juga menyebut Adrian sebagai 'anakku' untuk mempertegas bahwa Gio tak punya hak atas Adrian.
Kalimatnya hanya sederhana, namun Aruni memiliki banyak maksud.
"Aku sudah tau semua Aruni, sekarang kamu dan Adrian tidak punya rumah sebagai tempat pulang."
"Apa Adrian yang memberitahu mu?"
"Tidak, aku tau sendiri," jawab Gio tegas.
Berada diantara pembicaraan sengit ini Adrian jadi hanya mampu terdiam, dia bahkan menunduk di belakang sang ibu. Tak ingin sedikitpun buka suara dan memperkeruh keadaan.
"Aku tahu kamu akan menolak apapun bantuan ku, tapi pikirkan tentang Adrian juga Runi. Jangan buat dia menderita sama seperti hidupmu," kata Gio.
Terpaksa dia bicara menyakitkan seperti ini, semata-mata hanya ingin membuka pikiran Aruni. Keadaannya tidak memungkinkan untuk hidup mandiri, apa salahnya menerima bantuan dari dia?
Gio juga tak habis pikir, di antara mereka berdua yang berkhianat adalah Aruni. Tapi kenapa sekarang seolah Aruni yang lebih marah padanya?
Mungkinkah ada sesuatu yang tidak Gio ketahui tentang masa lalu mereka?
Mungkinkah Aruni pergi karena ada salah yang tak dia sadari?
Penolakan Aruni membuatnya berpikir jauh.
Dan ucapan Gionino tersebut berhasil menusuk jantung Aruni tepat di bagian inti. Sebab perpisahannya dengan sang suami membuat Adrian yang paling terluka.
Adrian harus mengikuti penderitaannya.
Aruni ingin menepis ucapan Gionino tersebut, namun dia tak mampu. Di hadapan Gionino, Aruni benar-benar merasa kecil.
"Demi Adrian, Runi. Aku mohon kali ini saja, turunkan ego mu," pinta Gio.
Adrian benar-benar merasa tidak enak hati ketika mendengar ucapan tuan Gio tersebut, tuan Gio yang hendak membantu mereka tapi tuan Gio pula yang memohon.
Tapi Adrian tidak tahu, bahwa begitu berat bagi Aruni untuk menerima bantuan dari pria di hadapan mereka.
Keluarga Abraham adalah satu-satunya keluarga yang paling Aruni hindari di dunia ini. Kedua orang tua Gio lah yang membuatnya terjebak dalam pernikahannya dengan Hendra. Menghancurkan masa depan yang telah dia susun dengan baik.
Dan bodohnya dulu, Gio hanya tahu caranya menyalahkan, tak tahu jika Aruni adalah yang paling terluka.
"Aku masih mampu melindungi anakku, aku mohon jangan ganggu kami lagi," jawab Aruni.
"Bu_"
"Adrian, ayo kita pergi," ucap Aruni, sampai menghentikan ucapan sang anak.
Melihat Aruni yang hendak berlalu, Gio reflek menyentuh pergelangan tangan kanan Aruni, coba menahan kepergiannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu? apa aku yang salah?" tanya Gio.
lagi dong...
semoga gio mengikuti andrian td saat keluar rmh🤲