Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan mimpi
Ruby membuka mata dari tidurnya ketika waktu menujukan jam 6 pagi, ia merasakan mimpi yang cukup aneh tadi malam. Ia bermimpi Lucas datang kerumahnya dan ia menangis di pelukan Lucas yang entah kenapa terasa sangat nyata. Ruby mengusap matanya sembari pijatan pada pangkal hidung. Ruby merasa sangat pusing sekarang.
"Anjir gw mimpi gak jelas banget, terus ngapain gw tidur di sofa. Ck" Ruby mulai bangun dari tidurnya dan masi memindai bingung dengan dirinya yang bisa tidur di sofa.
Ruby duduk di sofa bingung sambil memijat pelipisnya, didalam otaknya masi mencerna kenapa ia bisa tidur di sofa ruang tamu. Sampai Akhirnya mata ruby tertuju pada jas hitam di sampingnya yang ia tidak tahu itu punya siapa.
" Ini jas punya siapa, kak Doni gak mungkin kerja pake jas." Katanya memegang jas itu dengan ujung jarinya. " Eh ini...." ucapannya terhenti matanya membulat sempurna dengan mulut yang menganga melihat jas yang tidak asing baginya Ia mengenali jas ini dan ia yakin jas ini milik pria yang ia tidak mau ingat lagi.
" Ini jas punya kak Lucas kan. Ini beneran jas punya kak Lucas kan " matanya masi terbelalak tidak percaya menatap jas yang ia pegang Ruby jelas masi shock bahkan otak kecilnya masi mencerna apakah ini nyata atau tidak.
Plakk
" Auhhh......
tamparan keras yang sengaja Ruby daratkan di pipinya sendiri untuk memeriksa apakah ini nyata atau tidak. Rasa sakit yang menjalar di pipinya membuat ia tersadar ini benar benar bukan mimpi, Lucas benar benar datang kerumahnya dan meminta maaf kepadanya.
" Jadi kak Lucas beneran datang dan meminta maaf. Anjir ngapain si tu orang datang tadi malam. Gw gak di apa apain kan, baju gw masi utuh kan." ujar Ruby langsung berdiri memutar memindai pakainya apakah masi lengkap atau tidak.
Ceklekkkk
" Byy, kamu lagi ngapain?"
Mendengar suara kenop pintu yang terbuka dan suara yang ia yakini kakaknya yang sudah datang dari shift malam, membuat ia berhenti dan menghampiri sang kakak. " Hehehe olahraga kak" ujar Ruby dengan tersenyum malu.
Sett
Kepala Ruby tiba tiba di tarik oleh sang kakak. doni langsung menatap wajah adiknya lekat lekat dan membuat Ruby bingung di buatnya. " Kenapa si kak lepasin." Ruby menepis tangan kakanya yang memegang kepalanya tampa izin.
" Kamu habis nangis ya? Mata kamu bengkak banget. Kamu kenapa byy? " tanya doni masi menatap wajah Ruby yang terlihat sembab.
" Ehmm....Anu.. Ehhh iya aku nangis tadi malam kan banyak geluduk dan kakak gak ada di rumah. Aku takut tau kak, ck" Ruby mendengus kesal sambil bersilang dada menatap marah pada sang kakak, walaupun kata katanya tidak semuanya benar karena ia juga menangis karena kedatangan Lucas tadi malam.
" Emang iya ada gluduk, aku gak tau. Di pabrik bahkan cuma gerimis tadi malam. Yaudah maafin kakak ya"
" Ada banyak banget sampai aku takut sendiri. Yaudah aku mandi ya kak " Ruby melangkah pergi dengan membawa jas yang tergeletak di sofa. Dengan langkah terburu buru ia pergi menuju kamarnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam kendiaman rumah Erlangga yang luas dengan gaya eropa kelasik, Lucas baru saja sampai. Ia baru balik dari rumah Ruby ketika jam 3 pagi dan memutuskan pulang kerumah orang tuanya dari pada apartment miliknya sendiri. ia benar benar merasa lelah dan mengantuk dengan apa yang terjadi malam ini.
" Menenagkan cewek nangis itu ternyata lebih susah dari pada ngadepin klien " gumam Lucas melangkah pergi menuju kamarnya.
dengan langkah yang berat ia memutar handel pintu dan berniat masuk kedalam kamarnya, tapi baru juga melangkah ia sudah di panggil oleh seseorang yang tidak lain dan tidak bukan penguasa rumah ini.
" Kamu habis kemana Lucas pagi pagi begini baru pulang " pangil Diana ibu dari Lucas, ia baru saja pulang dari luar negri sore tadi.
" Aku habis_____
Belum juga selesai bicara Diana langsung memotong pembicaraan Lucas sambil menatap tajam pada anaknya yang masi berdiri di ambang pintu kamarnya sendiri. "Kamu pasti habis mabok kan, liat aja matamu merah gitu. Berapa kali mama bilang Cas, jangan pernah mabuk itu gak baik buat tubuh mu. Mama udah capek ngadepin kamu apa lagi setelah kamu membuat perusahaan sendiri, kamu makin jauh dengan mama dan lebih memilih menghabiskan waktu mu di perusahaan. Kamu coba cari cewek agar kamu bisa nikah dan beri mama cucu_____
" Mama pikir cari cewek tu gampang, kenapa di otak mama tu isinya menikah dan cucu terus. Lucas capek ma____
" Umur kamu udah 28 cas mau kepala tiga kapan kamu mau______
Brakkkk
Lucas memilih masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan ibunya yang sedang mengoceh gak jelas. ia sangat kesal dengan ibunya, ia berniat datang kesini untuk istirahat agar lebih tenang tapi apa. Ia malah mendapat amarah dan omelan gak jelas dari ibunya.
" Harusnya tadi gw balik ke apartemen sendiri aja ck." Katanya menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk yang sudah dari tadi ia rindukan.
Ia tertidur dan tidak memperdulikan ocehan dari orang tuanya yang masih marah marah dari balik pintu sana. Ia tertidur dengan sangat pulas sambil menutup kepalanya dengan bantal.
...----------------...
Di pagi hari di kediaman rumah Erlangga mereka sedang menikmati makanan dengan lahap dengan hanya tiga orang di antaranya Ayam, ibu dan juga Ares tidak dengan Lucas yang sepertinya masi asik didalam kamar sambil tertidur.
Kedua orang tua Lucas baru sampai dari luar negeri setelah melakukan perjalanan bisnis, Toni dan Diana nama orang tua dari Lucas dan Ares masi terlihat fokus menyantap hidangan yang ada di depan meja makan dengan sangat lahap sambil sesekali mengobrol.
" Pah, apa kita jodohkan aja Lucas dengan cewek lain. Mama takut dengan Lucas yang bahkan tidak melirik cewek sama sekali dan hanya main di bar bersama para pelacur itu pah" ujar diana di sela sela makanya menatap sang suami yang sedang fokus makan.
" Tapi kalo Lucas tetap gak mau kita bisa apa ma, lagian nanti juga dia bakal menikah kalo dia menemukan cewek tipe idealnya." ujar toni di sela sela makanya
" Ck, papah tu gak ngurusin anak sendiri apa gimana si. Mama takut sama Lucas tapi papah keliatannya tenang tenang aja. Terus sampai kapan kita harus menunggu pah"
" Tapi mama liat sendiri, udah berapa kali mama jodohkan dia dengan cewek yang mama bawah. Dia tetep gak mau ma, udah biarkan saja dia yang penting dia bisa jaga diri dan masi sehat"
" Res, bujuk kakak kamu buat nikah. Atau gak kamu Carikan cewek yang cantik buat kakak kamu res. Mama kasian Lia dia ngejomblo mulu. Lagian mama mau gendong cucu res" Diana menatap Ares yang ada di hadapan dengan tatapan penuh harap pada anak bontotnya itu.
Bukanya menjawab ucapan ibunya ares lebih memilih menyudahi makanya dan berniat pergi berangkat sekolah. Ia sangat bosan dengan omongan orang tuanya yang selalu menyuruhnya untuk membujuk Kakanya agar segera menikah. " Aku berangkat dulu ma, pah. " ujar Ares melangkah pergi meninggalkan meja makan sambil menenteng tasnya.
" Res, kok malah pergi si ck"
" Dia juga Bosen ma, lagian mama tiap hari ngomong kayak gitu terus gak ada bosen bosenya apa."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dikediaman rumah Ruby, Ares terlihat sudah berada di teras depan rumah Ruby. Ia menunggu sang kekasih yang sedari tadi belum menampakkan dirinya keluar dari kediamannya. Ia duduk di atas motor sambil sesekali mengetuk ngetuk tangki motor menunggu Ruby keluar dari rumah. Sampai Akhirnya Ruby keluar berjalan kearahnya dengan mengenakan kacamata hitam yang membuat Ares tertawa.
" Bwaaaahhhh, kamu kenapa yank. Lagi cosplay jadi penari sintren atau jadi orang buta kok kacamatan gitu." Ares tertawa terbahak bahak melihat sang kekasih yang keluar dengan memakai kacamata hitam padahal hari masih pagi dan mendung.
" Hussss diem, mata aku bengkak yank. Ni liat kalo gak percaya." Ruby membuka kaca matanya memperlihatkan matanya yang masi sembab padahal udah di kompres pake es batu.
Ares sepontan memegang kepala Ruby menatap wajah ayu sang kekasih yang terlihat sembab, ia jelas paham kalo matanya bengkak akibat menangis bukan karena di gigit serangga atau bintitan. Ia kemudian mulai mencium mata bengkak ruby dengan lembut dan membelai ujung ekor matanya.
"Kamu habis nangis hemm, kamu nangisin apa sayang. Siapa yang berani nyakitin wanita secantik kamu." ujar Ares dengan suara lembut membelai rambut panjang Ruby sambil sesekali mengusap pipi mulus sang kekasih.
" Gak papa ini cuma_____
" Aku ini pacar kamu yank, jangan bilang gak papa terus. Kalo kamu kayak gitu buat apa kamu punya pacar. Punya pacar tu di pake yank di manfaatin, jangan cuman di anggurin" potong Ares dengan sedikit menaikan nadanya, ia heran dengan Ruby yang selalu sok mandiri padahal ada dirinya.
" Tadi malam banyak geluduk yank, aku takut dan kak doni gak ada di rumah mangkanya aku nangis dan jadi sembab kayak gini "
" Kenapa kamu gak bilang yank, kan aku bisa kesini tadi malam buat nemenin kamu. Aku kan udah bilang berkali kali sama kamu punya pacar tu di pake_______
Pukkkk
Ruby membungkam mulut Ares dengan satu tangannya, Agar diam dan ia langsung menaiki motor Ares " ayok kita berangkat dan gak usah banyak omong." Ruby memeluk pinggang Ares dan menyuruhnya untuk jalan.
" Ck, pagi pagi udah galak aja, yaudah pegangan yang erat." Ares memutar kunci motornya, memutar gasnya melajukan motornya keluar dari kediaman ruby.