Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Seorang wanita terlihat masih betah dan nyaman mengarungi dunia mimpi di atas tempat tidur dengan wajah tenang.
Drettt
Drettt
Drett
Dengan wajah setengah mengantuk, wanita itu meraba-raba tempat tidurnya mencari ponselnya.
Dengan mata menyipit, wanita itu membaca nama si penelpon.
Tuan Takashi
Kedua bola mata wanita itu spontan melotot dan langsung terduduk di atas tempat tidur.
"Ha-halo Tuan Takashi."
[Aku yakin kau baru bangun tidur! Bukankah aku sudah memberitahu mu, kalau hari ini kau akan menjadi tour guide turis dari London.]
"Ma-maaf Tuan Takashi. Saya baru bisa tidur tadi subuh setelah menyelesaikan pekerjaan tambahan yang Anda berikan kepada saya."
[Bukankah pekerjaan itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mu!]sarkas Tuan Joseph mendengus kesal.
[Cepat bersiap-siap dan datang ke hotel The P. Tokyo!] kata Takashi sebelum mengakhiri panggilan telepon dari seberang sana.
Dengan tergesa-gesa wanita itu masuk ke dalam kamar mandi. Tak butuh waktu lama, Ia sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Wanita itu mengalungkan Nickname nya dan keluar dari rumah yang Ia tempati selama beberapa tahun ini."
Wanita itu menghentikan taksi yang lewat dan masuk ke dalam.
"Hotel The P. Tokyo."
Taksi melaju dengan kecepatan sedang.
Tak beberapa lama taksi yang ditumpangi wanita itu tiba di depan sebuah hotel megah dan ternama di Tokyo. Ia langsung turun setelah membayar taksi.
Wanita itu melangkah dengan tergesa-gesa kearah bagian resepsionis. "Natsuki Ikeda. Apa kau bisa memeriksa kamar Tuan Albertus ada di lantai berapa?" tanya wanita itu dengan napas ngos-ngosan.
"Sakura! Mengapa kau datang telat lagi!" kedua mata wanita itu membesar saat melihat wajah berkeringat Sakura.
Sakura merupakan seorang gadis campuran yang bekerja sebagai tour guide bersertifikat selama 6 tahun ini. Wanita berusia 34 tahun itu sudah menikah dan memiliki seorang suami yang mencintainya dengan sepenuh hati. Meskipun Sakura masih belum bisa melahirkan seorang anak melengkapi keluarga kecil mereka."
"Tadi malam Tuan Takashi menambah pekerjaan baru untuk ku. Dia bilang tamu kali ini merupakan seorang pengusaha ternama dari London. Aku harus mempelajari banyak hal, mulai dari kepribadian tamu itu, makanan favorit dan tempat favorit tamu ini." kata Sakura mendengus kesal.
"Tuan Takashi membimbing mu seperti seorang istri yang akan melayani suaminya."
Natsuki Ikeda tertawa kecil menatap wajah kesal rekan kerjanya.
"Lebih baik kamu memperbaiki penampilan mu di toilet."
Natsuki menyodorkan perlengkapan make up kepada Sakura.
Dengan wajah enggan Sakura melangkah menuju toilet memperbaiki penampilannya.
Sakura melirik sekilas ke layar ponselnya. Suaminya belum juga menghubungi sejak tadi malam.
Setelah memperbaiki penampilannya, Sakura menyimpan ponselnya ke dalam tas dan merapikan peralatan make up milik Natsuki.
"Tuan Albertus tinggal di lantai 50 nomor kamar 5004." ujar Natsuki menyimpan tas make up yang diletakkan Sakura di atas meja kerjanya.
"Terima kasih, Natsuki. Aku akan traktir kamu makan malam seusai bekerja."
Natsuki tersenyum tipis dan mengangguk mendengar ucapan Sakura. Sakura berlalu dari sana dan melangkah menuju lift.
Tak butuh waktu lama, Sakura tiba di depan kamar nomor 5004. Ia menarik nafas dan menghembusnya sebelum mengetuk pintu di depannya.
Tok
Tok
Tok
Dengan sabar Sakura menunggu pintu dibuka dari dalam.
Ceklek
Deg
Pemandangan pertama yang Sakura lihat adalah tubuh setengah telanjang seorang pria.
"Ah! Maafkan aku suamiku. Mataku telah ternodai dengan tubuh pria lain suamiku!" teriaknya dalam hati.
"Mama!"
Pandangan Sakura berpindah kearah asal suara seorang anak laki-laki.
"Aduh! Apa lagi ini! Mama? Aku masih perawan dan belum disentuh oleh siapapun! Lalu bagaimana caranya aku melahirkan anak sebesar kamu." omel Sakura dalam hati saat seorang anak laki-laki memanggilnya dengan sebutan Mama.
Sakura tertegun beberapa detik saat anak laki-laki itu menatapnya dengan mata berbinar.
Grap!
Tubuh Sakura tiba-tiba dipeluk oleh pria dewasa yang berdiri di depannya. Siapa lagi kalau bukan Kalix.
"Love! Aku sedang tidak bermimpi kan?"
Sakura berusaha melepaskan pelukan Kalix. Namun, pelukan pria itu sangat erat hingga membuat Sakura merasa kesulitan bernapas.
Hiks
Hiks
Hiks
"Maafkan aku! Jangan pergi lagi! Aku tidak bisa hidup tanpamu!"
Kalix menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Sakura.
Kendrick terbangun saat mendengar suara tangisan ayahnya. Ia melangkah kearah pintu keluar dan terkejut saat bersitatap dengan Sakura.
"Tu-Tuan...."
"Saya merupakan tour guide yang dikirimkan Tuan Takashi untuk memandu perjalanan kalian selama di Jepang!" cicit Sakura memperkenalkan dirinya.
"Hey! Apa kalian akan tetap diam saja disana tanpa berniat meminta pria ini melepaskan pelukannya? Aku merasa kesulitan bernapas jika dia memelukku sekuat ini." keluh Sakura dengan wajah memelas.
"Dad! Dia bukan Mommy! Mereka adalah dua orang yang berbeda. Mungkin wajah bisa dibuat sama persis tapi mereka adalah dua orang yang berbeda."celetuk Kendrick menarik tangan ayahnya agar melepaskan pelukannya.
Berbeda dengan Kendrick, Lukas terus menatap Sakura dengan mata berbinar.
Kalix melepaskan pelukannya dan menatap wajah Sakura dengan teliti. Ia memperhatikan wajah itu dengan seksama hingga membuat Sakura sedikit salah tingkah.
"Tuan Albertus, perkenalkan nama saya Sakura. Saya merupakan tour guide yang dikirimkan Tuan Takashi untuk memandu Anda dan keluarga Anda selama liburan disini."terang Sakura tersenyum tipis.
Kalix mundur beberapa langkah dan menatap wajah Sakura sekali lagi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Kalix membalikkan tubuhnya dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Maafkan Daddy saya Nona. Mungkin Daddy terlalu merindukan Mommy. Kebetulan wajah kalian terlihat sangat persis."
Sakura tersenyum tipis dan mengangguk tidak keberatan dengan sikap Kalix.
"Kalau begitu saya akan menunggu kalian di lobi hotel."
Sakura menutup pintu dan melangkah menuju lobi.
Dreett
Drettt
Drettt
Sakura langsung mengangkat panggilan telepon dari Tuan Takashi.
[Sakura! Apa kau sudah bertemu dengan tamu penting perusahaan kita! Tuan Albertus bukan hanya tamu asing! Tapi, Tuan Albertus merupakan salah satu investor besar di perusahaan kita! Berikan kesan yang baik selama kau bertanggung jawab memandu perjalanannya dan kedua putranya!] tegas tuan Takashi membuat Sakura merasa sedikit jengkel.
#
#
#
Di lobi hotel,
Setelah setengah jam menunggu, seorang pria melangkah kearah Sakura. Pria itu langsung duduk di depan Sakura dan tersenyum tipis menatap wajah cantiknya.
Sakura mengangkat wajahnya hingga saling pandang dengan pria di depannya. Tiba-tiba Ia langsung berdiri dan duduk di pangkuan pria itu.
"Mengapa kamu tidak memberi kabar kalau kamu akan kembali ke Jepang!"
Pria itu menyelipkan anak-anak rambut Sakura ke belakang telinganya dan tersenyum hangat menatap wajah cemberut Sakura.
"Surprise. Aku ingin memberikan mu kejutan karena pergi tiba-tiba."
"Aku sudah meminta Tuan Takashi membiarkan mu cuti selama satu hari. Tuan Takashi akan mengirim tour guide pengganti yang akan memandu tamu kalian hari ini."
Pria itu berdiri dan menurunkan tubuh istrinya. "Ayo ikut aku. Aku ingin membawamu sarapan pagi di restoran favorit mu."
Dengan wajah berseri-seri Sakura mengikuti langkah suaminya pergi dari sana.