"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"
****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?
Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.
Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.
Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.
Gimana ceritanya?!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Suami
"Gue sumpahin, semoga kalian merasakan apa yang gue rasain saat ini....! TERUTAMA LO, LIORA. GUE SUMPAHIN, LO JATUH CINTA SAMA SUAMI LO SENDIRI.....!"
"SUAMI!" seru mereka bersamaan.
Liora mendelik. Tangannya refleks membekap mulut lemes Tito.
Suasana berubah mencekam. Semua anak-anak saling lempar pandang, lempar tatapan, lempar pertanyaan lewat kode mata.
Liora yang tiba-tiba membekap mulut sahabatnya langsung dilepaskan. Apalagi Tito megap-megap hampir kehabisan nafas.
"Gila Lo. Lo mau bikin Is dead?" teriak pemuda jangkung itu. Liora nyengir kuda.
"Napa tadi Lo bilang kayak gitu, Dodol. Liat reaksi mereka.....!" bisik Liora, memasang wajah galak.
Tito baru menyadari kalau anak-anak melongo menuntut jawaban, pria itu pun langsung tersenyum canggung dan gugup.
"Maksudnya apa, To? Lo bilang suami Liora? emang Liora dah married?" tanya Aldo. Lalu dijawab anggukan anak-anak membenarkan.
"Ah, itu. Ehm, apa ya? Maksud gue bukan suami......! Tapi, Pacar. Ya pacar Liora!" Tito memberikan alasan. Namun Liora semakin melotot, wajahnya menahan marah pada sahabatnya itu.
Dasar Tito kurang asem!!!!!
"Wah, jadi ada yang mau sama Liora?" celetuk Sinta, bertanya. Tapi pertanyaan Sinta sontak membuat teman-teman Liora tertawa.
"Kurang asem Lo, Sin? Kenapa nggak ada yang mau sama gue? Gue cantik, seksi. Kenapa nggak ada yang mau.....?" sewot gadis itu.
Begini-begini kan emang Liora itu cantik, walaupun kurang tinggi dikit. Tubuh juga semok. Montok bin bahenol. Bentuk tubuhnya yang hot jaletot memang selama ini selalu ditutupi pakaian lebar dan longgar. Bahkan seragam sekolah aja, dia milih dobelan celana kulot atau jins.
Nggak tau aja mereka semua. Dibalik pakaian yang serba longgar, isinya serba menggiurkan. Agam aja belum pernah sekalipun liat Liora dalam bentukan toples, nggak pakai apa-apa. Yah itu karena Agam sangat pandai menjaga diri dan privasi istrinya . Sebagai pria dewasa dan seorang guru agama, dia nggak akan memaksa Liora sebelum Liora sendiri yang meminta dan mengizinkannya.
"Hahaha, jadi ada yang mau? Kira-kira siapa pria yang tidak beruntung itu?" timpal Dora terkekeh geli. Wajah Liora sudah mirip kucing ngamuk, menggemaskan dan garang. Mirip kucing mau kawin. Galak.
"Huh, dasar kawan laknat.....!"
Sementara di kantor guru, terdengar kehebohan besar. Mereka seperti anak kecil, ribut karena kedatangan guru baru yang katanya sangat cantik. Tentu para guru laki-laki penasaran, seperti apa guru baru yang sedang dibicarakan. Terkecuali Agam. Pria itu nampak biasa saja. Sama sekali tidak tertarik dan tidak pula mau tahu.
"Pak Agam!"
"Iya!" sahut pria tampan itu menoleh ke arah Bu Widyawati, guru matematika yang duduk di seberang mejanya.
"Katanya guru bahasa Indonesia yang baru, dia seorang janda muda loh. Katanya sangat cantik," kata guru paruh baya itu.
"Terus saya harus apa bu Widya?" tanya Agam dengan gurauannya.
Bu Widya terkekeh, "Siapa tau itu jodohnya pak Agam?"
Yah, guru-guru taunya Agam gagal nikah karena kejadian kakeknya jatuh sakit dan masuk RS. Pernikahan langsung dibatalkan saat itu juga. Mereka nggak ada yang tau apa masalahnya dan kenapa?
Agam nikah diam-diam pun tidak satupun yang tau, kecuali keluarga besar mereka.
"Saya nggak mikirin itu dulu! Saya fokus dengan kerjaan saya....!"
"Eh, jangan begitu. Usia pak Agam sudah pas membina rumah tangga!"
"Iya, tapi kalau belum ada jodohnya, mau gimana lagi?" Agam tidak marah saat guru wanita paruh baya itu menyindirnya. Itu sudah biasa di kalangan para guru jika mereka memiliki waktu luang, belum waktunya mengajar mereka akan saling ngobrol dan sindir-sindiran.
"Pak Agam itu sangat tampan. Andai saja saya masih muda. Belum punya suami dan anak, pasti saya akan kejar pak Agam sampai dapet."
"Saya juga. Sayang, tubuh saya sudah tak berbentuk. Nggak langsing lagi. Nggak kayak waktu saya masih gadis!" ucap guru IPA bernama Bu Komariah. Dipanggil Bu Kom.
"Bukannya Bu Kom waktu gadis sudah bulet mirip balon....?" celetuk pak Rudi, guru olahraga.
Yang dikatai balon langsung merengut dan cemberut.
Agam tergelak dan geleng-geleng kepala.
Ada-ada saja guyonan guru-guru itu. Batin Agam terkikik.
******
Seperti biasa, Liora duduk di cafe, menunggu suaminya, Agam agar bisa pulang bersama. Tapi, sudah setengah jam berlalu, dan Agam belum juga muncul. Liora mulai kesal dan menghabiskan jus mangga keempatnya.
Tiba-tiba, Liora mendapat pesan teks dari Agam.
"Maaf, Li! Aa terlambat. Sedang menyelesaikan urusan di sekolah. Sabar ya!"
"Sabar? Aku sudah sabar 30 menit yang lalu! Aku habisin jus mangga semua!" Liora mengirimi balasan seperti itu.
"Hahaha, maafin Aa, ya! Aa segera datang!"
Liora memutuskan untuk memainkan lelucon. Dia mengirim foto dirinya dengan wajah kesal dan keterangan: "Suami terlambat, istri lapar!"
Agam tertawa dan membalas: "Aa datang sekarang! Kamu tunggu. Oke!"
Liora tersenyum dan menunggu Agam. Ketika Agam tiba, mata cantik Liora berbinar, namun bibirnya mengerucut lucu.
Agam tersenyum. Kalau diperhatikan istrinya itu cantik, menggemaskan dan lucu.
"Maaf ya, telat. Tadi mendadak ada tugas dari pak kepsek. Tapi kan cuma sebentar!" katanya membela diri.
Sebentar apanya? Sampai jamur tumbuh di kepala gue. Nggak nyadar apa dia?
Jamur yang dimaksud Liora adalah ketombe. Hihihi....
"Tau ah....!" kesal Liora merengut.
"Mau makan dulu apa makan di rumah?" tanya Agam dengan lembut. Dia tahu, dia salah. Dan istrinya sedang merajuk. Tapi entah kenapa dia suka Liora yang seperti itu.
"Makan di rumah saja kaleeeee.....! Kalau makan di sini, gimana kalau ada siswa Aa yang lihat? Bisa berabe....!"
"Ya udah. Yuk kita pulang!" ajak Agam.
Liora berjalan di depan Agam, Agam mengekornya dari belakang. Namun tiba-tiba istrinya berhenti mendadak membuat tubuh Agam menabrak tubuh Liora yang lebih pendek darinya.
"Ada apa sih? Kenapa mendadak berhenti?"
"Tuh.....!" Liora mengode sesuatu pada sang suami.
Agam menoleh ke arah yang ditunjuk Liora. Di depan cafe, duduk gerombolan anak-anak didiknya. Semua berjumlah enam orang. Salah satunya ada Ratu dan Sandy. Liora kenal mereka. Sangat kenal malah. Liora pernah naksir Sandy. Si ketua OSIS.
Namun sepertinya Sandy sama sekali sulit dijangkau. Pria itu katanya sudah ditunangkan dengan Ratu, si Ratu Sarden, dari mereka orok. Orang tua keduanya emang agak laen. Tunangan kok sejak orok. Dan anehnya, si Sandy iya-iya aja. Padahal ketua OSIS itu kan ganteng, pinter, cool, digilai cewek-cewek cantik, termasuk Liora sebenarnya. Masa dia nggak bisa milih cewek yang waras dikit.
"Aa keluar dulu. Aku nyusul.....!" ucap Liora memberikan ide.
"Oke. Aa tunggu di parkiran ya?"
"Oke!"
Agam keluar lebih dulu. Kemudian setelah membayar jus-nya dikasir, Liora pun menyusul suaminya, keluar dari cafe tersebut. Namun tanpa sengaja Ratu melihat Liora keluar dari pintu. Gadis itu pun langsung menghadang langkah Liora.
"Ada apa? Minggir nggak?" galak Liora .
Entah kenapa ngeliat Ratu bawaannya marah. Kayaknya khodam Liora nggak suka dengan aura Ratu yang berbau amis.
"Hehehe, nggak nyangka ketemu disini? Sendirian aja.....?" sindirnya.
"Masbuloh.....! Masalah buat Loh.....?" balas Liora galak.
"Liat gue dong. Cantik. Seksi. Tuh, Sandy aja tergila-gila sama gue .... !" ejeknya.
Liora menoleh ke arah ketua OSIS itu. Pemuda itu hanya diam. Dingin. Bahkan menyibukkan diri dengan bermain ponsel.
"Kenapa? Gue sama sekali nggak tertarik....! Puas Lo....!"
"Yakin nggak tertarik? Yakin nggak pengen tau apa yang terjadi antara kita? Kita sudah bertunangan. Setelah lulus, kita mau nikah....!" ucapnya dengan bangga.
Liora tersenyum sinis, "Duh, sayang sekali. Padahal Sandy itu cerdas dan pintar. Kenapa bisa berjodoh sama cewek modelan kayak elo.....!" Liora pun terkekeh geli. Shandy melirik ke arah keduanya.
"Yang bisanya cuma goyang doang.....,? Apanya yang harus dibanggakan? Belum tentu otak ada isinya......!" sindir Liora.
"Kayak Lo ada aja.....?" balas Ratu.
"Hahaha. Mending gue .....? Setidaknya tenaga gue berguna membantu orang lain.....! Gue sering nolong orang kecopetan. Gue hajar tuh orang sampai babak belur masuk RS. Gue juga pernah berkelahi sama anak Pancasila. Membela sekolah kita. Lo tau, gue menang. Anak itu hidungnya patah. Lo mau gue patahin hidung Lo? Sekarang minggir.....!"
Ratu bergidik mendengar ucapan Liora. Gadis itu pun langsung minggir. Memberikan akses jalan pada Liora.
"Kasian nggak laku....!" namun hanya Ratu ucapkan dalam hati saja. Sudah kehilangan nyali dia...... Hehehehe.....