Berawal Dari Perselingkuhan Berakhir Di Pelaminan

Nagara masih berada di dalam mobil nya, dia masih memperhatikan rumah mewah yang berdiri kokoh di depan nya.

Pria itu sedari tadi berada di dalam mobil nya untuk menunggu, dia ingin tau apa kah Aleta berada di rumah apa tidak.

Tiga hari Aleta menghindari nya, membuat gara cukup kelimpungan.

Setelah cukup lama gara menunggu, pada akhir nya yang di tunggu tunggu pun keluar dari dalam rumah nya.

"Dia mau kemana ?" Gumam gara bertanya, pasal nya Aleta keluar dari rumah nya dengan membawa koper di tangan nya.

"Kali ini elo nggak bisa pergi dari gue" desis gara mencengkram kuat stir kemudi nya.

Aleta berjalan pelan menghampiri mobil nya, dengan tangan kanan nya yang menarik sebuah koper.

Lalu Tiara keluar dari dalam rumah nya dan langsung menghampiri Aleta.

"Kamu beneran mau pergi sendiri ?" tanya Tiara memastikan.

Aleta mengangguk sambil tersenyum.

"Iya mihh" jawab nya sambil memasukkan koper nya ke dalam bagasi mobil.

"Kenapa gak sama Rena ajja ?" tanya Tiara lagi.

"Rena nanti nyusul juga kok" jawab Aleta,  "sekarang masih syuting dulu soal nya" tambah leta.

"Ohhh, ya udah kalau gitu" ucap Tiara.

"Berangkat ya miiih" pamit Aleta sambil masuk ke dalam mobil nya.

"Hati hatii" ucap Tiara membuat alea mengangguk.

Aleta pun menyalakan mesin mobil nya, dan langsung melajukan mobil nya.

Saat mobil Aleta sudah keluar dari halaman rumah nya, gara langsung mengikuti nya dari belakang.

Ya, gara mengikuti Aleta tanpa sepengetahuan Aleta sendiri.

Aleta melajukan mobil nya sambil mendengar kan music,  tanpa tau seseorang tengah mengikuti nya.

Nagara mencoba menelpon Aleta, namun lagi dan lagi Aleta tidak menjawab telpon dari nya.

Alea melihat ponsel nya yang terus berdering, membuat nya menghela nafas lelah.

Alea mau tidak mau harus mengangkat nya.

Aleta : hallo.

Nagara : Ahir nya di angkat juga.

Aleta : hm, kenapa ?

Nagara : lagi dimana ?

Aleta : di jalan.

Nagara : share lokasi.

Aleta : nanti aja kalau udah sampe.

Gara : hm

  Tut

Nagara mematikan panggilan nya, membuat Aleta ternganga kesal.

Tanpa peduli banyak, Aleta menambah kecepatan laju mobil nya, dia menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi.

Gara yang berada di belakang mobil Aleta pun membelalak terkejut, dengan kelakuan Aleta.

Pria itu langsung mengejar mobil Aleta yang sudah melaju kencang di depan nya.

"Ngebahayain diri banget sihh " gumam gara geram sambil menginjak pedal gas menambah kecepatan mobil nya.

Kedua mobil itu melaju kencang membelah jalanan. Dengan kondisi jalanan yang cukup ramai di siang bolong ini.

Nagara masih setia mengikuti mobil Aleta dari belakang, entah akan pergi kemana wanita nakal ini.

Mobil kedua nya mulai memasuki tol menuju puncak, gara melihat sekeliling yang terasa segar dalam pandangan nya.

Hawa dingin mulai terasa saat mobil sudah memasuki kawasan puncak. Pemandangan yang indah sangat memanjakan mata.

Setelah Satu jam perjalanan mobil Aleta mulai masuk ke kawasan puncak Bogor.

"Ngapain Aleta ke puncak ?" gumam gara bertanya,  "apa dia emang sengaja ngehindar dari gue ?".

ciit

Mobil Aleta berhenti di sebuah vila besar, yang berjejer rapi dengan vila vila yang lain nya.

Gara mematikan mesin mobil nya saat mobil Aleta memasuki pekarangan sebuah villa.

Dia melihat Aleta yang keluar dari dalam mobil nya, dengan koper di tangan kanan nya.setelah nya dia melihat Aleta yang seperti tengah bertelepon ,

"Nelpon siapa dia ?" gumam gara bertanya,

Setelah nya sebuah pesan masuk ke dalam ponsel nya, membuat gara langsung melihat nya.

ting

Rupanya Aleta benar benar mengirimkan lokasi nya saat ini pada gara.

Nagara tersenyum mengembang menerima pesan itu, dia tidak buru buru turun  untuk menghampiri Aleta.

Setidak nya gara tau, kalau Aleta sudah jujur pada nya.

Dia membiar Aleta untuk masuk dulu ke dalam villa nya, dia tidak akan turun untuk sekarang.

Hatinya terasa lebih menghangat, meskipun perasaan kesal masih mendominasi.

Nagara memutuskan untuk tidur dulu terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam vila menemui Aleta.

***

Aleta mematikan mesin mobil nya, lalu dia turun dari dalam mobil nya.

Aleta merentangkan kedua tangan nya sambil menghirup udara segar.

"Seger banget udara disini" gumam Aleta menghirup udara dalam dalam.

Tiga hari ini Aleta menjauh dari Rey mau pun gara, namun justru yang di rindukan nya adalah gara bukan Rey yang berstatus kekasih nya.

Aleta mengambil ponsel nya , lalu dia mengirim kan lokasi nya sekarang kepada gara.

send

Setelah nya Aleta kembali menikmati udara yang sangat menyejukkan.

Lalu setelah puas, Aleta berjalan masuk ke dalam vila milik keluarga nya.

Aleta sengaja pergi kesini karena ingin menenangkan hati nya, namun rupa nya rindu nya terhadap gara jauh lebih besar.

ceklek

Aleta membuka pintu utama nya dan langsung masuk ke dalam nya.

"Non Aleta ?" sapa bik minah penjaga vila keluarga nya.

Aleta tersenyum mengangguk.

"Bibi tinggal pulang dulu ya, semua nya sudah bibi siapkan, kalau ada apa apa non leta bisa langsung ke rumah bibi" ucap bi Minah panjang lebar.

"Makasih ya bi" jawab Aleta tersenyum.

"Sama sama" jawab bi Minah lagi, lalu setelah nya bi Minah keluar dari dalam vila itu.

Setelah dirasa sudah cukup untuk beristirahat, gara kembali lagi membuka mata nya.

Lalu dia melihat penjaga vila yang sudah keluar membuat nya pun tersenyum senang.

Nagara menyalakan mesin mobil nya dan langsung melajukan nya memasuki pekarangan vila milik keluarga Aleta.

Tanpa banyak berpikir gara langsung turun dari mobil nya dan langsung berjalan masuk ke dalam vila dengan langkah lebar nya.

ceklek

Nagara membuka pintu utama dari luar, membuat Aleta langsung menoleh.

"Kok elo udah di sini ?" tanya Aleta terkejut.

Gara berjalan cepat menghampiri Aleta tanpa menjawab pertanyaan nya.

bruug

Pria itu langsung menarik lengan Aleta dan langsung di dorong hingga Aleta terjatuh ke atas sopa ruang tengah.

"Gara"  ucap Aleta terhenti karena gara langsung menarik tengkuk nya dan langsung mencium bibir Aleta dengan rakus.

Nagara menggigit menghisap kuat membuat Aleta meringis, namun gara tetap mencium nya tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

Gara begitu rakus menciumi Aleta,

"Ini hukuman buat elo, karena tiga hari ini udah ngejauh dari gue " desis gara di sela sela ciuman brutal nya.

"Gara stop" ucap Aleta mendorong kasar gara membuat Leo mengumpat.

"APAAA ?" sentak gara dengan sorot mata tajam nya.

"Gue udah pernah bilang" ucap gara sambil mencengkram pipi Aleta,  "jangan lakuin hal yang bikin gue marah" tambah nya.

Aleta meringis sambil memegang lengan gara yang masih mencengkram kasar pipi nya.

"Sakittt" ucap Aleta meringis.

Nagara melepaskan cengkraman tangan nya dan menarik nafas kasar

Gara menghempaskan tubuh nya dan langsung duduk di samping Aleta, gara menarik Aleta ke dalam pelukan nya.

"Jangan bikin gue marah lagi" ucap gara mencium puncak kepala Aleta, "paham".

Aleta mengangguk pasrah.

Sungguh Aleta baru tau sisi kasar dari seorang gara, pria itu tidak pernah main main dengan ucapan nya.

Nagara mengambil ponsel leta yang tergeletak di atas meja, membuat Aleta langsung membelalak.

"Mau ngapain ?" tanya Aleta mencoba mengambil ponsel nya.

"Kenapa ?" tanya gara dengan kening berkerut.

"Gue cuman mau ngirim pesan sama sahabat Lo, biar gak usah kesini" ucap gara dengan tangan yang langsung mengirim kan pesan nya pada Renata.

"Loh kenapa ?" tanya leta,  "kan gue kesini emang sama Rena".

"Nggak perlu" jawab gara, "gue yang bakal disini nemenin Lo" tambah nya membuat leta mendelik.

"Dasar cowok egois" dumel Aleta kesal.

"Gue denger" ucap gara melempar ponsel Aleta membuat Aleta menggeram kesal.

Nagara tersenyum miring lalu setelah nya dia kembali menarik tengkuk Aleta dan kembali mencium nya.

Kali ini, ciuman nya lebih lembut dari yang tadi, membuat Aleta membalas ciuman lembut gara.

"Jangan bandel lagi" bisik gara, lalu setelah nya dia kembali mencium nya seolah tak ingin berhenti.

Kedua nya saling menghisap , dan saling membelit lidah.

Di dalam vila hanya ada mereka berdua, dan itu membuat gara lebih merasa leluasa.

Keadaan di luar villa yang dingin membuat gara memeluk Aleta dengan sangat erat, seolah mencari kehangatan.

Suara kecapan terdengar sangat jelas, pria itu begitu rakus menciumi Aleta, Aleta mencoba menggali kesadaran nya dan langsung melepaskan tautan bibir kedua nya.

"Jalan jalan yu" ajak Aleta sambil duduk, membuat gara menggeram sebal.

"Nggak mau" jawab gara ketus, membuat Aleta menoleh.

cup

Aleta mengecup singkat bibir gara membuat senyum pria itu terbit dari bibir nya.

"Gue mandi dulu bentar" ucap Aleta sambil berlari meninggalkan gara yang tertawa kecil.

"Dasar centil" gumam gara sambil mengusap sudut bibir nya.