ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam itu
"ooh jadi ini kosan lu, lumayan bagus," kata saliko saat melihat sekeliling.
"Lu mau mampir dulu gak," gaby menawarkan.
"Boleeh deh," saliko tidak menolak karena memang tujuannya mendekati wanita itu.
"Duduk aja dulu di sini, biar gua buatin kopi," gaby pergi ke dalam untuk membuatkan minuman.
Saliko duduk di ruang tamu, sambil menikmati sebatang rokok yang ia nyalakan, kosan gaby cukup besar di bandingkan milik saliko dan Al.
Awalnya ia tinggal berdua, setelah temanya meninggal dia menjadi sendirian, setelah kejadian itu juga gaby jarang pulang terlalu malam.
"Nih kopinya, silahkan," gaby menaruh sekelas kopi panas di depan saliko dan teh manis untuk dirinya.
"Makasih ya," saliko mulai menikmati kopi tersebut.
"Makasih juga lu udah mau nganterin gua, gua jadi gak enak," ujarnya merasa sungkan.
"Dulu lu tinggal sama temen lu ya," saliko bertanya.
"Iya, tapi sekarang gua sendirian, dengan kosan sebesar ini," jawabnya.
"Gua habis minum sebenernya tadi, jadi agak gak enak perut gua," kata saliko sambil memegang perutnya.
"Ya ampun kenapa gak bilang, bahaya tau abis minum langsung ngopi," gaby nada khawatir.
"Gak papa yang penting gua bisa ngobrol sama lu," saliko to the point.
"Kita kan bisa ngobrol tanpa ngopi," gaby masih menghawatirkan.
"Tenang aja gua udah biasa kok, lagian cuma mules dikit, gak ngaruh," saliko seolah tidak apa-apa.
"Lu gila ya," cetus gaby.
"Tapi lu belum ada suami kan," tanya saliko.
"Ya belum lah, emang gua serua itu ya di mata lu," gaby menjawab.
"Ya nggak sih, cuma mastiin doang," saliko basa-basi.
"Ya udah bentar ya gua mau ganti baju dulu," gaby meninggalkan saliko di ruang tamu.
Gaby lumayan lama di kamar, karena penasaran saliko mengintip dari pintu, dia membuka sedikit pintu kamar gaby.
Saliko terkejut saat melihat gaby menghisap sesuatu di tangan nya, saliko langsung membuka pintu dengan lebar dan memergoki gaby yang sedang memakai sesuatu.
"Lu ngapain gaby, gila lu make ya," saliko merampas sesuatu yang ada di tangan nya untuk memastikan.
"Udahlah ini mah hal biasa, gua juga tau kok kalo lu kerja beginian, emang lu gak make juga." Ucap gaby sambil menikmati sisa hisapan nya.
"Gua emang pengedar tapi gua gak make, gua cuma nyari uang doang," jelasnya yang sedikit panik.
"Udah lah santai aja, duduk aja dulu," gaby menarik tangan saliko untuk duduk di tepi kasur.
"Lu udah lama make," tanya saliko.
"Gua make semenjak temen gua meninggal, gua mencoba ngilangin stres gua aja, gak lebih," gaby menjelaskan alasan nya.
"Ya ambun gua, menurut gua mendung lu berenti sih, mumpung masih baru," saliko menyarankan.
"Sini gua mau pake sekali lagi," gaby mengambil bungkusan putih dari tangan saliko.
Saliko hanya memperhatikan gaby yang sedang menggunakan barang haram tersebut, gaby terus menghisap barang tersebut sampai habis.
"Gaby lu seriusan ini, lu bisa mati kalo kebanyakan," saliko sedikit panik.
"Aman aja, kalo lu mau boleh kok," gaby malah menawarkan.
Selesai memakai barang tersebut gaby terlihat sedikit menggeloyor dan matanya terlihat merah seperti orang mengantuk.
"Lu gak papa kan gaby," saliko menepuk pundaknya.
Tiba-tiba gaby malah memeluk saliko dan mengelus badan bagian belakang, saliko bingung, disisi lain dia juga senang karena di peluk oleh gaby.
"Lu sadarkan gaby meluk gua," saliko bertanya untuk memastikan.
"Ya iya lah, emang tujuan lu ke sini mau ngapain, ini kan yang lu mau," jawabnya sambil terus menggeliat di pelukan saliko.
Dengan jawaban itu saliko yakin jika itu memang keinginan gaby, saliko langsung memegang kedua pipi Gaby dan menempelkan mulutnya ke mulut gaby.
Gaby yang terpengaruh oleh sabu, dia pun tidak menolak bibir saliko, mereka mengadu bibir sampai lidah pun menyatu.
Sedangkan tangan saliko mulai melepas tali dress yang masih ada di pundak gaby, ciuman saliko mulai meninggalkan bibir gaby, untuk menuju ke bagian leher nya sampai berhenti di tengah buah dada yang cukup halus dan besar.
Gaby juga terlihat sangat menikmati kecupan dan sentuhan lidah yang di berikan.
Tangan saliko memegang kedua buah dada gaby sambil memainkan lidahnya di ujung puting gaby, Rekasi gaby pun sudah tak terkendali. Dia merasakan seolah kenikmatan telah menghampirinya.
Saliko membaringkan gaby lalu melepas dress nya dan semua yang menempel di tubuh gaby, gaby yang terlentang di kasur tanpa pakaian hanya menunggu gerakan selanjutnya dari saliko.
Saliko juga membuka seluruh pakaian nya dan mulai menaiki tubuh gaby, di situlah kenikmatan inti yang mereka inginkan.
Saliko mulai menggerakkan pinggul nya sambil memegang kedua buah dada gaby, perlahan, gaby terlihat menikmati, dia menggeliat luar biasa setelah saliko menggoyang kan pinggulnya dengan sedikit cepat.
Malam yang sedikit dingin campur gerimis itu pun seketika menjadi hangat bagi mereka, mereka melakukan hubungan terlarang malam itu.
Pagi harinya Al pergi dari kosan untuk menemui hans, dia ingin membayar hutangnya.
Dia menunggu saliko yang tak kunjung datang akhirnya dia pergi menggunakan taxi, saliko turun di depan stasiun 1 dia duduk untuk menunggu hans karena sudah janjian.
Tiba-tiba dua orang datang menghampiri Al yang sedang duduk dan langsung menghajarnya, karena kaki Al belum sembuh dia tidak bisa melawan dua orang tersebut.
"Anjing siap kalian," kata Al yang terjatuh setelah di pukuli.
"Gak perlu tau," mereka mengambil uang di kantong Al dan pergi begitu saja.
"Anjing ini pasti perbuatan hans," dalam hati Al sambil mencoba untuk berdiri.
Al kesakitan karena kakinya juga di tendang sampai mengeluarkan darah.
Setelah itu hans datang dan langsung menolong Al, dia berlagak seolah tidak tahu apa-apa.
"Lu kenapa Al," hans sambil membantu Al.
"Gak tau tiba-tiba ada dua orang yang nyerang gua dan dia ngambil semua uang gua yang mau gua pakek bayar lu," jelasnya dengan kejadian yang baru di alami.
"Kok bisa sih, lagian ngapain lu dateng sendirian, apalagi lu belum sembuh." Kata hans yang berbelas kasihan.
"Yang pasti gua belum bisa bayar utang lu sekarang, minta maaf banget gua." Kata Al yang merasa tidak enak.
"Tenang aja lah, kita kan udah kenal lama, lagian gua ngerti kok apalagi dengan keadaan lu yang sekarang." Ujar hans.
"Makasih hans, kalo emang lu ngerti," balasnya.
"Ya udah gua anterin lu balik sekarang, gua takut lu kenapa-napa lagi," hans langsung membantu Al untuk menaiki mobilnya.
Hans mengantarkan Al pulang, karena dia kasihan dengan keadaan nya.
Setelah sampai hans langsung pulang dengan beberapa anak buahnya, saliko yang sudah sampai kosan juga kaget dengan keadaan hans yang babak belur di tambah kakinya yang belum sembuh mengeluarkan darah lagi.
Saliko langsung membantu Al untuk mengganti perban kakinya tersebut.
Hans sengaja menyuruh anak buahnya untuk melakukan itu supaya Al tidak bisa bayar hutang nya, semakin lama ia membayar ya semakin lama Al bekerja dengan dirinya.
Hans juga takut jika Al di ambil oleh Tati, yang merupakan saingan nya dalam berbisnis barang haram.
Tiger memiliki 3 bawahan yang membantunya mengendalikan beberapa kawasan. pertama zidan tangan kanan nya langsung, merupakan orang paling dekat dengan Tiger yang memegang area kota. ke dua tati, pemegang stasiun 1 dan 2 dan yang ketiga adalah Hanson, pemegang distrik hiburan.
Namun ke 3 bawahan nya ini saling bersaing untuk menjadi yang paling terdepan dan di percaya oleh Tiger.
Mereka mempunyai bawahan masing-masing yang bisa di andalkan dan bisa di percaya, seperti Al yang merupakan bawahan hans yang bisa di andalkan dalam segi apapun, makasih dari itu banyak yang ingin merekrut Al untuk bergabung dengan nya.