NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 13

Setelah menonton beberapa pertarungan, Li Shen mendekati meja pendaftaran di sudut ruangan. Di belakang meja itu duduk seorang pria dengan tubuh kekar dan mata tajam, menatap setiap orang yang mendekat dengan pandangan curiga.

"Mau bertaruh atau bertarung?" tanya pria itu tanpa basa-basi.

"Aku ingin menjadi petarung," jawab Li Shen tegas.

Pria itu menaikkan alisnya. "Hah? Kau terlihat baru di sini. Kau yakin? Ini bukan tempat untuk mereka yang hanya ingin pamer keberanian. Jika kau kalah, kau bisa mati di arena."

Li Shen tersenyum tipis. "Aku tidak akan kalah."

Pria itu menatapnya beberapa saat sebelum mengangkat bahu. "Baiklah. Jika kau ingin bergabung, ada beberapa aturan. Pertama, kau harus menyerahkan sebagian besar hadiahmu kepada Sekte Serigala Putih. Kedua, jika kau ingin bayaran besar, kau harus melawan petarung terbaik kami, Zuo Kang."

"Zuo Kang?" Li Shen bertanya, matanya menyipit sedikit.

"Dia petarung terkuat di sini," jelas pria itu. "Seorang kultivator di ranah Pengumpulan Energi tahap puncak. Dia juga pengguna seni pedang yang sangat ahli. Tapi, ada satu hal yang perlu kau tahu."

Li Shen melipat tangannya, menunggu kelanjutan penjelasan itu.

"Kami punya aturan," lanjut pria itu dengan senyum licik. "Jika kau ingin melawan Zuo Kang, kau tidak diizinkan menggunakan senjata. Sementara dia boleh menggunakan pedangnya."

Li Shen menatap pria itu dengan tenang. "Aturan yang cukup curang."

Pria itu tertawa keras. "Hahaha! Ini bukan tentang keadilan, anak muda. Ini tentang hiburan dan uang! Kalau kau menang, hadiahnya sangat besar. Tapi kalau kalah... yah, kau tahu akibatnya."

Li Shen terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara dingin, "Baik. Aku terima."

Pria itu terkejut sesaat sebelum tertawa lebih keras. "Kau gila atau terlalu percaya diri? Baiklah, aku suka keberanianmu! Masuklah ke ruang persiapan. Pertarunganmu dimulai setelah ini."

Li Shen melangkah masuk ke ruang persiapan di belakang arena. Ruangan itu sederhana, hanya ada bangku kayu dan ember air untuk mencuci wajah. Dari balik tirai, ia bisa mendengar sorakan penonton yang semakin keras.

Sebuah suara nyaring menggema dari arena, milik seorang pembawa acara. "Hadirin sekalian, malam ini kita akan menyaksikan pertarungan yang paling ditunggu-tunggu! Pendatang baru yang berani menantang Zuo Kang, petarung terbaik di arena ini!"

Sorakan membahana, menciptakan suasana tegang di udara. Li Shen berdiri tegak, menutup matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya.

"Zuo Kang, ya?" gumamnya sambil membuka matanya perlahan. "Mari kita lihat seberapa kuat kau sebenarnya."

Ketika seorang penjaga memanggilnya untuk masuk, Li Shen mengangguk pelan dan berjalan menuju arena. Sorakan penonton semakin menggila saat dia muncul di bawah cahaya lampu minyak yang menerangi arena pasir.

Di sisi lain arena, seorang pria bertubuh besar dengan pedang besar di punggungnya sudah berdiri. Senyumnya dingin, penuh percaya diri.

"Jadi kau lawanku? Hahaha! Beraninya kau melawan Zuo Kang tanpa senjata!" seru pria itu dengan nada menghina.

Li Shen hanya menatapnya dengan tatapan dingin, tidak berkata sepatah kata pun. Di dalam hatinya, ia sudah siap menghadapi apa pun.

Arena yang penuh dengan sorakan tiba-tiba hening ketika Zuo Kang berjalan maju ke tengah, menghunus pedangnya yang besar dan berkilauan di bawah cahaya obor. Langkahnya berat, seolah-olah dia membawa seluruh kepercayaan diri dunia.

"Kau tidak membawa senjata? Bodoh sekali," ujar Zuo Kang dengan senyum sinis, mengayunkan pedangnya ke udara, menciptakan deru angin yang membuat para penonton bersorak. "Ini akan selesai dalam satu tebasan."

Li Shen berdiri tenang, memfokuskan pikirannya. Energi dari ranah Kondensasi Intinya mulai berputar di tubuhnya, membuat aura yang tak kasat mata terasa mencekam. "Aku tak butuh senjata untuk mengalahkanmu," jawabnya dingin.

"Sombong!" Zuo Kang menerjang dengan kecepatan yang luar biasa, pedangnya meluncur dalam garis melintang, menyasar leher Li Shen.

Namun, sebelum pedang itu sampai, Li Shen sudah melangkah ke samping dengan gerakan yang seolah-olah memecah udara. "Terlalu lambat," ucapnya.

"Hyaaah!" Zuo Kang berteriak, mengayunkan pedangnya lagi dengan teknik beruntun, menciptakan bayangan pedang yang tampak seperti hujan bilah tajam.

Li Shen bergerak gesit, menghindari serangan demi serangan dengan presisi sempurna. Tubuhnya berputar dan melompat mundur, menghindari bilah pedang yang menghantam tanah dengan kekuatan yang cukup untuk menciptakan lubang besar.

Penonton bersorak histeris melihat duel yang begitu sengit.

"Kau hanya lari, dasar pengecut!" seru Zuo Kang, napasnya mulai berat karena serangannya tak pernah mengenai sasaran.

Li Shen tersenyum dingin. "Aku hanya menunggu celah. Sekarang giliranmu bertahan."

Aura Li Shen tiba-tiba meledak, energi dari ranah Kondensasi Inti menyalurkan kekuatan destruktif ke tubuhnya. Ia melompat maju dengan kecepatan kilat, tinjunya meluncur ke arah Zuo Kang.

"Doomstrike Fist!" serunya, menggunakan teknik buatan sendiri yang menggabungkan energi murni dengan kekuatan fisik.

Boom! Tinjunya menghantam pedang Zuo Kang yang terangkat untuk bertahan. Ledakan energi menggema di arena, dan pedang besar itu hancur berkeping-keping. Zuo Kang terkejut, kehilangan keseimbangannya saat energi dari serangan itu mengguncang tubuhnya.

"Tamat sudah," ujar Li Shen dengan suara dingin.

Ia melompat tinggi ke udara, menyalurkan seluruh energinya ke tinjunya yang kini berkilauan dengan cahaya merah keemasan. Dengan satu teriakan, ia meluncurkan tinju itu tepat ke kepala Zuo Kang.

"Boom!!"

Kepala Zuo Kang hancur seketika, menyisakan tubuhnya yang ambruk ke tanah dengan suara berat. Darah dan pecahan tulang berceceran, menciptakan pemandangan yang mengerikan.

Penonton terdiam beberapa saat, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Namun, setelah beberapa saat, sorakan meledak lebih keras dari sebelumnya.

"Li Shen! Li Shen! Li Shen!" mereka berseru, mengelu-elukan nama sang pendatang baru yang baru saja mengalahkan petarung terkuat mereka dengan tangan kosong.

Li Shen berdiri di tengah arena, tubuhnya berlumur darah, napasnya berat, namun matanya tetap tajam. Ia menatap mayat Zuo Kang dengan dingin sebelum berbalik dan berjalan keluar arena tanpa berkata apa-apa. Para penonton membuka jalan untuknya, masih dalam keterkejutan dan kekaguman.

Li Shen tahu, ini baru permulaan. Namun, kemenangan ini adalah pernyataan bahwa ia bukan lagi seseorang yang bisa diremehkan.

------

Li Shen keluar dari arena dengan langkah mantap, tubuhnya masih berlumur darah dari pertarungan sengit sebelumnya. Sorakan para penonton terus menggema, memuji keberaniannya dan kekuatannya. Namun, Li Shen tetap memasang wajah dingin, tidak peduli dengan perhatian yang kini tertuju padanya.

Dia berjalan menuju meja penerimaan hadiah. Seorang pria tua berjubah abu-abu yang merupakan anggota sekte Serigala Putih menyambutnya dengan senyum palsu. Di meja itu terlihat tumpukan kantong koin emas yang mengilap, hadiah kemenangannya.

"Selamat atas kemenanganmu, Tuan Li Shen," kata pria tua itu dengan nada formal. "Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hadiahnya adalah 100 koin emas. Namun, karena turnamen ini diadakan di bawah pengawasan sekte Serigala Putih, kami harus mengambil 50% dari jumlah tersebut sebagai... kontribusi wajib."

Li Shen menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Separuh? Itu terlalu banyak."

Pria tua itu mengangkat bahunya, senyumannya tetap terjaga. "Aturan adalah aturan, Tuan Li Shen. Jika Anda tidak ingin membayar, maka Anda takkan mendapatkan apa pun."

Li Shen mengepalkan tinjunya, merasa marah dengan ketidakadilan ini. Namun, ia tahu bahwa melawan sekte ini secara langsung sekarang bukan langkah yang bijak. Dengan enggan, ia merogoh kantong hadiahnya dan menyerahkan setengahnya kembali ke meja.

"Ambil saja," katanya dingin, menahan amarahnya.

Pria tua itu tersenyum puas, menyimpan koin emas itu ke dalam kotak besar di belakang meja. "Keputusan yang bijak. Semoga koin yang tersisa cukup untuk keperluan Anda, Tuan Li Shen."

Saat Li Shen keluar dari aula hadiah, dia menyadari bahwa banyak mata memandangnya. Para bangsawan dengan pakaian mewah dan perhiasan mencolok berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya. Beberapa pendekar muda yang membawa lambang sekte mereka di pakaian mereka juga tampak mengamatinya dengan penuh minat.

"Dia baru saja mengalahkan Zuo Kang dengan tangan kosong," gumam salah satu pendekar muda. "Orang ini jelas bukan kultivator biasa."

"Aku dengar dia bahkan menghancurkan kepala Zuo Kang. Itu... mengerikan sekaligus mengesankan," bisik seorang wanita bangsawan sambil menutup mulutnya dengan kipas.

Li Shen berjalan dengan santai, berpura-pura tidak mendengar percakapan di sekitarnya. Namun, ia tahu bahwa kemenangan ini telah menarik perhatian dari banyak pihak, termasuk sekte Serigala Putih.

"Menarik perhatian bukan hal yang ideal," pikirnya sambil menyesuaikan langkahnya menuju penginapan. "Tapi, setidaknya aku mendapat emas untuk perbekalan."

Di kejauhan, seorang pria berjubah hitam dengan simbol serigala putih di dadanya mengamati Li Shen dengan tatapan tajam. Ia adalah salah satu tetua dari sekte Serigala Putih, dan kemenangan Li Shen tampaknya telah menarik perhatian yang tidak diinginkan.

"Anak itu... dia bisa menjadi ancaman atau aset. Kita harus mengawasinya," gumam pria itu sebelum menghilang ke dalam bayangan......

Setelah menerima emas dari arena dan menyelesaikan urusannya, Li Shen langsung menuju tujuannya—tempat tinggal alkemis yang telah ia dapatkan informasinya dari pemilik bar sebelumnya. Tanpa membuang waktu, ia berjalan melewati jalan-jalan sibuk kota Guangling, menelusuri gang-gang sempit dan tanda-tanda arah yang disebutkan.

Namun, tanpa sepengetahuannya, ia terus diawasi. Beberapa pasang mata dari sekte lain mengikuti setiap langkahnya dengan hati-hati, memastikan tidak kehilangan jejak Li Shen.

Di sebuah sudut atap, tiga pengintai dari salah satu sekte kecil Guangling berdiskusi serius.

"Anak itu aneh," ujar pria berjanggut tipis dengan busur di punggungnya. "Dia membayar pajak masuk dengan santai, menghancurkan kepala Zuo Kang di arena, dan sekarang berjalan seolah tidak peduli dengan dunia di sekitarnya."

"Tapi dia bukan orang biasa," tambah wanita berambut panjang yang memegang tombak. "Teknik yang dia gunakan di arena—itu bukan sesuatu yang dimiliki sembarang pengembara. Kita harus tahu asal-usulnya."

"Tenang," sahut pria berjubah hitam dengan nada tajam. "Dia menuju tempat tertentu. Jika kita terlalu cepat bergerak, kita bisa kehilangan kesempatan. Biarkan dia membawa kita ke sesuatu yang lebih besar."

Ketiganya terus mengikuti Li Shen dengan gerakan yang hati-hati, menjaga jarak dan berbaur dengan keramaian.

Li Shen akhirnya tiba di ujung distrik tempat rumah alkemis itu berada. Bangunan itu terlihat sederhana, dengan papan kayu kecil di depan bertuliskan "Pengrajin Pil Guangling." Namun, meskipun terlihat biasa saja, energi spiritual samar terasa mengalir dari tempat itu, cukup untuk membuat seorang kultivator awam tahu bahwa tempat ini bukanlah sembarang kediaman.

Namun, sebelum memasuki rumah alkemis, Li Shen berhenti sejenak. Ia memutar kepala sedikit, seolah mendengarkan sesuatu, lalu tersenyum kecil. "Jadi mereka masih mengikutiku," gumamnya pelan.

Sementara itu, di salah satu sudut jalan, para pengintai tetap memantau dengan saksama.

"Apa yang dia lakukan di sini?" tanya pria berjanggut tipis dengan nada curiga.

"Tempat itu… pengrajin pil?" jawab wanita berambut panjang sambil menyipitkan matanya. "Mungkin dia mencari sesuatu untuk meningkatkan kekuatannya."

"Kalau begitu, kita harus lebih berhati-hati," sahut pria berjubah hitam. "Jika dia berhasil mendapatkan sesuatu yang berharga dari alkemis itu, kita tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja."

Li Shen melangkah menuju pintu dan mengetuk perlahan. Pintu itu terbuka, dan seorang pria tua berambut putih dengan janggut tipis menyambutnya. Sorot mata pria itu tajam, meskipun senyum kecil terlukis di wajahnya.

"Apa kau datang untuk membeli pil, atau… sesuatu yang lebih istimewa?" tanya pria tua itu dengan nada tenang.

Li Shen mengangguk. "Aku membutuhkan pil peningkatan energi. Sesuatu yang cukup kuat untuk membantuku menembus ranah Kondensasi Inti tahap puncak."

Pria tua itu tertawa kecil. "Permintaan yang tidak sederhana. Masuklah, mari kita bicarakan."

Li Shen masuk ke dalam, sementara para pengintai tetap mengawasi dari luar, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Namun, Li Shen telah memperhitungkan semuanya. Ia sadar bahwa keberadaannya di kota ini telah menarik perhatian banyak pihak. "Kalian ingin bermain?" pikirnya dalam hati. "Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan menang di akhir permainan ini."

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!