NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SENA MURUNG

Dan kini jadilah sudah makanan lezat nan harum wanginya siap untuk di santap bersama.

"Tara... Makanan siap"

Ucap Lia bersemangat membawa semangkuk sup ayam hangat ke meja makan.

"Waah... Pasti enak dan lezat nih"

"Pasti dong siapa dulu yang masak"

"Emang siapa?"

Tanya Farrel kepada Lia juga Anita.

"Siapa yah... Cobain saja dulu, kasih rating nanti kita kasih tahu ini masakan siapa?"

Seno dan Farrel hanya tersenyum-senyum mendengar ucapan Anita.

"Aku sih tahu yang mana masakan Anita dan yang mana bukan masakan Anita"

"Ah masa.."

Ucap Lia dengan ketus kepada Seno.

"Ya iyalah, kan calon istri jadi tahu dong masakannya"

Anita hanya tersenyum mendengar ucapan Seno.

"Ya sudah ayo di makan, Sena Sayang mau pakai lauk apa?"

"Apa saja Mah"

Sena terlihat tak berselera untuk makan, Seno yang melihat sikap Sena kini bertanya,

"Sena sayang, kenapa.. Sena gak suka ya sama lauknya"

"Gak kok Pah, Sena cuma bingung besok Sena bagaimana ya di kelas"

Anita pun kini ikut bersedih melihat putrinya menjadi murung karena di jauhi oleh teman-temannya, Seno tak mengerti ucapan Sena Dia pun bertanya,

"Memang di kelas Sena kenapa, ada apa Sayang?"

Dan dengan polosnya Sena menceritakan semua kejadian sewaktu di sekolah hingga gosip tentang ibunya pun Ia ceritakan.

"Apa... Tania melakukan itu"

Seno tak menyangka jika Tania bisa melakukan hal menjijikan itu.

"Sudah Seno, nanti Kita bicarakan sekarang lebih baik Kita makan dulu, kasian Pak Farrel masa datang kesini cuma untuk mendengarkan curhatan masalah Kita"

Farrel tersenyum kemudian Ia berkata,

"Gak apa-apa kok Anita, kalau Aku bisa bantu kenapa gak iya kan"

"Iya Pak Farrel terimakasih atas simpatinya"

Farrel selalu bertanya dalam hatinya tentang sosok Tania mantan istri Seno, karena nama itu sama persis dengan mantan kekasihnya yang dulu lima tahun Ia tinggalkan demi pendidikan yang akan Ia tempuh.

"Maaf Seno, mungkin Tania itu masih belum bisa melupakan Kamu, jadi Dia berusaha merusak nama baik Anita"

"Aku juga berpikiran seperti itu Pak"

"Aku makan duluan ya"

Ucap Lia yang sudah merasakan lapar perutnya, dan lagi-lagi Farrel tersenyum atas tingkah Lia, Seno dan Anita hanya bisa ikut tersenyum akan tingkah Pak Farrel yang seperti sedang jatuh cinta.

Setelah selesai dengan makan bersama, Farrel dan Lia pun kini pamit, karena waktu juga sudah semakin malam.

"Terimakasih ya Pak Farrel sudah mau datang ke rumah Saya"

"Iya Pak Farrel jangan kapok ya"

Ucap Seno.

"Aku malah betah kok disini bisa kumpul dengan orang-orang yang baik seperti Kalian, terimakasih atas hidangan nya ya Seno, Anita"

"Iya Pak sama-sama"

Lalu Lia juga pamit kepada Anita dan Seno.

"Aku juga pulang ya, Anita mudah-mudahan acara pernikahan Kalian lancar ya"

"Aamiin"

Ucap Anita paling kencang mengaminkan doa sahabatnya.

Lalu Farrel menawarkan Lia untuk pulang bersamanya.

"Hah.. Tapi apa gak merepotkan Pak"

"Gak kok, jangan di tolak ya, Aku takut Kamu nanti di ganggu sama laki-laki ga jelas seperti kemarin"

Mendengar hal itu Anita menjadi khawatir dengan sahabatnya.

"Kamu di ganggu laki-laki, siapa...? Apa itu Aldi Lia"

"Bukan Aldi Anita, gak tahu cuma pengamen jalanan daerah kantor"

"Hah.. Pengamen jalanan daerah dekat kantor"

Ucap Seno merasa aneh mendengarnya.

"Iya Pak Seno, Lia sempat di ganggu, jadi Aku khawatir kalau Lia pulang sendiri, nanti di jalan Dia kenapa-kenapa"

"Ekhmm.."

Tiba-tiba saja Seno berdehem lalu Ia mengatakan sesuatu pada Lia dan Farrel.

"Sepertinya tumbuh benih-benih cinta nih"

"Hah.. Cinta... Apaan sih, gak jelas banget deh"

Ucap Lia merasa salting saat Seno mengatakan hal itu, lalu Farrel menjawab ucapan Seno.

"Sepertinya terlalu berlebihan Seno"

Namun terlihat dari wajah Farrel Ia merasa malu hingga pipinya memerah.

Anita hanya tersenyum-senyum melihat reaksi Lia juga Farrel.

"Ya sudah pada pulang gih, sudah malam"

"Iya Anita, Kita mau pulang juga kok, ayo Pak katanya mau anter Saya"

"Oh iya ayo, Kami pamit ya"

Setelah Lia dan Farrel pergi Seno berbicara pada Anita jika sepertinya Pak Farrel menyukai Lia.

"Iya Aku juga lihatnya seperti itu Seno, ya mudah-mudahan saja orangtuanya Pak Farrel itu gak memandang status orang"

"Kamu nyindir Mamah Aku ya"

"Ya tapi emang benar kan, Aku sih berharap jangan ada lagi korban seperti Aku"

Seno mendekati Anita lalu berkata,

"Sayang, sabar sedikit ya, Aku yakin kok suatu hari Mamah pasti akan merestui Kita"

"Iya Seno, Aku bicara seperti tadi, tidak ada maksudnya apapun, oh iya... Tadi Mamah Kamu kasih ini untuk Kamu"

"Mamah... Kapan kamu ketemu Mamah"

"Tadi di supermarket"

"Yang bener, terus Mamah hina-hina Kamu gak?"

"Gak kok, yang ada Mamah Kamu malah menjauh dari Aku"

Seno merasa bingung kenapa ibunya menjauhi Anita, biasanya jika bertemu Anita pasti akan menghinanya atau marah karena sudah mencintai Putranya.

"Kamu kenapa kok bengong?"

"Gak cuma aneh kenapa Mamah lari dari Kamu"

"Mungkin karena waktu itu kepergok Aku Mamah Kamu datang di makam Ibu Aku"

Kini Seno semakin curiga sebenarnya ada hubungan apa ibunya dengan ibu Anita.

"Aku besok mau ke rumah Mamah, menurut Kamu bagaimana?"

"Ya gak apa-apa dong, kan Aku juga pernah bilang sama Kamu, Kamu harus kunjungi Mamah Kamu karena Mamah kamu pasti sangat rindu sama Kamu"

"Iya sayang, oh iya soal Sena bagaimana Aku gak tega deh kalau di sekolah Sena gak punya teman"

"Iya sama, Aku sih pernah bilang sama Sena untuk pindah sekolah, tapi Sena diam gak kasih jawaban apapun"

"Pindah.. Tapi itu solusi yang bagus sih, biar Sena jauh dari Tania"

"Iya.. Tapi masalahnya, kalau pindah, Aku gak bisa pindahkan Dia di sekolah internasional lagi, karena masuk sekolah internasional itu butuh biaya besar Seno"

Seno merasa iba saat Anita bicara hal ini, artinya Ia berusaha mati-matian memasukkan Sena ke sekolah internasional pada saat dulu saat tak ada Dia disisinya.

Tiba-tiba saja Seno meneteskan air mata, Anita pun bertanya dan Seno menjawab,

"Aku sedih dengar ini semua, Kamu berjuang mati-matian membiayai hidup Sena sendirian waktu itu, dan kini setelah Aku datang bukannya Aku kasih kebahagiaan yang tertunda Aku malah kasih Kamu kesusahan, karena memang uang itu sangat penting untuk kesejahteraan hidup Kita"

"Seno.. cukup, Aku memang kecewa dulu sama Kamu, dan Aku bahkan dulu berharap gak pernah ketemu Kamu lagi, tapi setelah bertemu Kamu Aku gak bisa pungkiri bahwa hati Aku masih mencintai Kamu, dan Aku gak peduli dengan keadaan Kita saat ini, Aku akan terima Kamu apa adanya"

Mereka pun berpelukan dengan rasa haru.

Anita pun teringat dengan hadiah yang ingin di berikan kepada Seno.

"Seno.. Aku ada sesuatu untuk Kamu"

"Sesuatu apa?"

"Ini untuk Kamu, maaf ya hadiahnya mungkin bukan barang mewah tapi setidaknya barang ini akan selalu Kamu lihat setiap harinya"

Anita memberikan bantal custom yang bergambar wajahnya.

"Ini cantik banget, apalagi gambar di bantalnya, bakalan betah terus nih Aku di kamar"

Ucap Seno sembari tertawa kecil melihat hadiah yang di berikan Anita.

"Makasih ya Sayang, Aku pikir Kamu gak akan kasih Aku kado"

"Hmm... Nungguin ya..?"

Anita berkata sambil tertawa mengejek Seno.

"Gemes banget sih lihat Kamu"

Seno mengecup pipi Anita dengan cepat mengambil kesempatan, Mereka pun tertawa dan bercanda bersama.

Kebersamaan Mereka di saksikan oleh Risma yang berdiri melihat Anita diam-diam, dalam hatinya berkata,

"Apa Kamu akan tetap mencintai Seno Anita jika Kamu tahu kebenarannya"

Ucapnya berkata dalam hati.

Melihat kemesraan Mereka Risma sungguh tak mau jika Anita tahu siapa Riana, namun pribahasa mengatakan sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga baunya.

Seperti biasa Bu Riana kini bermimpi buruk untuk kesekian kalinya, sepertinya rasa bersalah itu tidak akan pernah hilang sebelum Ia mengakui kesalahannya dengan Anita.

"Tidak.. Jika Anita tahu yang sebenarnya Dia pasti melaporkan Aku ke polisi"

Riana mengambil segelas air dan meminum dengan sekaligus.

"Aku harus bagaimana sekarang?, apakah Aku terima saja Anita sebagai menantu ku, toh.. dulu juga aku mengharapkan Anak Arini menjadi menantuku"

Kegelisahan hati Riana mungkin tak akan hilang jika belum menebus rasa bersalahnya.

Di hari libur Bekerja Seno bangun lebih awal melakukan olah raga pagi, namun ini bukan olah raga biasa, Seno berlari kecil dengan jarak yang cukup jauh dari rumah susun itu.

Setelah di rasa begitu lelah, akhirnya Ia menaiki angkot menuju rumah Bu Riana.

"Naik angkot deh, lumayan buang keringat"

Sesampainya di depan gapura perumahan Seno turun dan Ia berlari lagi hingga sampai di depan kediaman rumah keluarga Saputra.

Terlihat Doni sedang duduk minum kopi di dekat garasi mobil, Seno menyapanya.

"Pagi Mas Doni"

"Eh Mas Seno, loh kesini sendiri Mas"

"Iya, Aku mau ketemu Mamah, Mamah ada kan?"

"Ada Mas, sebentar Saya panggilkan"

"Eh gak usah, biar Aku yang masuk kedalam sendiri"

Sebelum Seno melangkahkan kaki Doni berkata,

"Mas Seno, setiap malam ibu selalu mimpi buruk tentang Mas Seno, Saya hanya kasihan dengan ibu, sebenarnya ibu sangat peduli dengan Mas Seno, dan mencintai Mas Seno selalu, tolong Mas bisakah Mas kembali lagi dan mengurus ibu"

Seno terdiam mencerna ucapan Doni, Ia sangat mengerti akan permintaan itu, lalu Seno menjawab,

"Aku mengerti maksud Mas Doni, Aku kesini karena Aku juga rindu sama Mamah"

Ucap Seno lalu berjalan memasuki rumah.

Terlihat Bu Riana sedang duduk di meja makan sendirian, Seno pun menyapa.

"Assalamualaikum Mah"

Bu Riana kaget mendengar suara Seno, Ia langsung memalingkan badannya dan menoleh.

"Seno"

"Mamah apa kabarnya?"

"Untuk apa Kamu kesini?"

Sepertinya Bu Riana gengsi jika sebenarnya Ia sangat senang Seno mendatanginya.

"Aku kesini karena kemarin hati ulang tahun Aku"

Bu Riana hanya diam ketika Seno berkata seperti itu, padahal Seno sangat berharap ibunya mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

"Apakah Kamu kesini karena Kamu sudah tidak betah hidup sederhana"

Seno merasa dirinya sia-sia datang kesini, pikirnya ibunya sudah mau menerima dirinya dan Anita, namun ternyata sikap Bu Riana masih tetap sama.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!