Bukan bacaan untuk bocil.
Blurb...
"Hem..ternyata cewek cupu ini cantik juga"
Gumam Albian, saat menanggalkan kacamata tebal dari wajah Khanza.
Demi memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Albian yang notabenenya adalah pria paling populer di kampus, sampai rela berpacaran dengan Khanza si gadis cupu dan penyendiri.
Berkat pesona yang dimilikinya. Albian berhasil membuat gadis cupu dan lugu seperti Khanza, kini pasrah berada di bawah kungkungannya.
"A-aku takut Al. Bagaimana kalau aku hamil?"
Tanya Khanza saat Albian menanggalkan kancing kemeja oversize miliknya. Namun Albian yang otaknya sudah diselimuti kabut hawa nafsu tidak mendengarkan ucapan Khanza. Meniduri gadis cupu itu adalah bagian dari taruhan mereka.
"Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja kok"
Ucap Albian sembari menelan salivanya saat melihat gunung kembar milik Khanza yang padat dan menantang.
ikuti kisah selengkapnya dengan membaca karya ini hingga selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengelak
"Kenapa lo bisa sampai terdampar di kota ini sih Al?"
Tanya Wily dengan wajah gusarnya.
Begitu Albian meminta Wily untuk menjemputnya di stasiun kota X. Wily langsung meluncur saat itu juga.
Butuh waktu sekitar 2 jam untuk Wily tiba di kota kecil tempat Albian berada sekarang.
Wily baru bisa bernapas lega saat melihat Albian dalam keadaan baik-baik saja. Ternyata Albian masih bisa bertahan di luar kota sendirian, tanpa uang dan kekuasaan dari keluarganya. Padahal Wily sudah cemas setengah mati takut terjadi apa-apa pada sahabatnya itu.
"Semua ini gara-gara Khanza!"
Geram Albian sembari memasang wajah masamnya. Apalagi ia telah kehilangan gadis itu lagi sekarang.
Karna terlalu antusias mengikuti gadis incarannya, Albian sampai meninggalkan dompet dan juga ponselnya di dalam mobil yang ia parkirkan secara sembarang di salah satu stasiun yang ada di ibu kota.
Untung saja ada sedikit uang di saku celananya, kembalian mengisi bensin kemarin. Dengan uang itulah Albian bisa bertahan, membeli air mineral dan sepotong roti. Serta menyewa ponsel pemilik warung untuk menghubungi Wily. Sengsara sekali untuk seorang tuan muda seperti Albian yang terbiasa hidup dalam kemewahan.
Wily hanya bisa mengulum senyumnya, ketika membayangkan seorang tuan muda seperti Albian hidup terlunta-lunta di jalanan seperti itu.
"Al,Al! Buat apa sih lo ngikutin Khanza terus? Jelas-jelas cewek itu udah gak mau sama lo!"
Ucap Wily di akhiri tawa sinisnya.
"Kalau gue jadi Khanza, gue juga gak bakal mau sama cowok yang udah jadiin dia sebagai bahan taruhannya. Sakit tau Al!"
Ucap Wily lagi, sembari menirukan ekspresi sedih para wanita yang telah ia campakan.
"Memangnya taruhan ini ide siapa hah!" Kesal Albian.
"Ide kita" Wily terkekeh.
Semua gadis cantik di kampus telah berhasil mereka taklukan, kecuali satu orang yaitu Khanza. 4 tahun mereka kuliah di kampus yang sama, jangankan saling berbicara, menatap pada mereka saja Khanza tak pernah melakukannya.
Hingga terbesitlah ide gila untuk menaklukan hati gadis yang terkenal culun dan galak itu. Dan siapa sangka di antara tiga pria tampan itu, Khanza lebih merespon Perhatian dari Albian. Hingga mereka terlibat dalam hubungan yang begitu intim.
"Jadi lo udah bener-bener jatuh cinta sama cewek cugal itu?" Tanya Wily.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Wily langsung merutuki dirinya sendiri. Ia baru ingat kalau Albian tidak suka jika ada yang memanggil Khanza dengan julukan itu lagi.
Dan benar saja, Albian sudah memasang wajah tak bersahabat, tangannya Albian mengepal di udara seakan siap untuk menyerang Wily. Tak ingin berakhir seperti Zack, Wily pun buru-buru minta maaf.
"Maaf.. maksud gue, apa lo udah jatuh cinta sama Khanza?"
Revisi Wily akhirnya, hal itu Wily lakukan demi menjaga keutuhan persahabatan mereka yang sudah terbentuk sejak kecil.
Lagipula Khanza yang sekarang sudah menjelma jadi gadis yang sangat cantik. Hanya saja Wily sudah terbiasa memanggil Khanza dengan sebutan seperti itu cugal, mengikuti teman-teman kuliah mereka yang lainnya.
Wily yakin Albian sudah menyadari kecantikan Khanza saat mereka menghabiskan malam panas bersama. Makanya Albian jadi tergila-gila pada gadis itu sekarang.
"Entahlah, gue juga masih bingung sama perasaan gue. Tapi gue kepikiran dia terus akhir-akhir ini" Balas Albian.
"Apalagi cuma Khanza yang bisa bikin dia terbangun" Batin Albian sembari menatap ke arah si juniornya yang sudah menegang hanya karna membayangkan wajah cantik Khanza saja.
"Huhf, Masih saja mengelak" Batin Wily.
***
***
"Albian..kamu dari mana saja sayang?"
Rinjani menyambut kehadiran putranya dengan cemas.
Sudah seharian Albian menghilang dan ponselnya tidak bisa di hubungi, membuat semua orang khawatir.
Bahkan oma Shana sampai menangis karna mencemaskan sang cucu, Oma Shana takut Albian di culik seperti yang terjadi pada aunty Emily dulu.
"Maaf mah, kayaknya Hp aku lowbat"
Balas Albian sekenanya.
"Albian, kenapa mobil kamu ada di stasiun? Sedang apa kamu disana?" Tanya Arjuna pula.
Karna Albian menghilang seharian dan tak ada kabar, Arjuna sampai mengutus anak buahnya untuk mencari sang putra. Tapi mereka hanya bisa menemukan mobil Albian saja, sedangkan orangnya tidak tau kemana?. Membuat semua orang menjadi semakin cemas, takut terjadi apa-apa dengan Albian.
"A-aku habis mengantar teman pulang kampung pah. Maaf sudah membuat kalian semua cemas." Lirih Albian, karna sibuk mengejar wanitanya, Albian sampai lupa untuk mengabari keluarganya.
"Teman? Apa dia seorang gadis? Gadis yang ada di foto itu?" Tebak Rinjani.
"I-iya mah" Balas Albian, tanpa sadar pipinya bersemu merah saat membicarakan tentang Khanza di hadapan keluarganya.
"Apa hubungan kalian serius? Kapan kau akan mengenalkan gadis itu pada kami?"
Tanya Rinjani lagi.
"S-secepatnya mah" Balas Albian tergugup.
"Sebelum kamu pergi kuliah S2 ke Amerika, bagaimana kalau kamu menikah dulu dengan gadis itu. Lalu ajak istri kamu untuk tinggal di Amerika juga, supaya ada yang mengurusi kamu disana" kali ini oma Shana ikut bicara.
"Uhuk..uhuk.." Albian sampai tersedak ludahnya sendiri saat mendengar ucapan omanya itu.
#Mohon dukung karya ini dengan cara like, komen, vote dan hadiahnya ya. Selamat membaca^^#