NovelToon NovelToon
Menggenggam Rindu

Menggenggam Rindu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:50.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Qinan

Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.

Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.

"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."

Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.

Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.

Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part~7

"Mas Demian." panggil Monica ketika baru masuk ke dalam kantor suaminya tersebut.

Demian yang sedang berbicara pada karyawannya di meja resepsionis langsung menoleh ketika mendengar suara tidak asing memanggilnya.

"Ada apa ?" tanyanya.

"Olive mas, Olive." Monica terlihat panik.

"Katakan ada apa dengan Olive ?"

"Tadi sekolahnya menghubungi ku, katanya Olive kecelakaan." sahut Olive.

"Kenapa bisa ?" teriak Demian, meski Olive bukan anak kandungnya tapi Demian sangat menyayangi Olive.

Karena sejak lahir bocah kecil itu sudah ada dalam pengasuhannya, meski sebelumnya ia sempat membencinya. Karena gara-gara Olive, Demian harus terjebak pernikahan dengan Monica.

Karena waktu itu Monica mengaku mengandung buah cinta Demian, kedua orangtuanya yang berniat menjodohkannya justru sangat bahagia mengetahui kabar tersebut.

Namun Demian bukanlah laki-laki bodoh, setelah menikah dengan Monica dan bayi itu lahir. ia diam-diam melakukan test DNA dan hasilnya Olive bukanlah darah dagingnya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, karena tidak ingin pernikahan yang di gadang-gadangkan oleh banyak kalangan pembisnis akan menjadi pernikahan yang menguntungkan sepanjang abab akan hancur.

Akhirnya kedua keluarga tersebut menyembunyikan rapat-rapat kenyataan tersebut dan berusaha mempertahankan pernikahan antara Monica dan Demian bagaimana pun caranya.

Meski waktu itu keluarga Demian sangat kecewa, tapi demi nama baik mereka pada akhirnya bisa menerima.

Sedangkan Demian dari awal memang tidak pernah menyukai Monica, ia menikahinya pun terpaksa karena mengira kalau anak dalam kandungan wanita itu adalah darah dagingnya.

Dan sejak saat itu, hubungan Demian dengan kedua orangtuanya kurang membaik sampai saat ini.

"Aku tidak tahu mas, ayo kita ke sekolah Olive sekarang." sahut Monica.

Setelah itu dengan di antar oleh Victor, mereka segera pergi ke sekolahnya Olive.

Ketika baru masuk ke dalam ruangan UKS, Demian melihat seorang anak laki-laki sedang duduk di kursi tak jauh dari ranjang Olive.

"Jadi kamu yang sudah melukai anak saya ?" gertaknya nyaring.

Ricko yang tadinya sedang membaca buku, langsung mengangkat kepalanya menatap Demian.

Ada ketakutan di mata Ricko, tapi entah kenapa ia juga merasakan kehangatan di hatinya.

"Katakan, apa kamu yang melukai Olive ?" hardik Demian untuk kedua kalinya yang langsung membuat Ricko berjingkat kaget dan semakin ketakutan lah dia.

"Sabar pak, silakan duduk dulu. Ini semua bisa di bicarakan baik-baik, saya akan menceritakan bagaimana kronologinya." ujar guru olahraga tersebut menenangkan yang langsung di anggukin oleh sang kepala sekolah.

"Bagaimana bisa tenang, lihat anak saya babak belur begini." sela Monica yang melihat pipi putrinya nampak lebam.

Bukannya menenangkan suaminya, tapi sepertinya wanita itu justru berniat menaruh minyak dalam api. Padahal di lihat dari manapun, pipi sang putri tidak parah.

"Katakan kenapa kamu lakukan pada anak saya hah? apa orang tuamu tidak pernah mendidikmu dengan benar." bentak Demian hingga membuat Ricko yang berdiri tak jauh darinya, tubuhnya nampak bergetar hebat.

"Maafkan saya tante, Om. Ricko tidak sengaja." mohon Ricko dengan menahan tangisnya agar tidak pecah.

"Tolong hubungi orangtuanya, saya akan mengajarinya bagaimana mendidik anak yang benar." perintah Demian murka.

"Kami sudah menghubunginya pak, mungkin sebentar lagi datang." sahut kepala sekolah tersebut.

"Bagaimana bisa sih pak, anak nakal seperti dia bersekolah di sini. Saya sebagai donatur terbesar di sini merasa sangat keberatan." ujar Monica geram.

"Ricko adalah anak pindahan dari daerah bu, dia masuk kesini melalui jalur prestasi." sahut kepala sekolah tersebut.

"Oh jadi dia anak kampung itu yang suka di ceritakan sama anak saya, pantas saja kelakuannya kampungan. Bisa-bisanya anak kampung masuk sini." gerutu Monica.

Ricko nampak terdiam, sesekali ia melirik Demian yang juga sedang menatap tajam padanya.

"Pak, Om, tante. Tolong hukum saja Ricko tapi jangan panggil ibuk ke sekolah. Saya tidak mau membuat ibu kecewa, meski Ricko tidak merasa bersalah tapi Ricko siap di hukum." ucap Ricko kemudian.

Ibunya sudah banting tulang seharian, Ricko tidak mau jika Ibunya itu mendapatkan masalah lagi karenanya. Apalagi kedua orangtuanya Olive sangat galak, Ricko tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Ibunya akan terkena marah juga sepertinya.

"Jadi kamu merasa tidak bersalah setelah membuat pipi anak saya lebam hah? pintar sekali kamu, apa ibumu yang mengajarimu bersikap seperti itu ?" sungut Monica, ia sama sekali tak memberikan jeda ucapannya untuk mendengarkan duduk perkara dari pihak sekolah.

Ricko nampak menggeleng, tatapan tajam dari Demian membuat Ricko langsung hilang keberanian.

"Tidak ada seorang Ibu yang mengajarkan kenakalan pada putranya, nyonya."

Ariana yang baru datang langsung menyela perkataan Monica yang nampak menyudutkan putranya.

Deg!!

"Ariana, Arianaku."

Demian langsung terkejut dengan kedatangan Ariana di hadapannya, belahan jiwanya yang sudah bertahun-tahun ia cari kini muncul dengan sendirinya di hadapannya.

Begitu juga dengan Ariana, ia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan laki-laki yang teramat ia benci dalam hidupnya.

Kalau saja dia tahu anaknya akan berada satu sekolah dengan anak Demian, Ariana tidak akan sudi menyekolahkan putranya di sana.

Namun nasi sudah menjadi bubur, jika ini memang takdir dari Tuhan. Maka ia akan menghadapinya dan berusaha melindungi identitas sang putra.

Ariana yang tadinya sempat terkejut seperti Demian, kini ia langsung bisa menguasai dirinya. Ia bersikap seolah tidak pernah mengenal laki-laki itu sebelumnya, mungkin ini lebih baik. Pikirnya.

"Ibuk, maafkan Ricko." Ricko yang tadi sedang berdiri dengan tubuh ketakutan kini berlari memeluk Ariana yang masih berdiri di ambang pintu UKS.

Deg!!

Lagi-lagi Demian terkejut, kalau bocah kecil itu ternyata adalah anak Ariana. Apa Ariana sudah menikah? siapa suaminya? banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala Demian saat ini.

Begitu juga dengan Victor yang sedang berdiri di luar tak jauh dari Ariana nampak sedang memindai ibu dan anak tersebut.

"Katakan pada ibuk sayang, apa benar kamu yang melakukannya hingga membuat pipi temanmu itu lebam ?"

Ariana melihat wajah Olive sekilas, kemudian ia nampak membungkukkan tubuhnya agar setara dengan tingginya Ricko. Setelah itu ia memegang kedua pundak sang putra lalu menatapnya dengan lembut.

Tidak ada kemarahan di matanya, karena begitulah Ariana. Bagaimana pun nakalnya sang putra ia akan menghadapinya dengan kelembutan.

"Ricko tidak sengaja buk, tadi pas olahraga lalu giliran Ricko melempar bola tiba-tiba Olive lari masuk ke dalam lapangan." sahut Ricko jujur.

"Kamu pasti bohongkan, kamu kira anakku bodoh sengaja melukai dirinya sendiri." sela Monica tidak terima.

Tiba-tiba nampak seorang laki-laki dengan napas terengah-engah, masuk ke dalam ruangan UKS tersebut.

"Ayah." Ricko langsung memeluk Herman, ia merasa senang akhirnya ia dan ibunya tidak sendirian menghadapi orangtuanya Olive.

Deg!!

"Ayah, jadi Herman adalah suaminya Ariana."

Demian yang sedari tadi duduk di kursinya memperhatikan gerak-gerik Ariana yang sepertinya tidak mengenalnya, kini langsung menatap geram laki-laki yang ia kira adalah suaminya Ariana tersebut ternyata adalah karyawannya sendiri di kantornya.

1
Ima Kristina
benar kata Edgar setiap perbuatan selalu ada karma yang menyertai ...
Ima Kristina
dasar nenek sihir dan anaknya Mak lampir masih aja belum tobat
Ima Kristina
seneng dech akhirnya Edgar dan Dena bicara dari hati ke hati
Ima Kristina
katanya cinta tapi kenapa gak saling terbuka bikin gemess aja
Ima Kristina
bukannya Edgar mengatakan sudah melepaskan Dena dan itu berarti sudah jatuh talak ....
Ima Kristina
gengsi kok dipelihara Nanti nyesel gigit jari
Ima Kristina
susah juga keduanya sama sama egois harus ada orang lain yang membantu menyatukan
Ima Kristina
semuga Edgar dan Dena segera bersatu'
Ima Kristina
lanjut kakaaa
Ima Kristina
next
Ima Kristina
Edgar baik banget sangat tulus menyayangi Dena
Ima Kristina
makin seru bacanya Thorr menghibur banget pokoknya lanjut kakaaa
Ima Kristina
kasihan banget Dena hidupnya tertekan depresi dan harusnya keluarga mendukung untuk kesembuhannya
Ima Kristina
lanjut kakaaa
Ima Kristina
sebagai wanita q bisa mengerti yang dirasakan Dena ...trauma memang susah disembuhkan hanya pribadi yang bisa
Ima Kristina
Edgar baik banget sich ....cinta memang bisa membutakan hati seseorang apalagi yang bucin model Edgar
Ima Kristina
semuga Dena segera menyadari perasaannya untuk Edgar
Ima Kristina
dibilangin kamu jujur soal rencana balas dendam kamu sama Edgar biar gak terjadi salah paham
Ima Kristina
lanjut lanjut penasaran Kakaa
Ima Kristina
Dena jujur saja lah sama Edgar biar gak ada salah paham gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!