Serpihan Luka Rosana
Hujan rintik rintik turun membasahi bumi setelah tadi cukup deras sehingga jalanan yang rusak menjadi rusak parah, angkot malam ini agak susah di cari karena mengira tak akan ada orang yang keluar juga karena hari hujan begini. toh kalau pun keluar maka mereka pasti naik motor, tidak mau pasti nya menunggu angkot.
Tapi tidak untuk Rosana yang baru pulang kerja di super market besar, keluar dari tenpat kerja saja pukul sepuluh malam. sekarang sudah setengah sebelas dan dia menunggu angkot dengan air mata berderai, sebab hati nya patah setelah melihat kekasih nya berciuman dengan wanita lain di gudang tempat kerja.
"Hujan sialan, semua nya sialan!" Rosana mengumpat kesal sembari mengusap air mata.
Terbayang di mata nya saat Diki mencium wanita itu penuh nafsu hingga sampai keleher, bahkan setelah di pergoki pun dia sama sekali tidak merasa bersalah. yang ada menyalahkan Rosana yang tidak pernah mau bila di ajak acara begini, sebab Rosana memang ingin pacaran sehat.
"Angkot!" Rosana cepat melambaikan tangan saat melihat kendaraan warna biru tersebut.
"Naik, Neng." sopir angkot melihat Rosana dan segera berangkat.
"Pulang kerja, Neng?" tanya Ibu Ibu ramah.
"Iya." Rosana menjawab singkat karena malas mau ngobrol.
"Untung ada angkot lewat, sudah malam di sini agak rawan." ujar Ibu itu lagi.
Rosana cuma diam saja karena sekarang dia sungguh malas mau ngobrol dengan siapa pun, sebab dia sangat terluka hati nya dengan semua perbuatan Diki. apa lagi dia adalah tipe wanita yang mencintai secara ugal ugalan, sehingga bila sakit hati begini rasa nya sangat lah luar biasa.
Lama Rosana termenung dan sudah berapa kali juga angkot berhenti, mana hujan juga kian deras saja di luar sana. jalanan kian sepi saja, mana jalan yang menuju rumah Rosana memang jarang ada kendaraan yang lalu lalang walau cuma sekedar jalan jalan, yang pasti itu karena hujan menggugur bumi malam ini.
"Neng, Eneng!" Sopir memanggil Rosana yang termenung sambil menangis.
"Neng turun di mana, sambung angkot lain saja ya?" sopir menoleh kebelakang.
"Eneng!"
"Ah iya." Rosana tersentak karena panggilan sopir agak keras.
"Anak saya sakit dan saya harus pulang, itu di depan rumah saya! Eneng sambung angkot lain saja ya?" sopir agak tidak enak sebenar nya.
"Saya jalan saja, sebentar lagi sampai kok." Rosana turun dari angkot, dia ingin berjalan di tengah deras nya hujan sambil menangis.
"Tidak usah bayar, soal nya saya tidak mengantar sampai tempat. sekali lagi saya minta maaf!" sopir menolak uang pemberian nya Rosana karena dia sangat tidak enak.
"Terima kasih, Bang." Rosana memasukan lagi uang lima ribu rupiah itu.
"Pakai saja ini payung, maaf sekali karena saya tidak bisa antar." sopir memberikan payung.
Namun Rosana sudah berjalan sambil mendekap tas nya di tengah hujan, sopir sebenar nya tidak enak namun bagai mana lagi karena dia mendapat telefon bahwa anak nya sedang sakit.
"Kau tega padaku, Diki." Rosana terisak pelan di bawah guyuran hujan.
Ternyata menangis di bawah deras nya hujan memang sangat enak karena tidak ada orang yang dengar atau melihat, air mata jatuh itu langsung bersatu dengan air hujan yang sangat lebat mengguyur dari atas kepala hingga ujung kaki.
Sreeeek, Sreeeek.
Rosana yang sedang menangis itu sampai tidak fokus untuk mendengarkan suara langkah kaki yang di seret itu, dia tetap saja menangis pilu membayangkan sang kekasih yang tetap tidak mau hilang dari pelupuk mata nya. jika saja bisa, dia ingin sekali menghajar Diki dan juga Sinta.
"Keparaaaat!" Rosana berteriak keras untuk meluapkan hati kesal ini.
Kraaak.
"Hah?" Rosana menoleh karena ada suara ranting di injak.
Namun di belakang nya sama sekali tidak ada apa apa, Rosana mulai takut bila itu adalah rampok yang sedang marak di perumahan sini. apa lagi keadaan sedang sepi, orang orang sebenar nya ada di dalam rumah cuma malas keluar saja karena gerimis.
Lagi pula sekarang Rosana sudah mulai memasuki lorong perumahan sekitar rumah dia, Rosana agak berlari agar segera mencapai rumah nya dan bisa rebahan di kasur walau sambil menangis juga pasti nya karena ulah Diki yang sangat melukai hati.
"Heeeemmppp!" Rosana kaget karena mulut nya di bekap kuat.
Braaaak.
Tanpa perasaan orang itu membanting Rosana hingga mencium jalan cor yang kasar, sudah pasti gadis ini kalah karena lawan nya sangat kuat dan tenaga nya pun tidak bisa di lawan. mau teriak juga tidak bisa karena mulut bekap kuat, hanya meronta ronta saja lah Rosana lakukan.
"Ya Allah jangan, Ya Allah!" Rosana takut sekali.
"Heeempp, ssshhh!" pria itu menciumi leher Rosana.
"Tidaaaaak!" teriakan Rosana tertahan kuat.
"Kau wangi sekali, puas kan aku." bisik sang pria.
"Tolooooong!" Rosana dapat kesempatan berteriak saat bekaman longgar.
Plaaaaak.
"Aaagkk, ampuni aku!" Rosana menjerit karena di tampar.
"Jangan jual mahal kau, aku akan merasakan tubuh mu sekarang!" geram pria.
"Ku mohon jangan, Tuan! tolong lepas kan aku." Rosana berusaha kabur.
Sreeeet.
"Aaahhh!" Rosana kembali menjerit karena di tarik paksa hingga sebagian tubuh terluka.
"Jangan menguji kesabaran ku, kau harus merasakan tekanan dari aku." seringai pria.
"Tidaaaaaak! Emmmpp." Rosana kembali di bekap.
Tanpa belas kasihan lagi pria itu menyingkap rok pendek yang Rosana pakai karena para pegawai super market itu memakai rok pendek semua, di lengkapi stocking juga agar tidak nampak jelas para paha mulus. apa lagi Rosana memang orang nya putih, sehingga pasti bagian sana juga sangat menggoda.
"Heeem kau sangat mulus." pria menarik paksa segi tiga bermuda milik Rosana.
Yang akan di perkosa menangis kerasa dan terus saja berusaha kabur, namun harapan nya sangat tipis karena batang yang sangat tegang itu mulai mendusal gawang nya yang masih tersegel rapat belum pernah tersentuh sama sekali.
"Ya Allah kau sungguh tidak menolong ku? kenapa kau memberikan aku hidup yang kejam!" Rosana pasrah sudah saat tubuh nya terhentak hentak keras.
"Oooch kau masih perawan ternyata. oh nikmat nya, kau sangat nikmat sekali." racau pria di atas tubuh Rosana.
Karena dia sangat menikmati maka dia pun lengah sehingga bekapan nya longgar, Rosana masih saja berusaha mencari kesempatan.
"Tolooooong, siapa pun tolooooong akuuu!" teriak Rosana kencang.
"Toloooong, tolooooong!" pekik Rosana.
Braaak.
Braaak.
Bersamaan dengan pria ini mencapai klimaks nya, para warga keluar dan menyorot nya dengan senter, Rosana masih terus berteriak minta tolong dan berusaha kabur, tak elak lagi pria ini tertangkap oleh para warga dan mendapat kan hajaran yang sangat sadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Ela Jutek
wah netes lagi nie mak, semoga seperti novel yg sudah-sudah menjadi terbaik
2025-01-13
4
YuniSetyowati 1999
Yang anget yang anget.Tp ada Purnama and the geng nggak ni thor? tanpa mereka g seru.
2025-01-14
2
Sarah
kok nama nya sama di sebelah,rosana
2025-01-14
3