NovelToon NovelToon
After Office

After Office

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Office Romance
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lanjutan Cerita Harumi, harap membaca cerita tersebut, agar bisa nyambung dengan cerita berikut.

Mia tak menyangka, jika selama ini, sekertaris CEO yang terkenal dingin dan irit bicara, menaruh hati padanya.

Mia menerima cinta Jaka, sayangnya belum sampai satu bulan menjalani hubungan, Mia harus menghadapi kenyataan pahit.

Akankah keduanya bisa tetap bersama, dan hubungan mereka berakhir dengan bahagia?

Yuk baca ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

After Office

Mia Andani hanya bisa mendengus kesal, dengan pekerjaan yang menumpuk di mejanya. Andai saja tetangga kubikel sekaligus sahabatnya tak mengundurkan diri, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Lagi dan lagi, dia kembali lembur sore ini, alhasil sudah hampir satu Minggu Mia pulang terlambat, dan baru tiba di rumah sekitar pukul dua puluh tiga.

"Lembur lagi, Mbak Mia?" tanya salah satu office girl yang biasa dipanggil Mak Jum.

"Ya gitu deh." Sahut Mia, dia fokus pada angka-angka di layar komputernya.

"Bukannya sudah ada pengganti Mbak Gita." Mak Jum sedang mengambil sampah di masing-masing kubikel staf accounting.

"Yang namanya masih baru ya gitu deh."

"Bukannya mbak Raisa itu bagian keuangan di pabrik Bandung, Mbak Mia?"

"Kan beda, Mak! di sini kerjaannya lebih banyak, dan rumit."

Perempuan bertubuh tambun itu, menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Apa Mbak Mia mau, saya sediakan camilan?" tawarnya.

Mia menggeleng, "Nggak dulu deh, Mak! saya masih kenyang, tadi Mas Haris bawain kue."

"Ya udah, saya turun dulu. Kalau ada perlu, Mbak Mia bisa wa saya."

Mia menunjukkan jempolnya. Dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya, agar dirinya segera pulang.

Ruangan divisi accounting sudah sepi, begitu juga dengan ruangan divisi pemasaran yang berada di sebelah. Sekarang Mia benar-benar sendirian di lantai tempat divisinya berada, dia sudah terbiasa.

Takut? Tidak sama sekali, dia lebih takut penghasilan bulanannya berkurang, karena tak lembur. Sebagai generasi sandwich alias tulang punggung keluarga, dia harus lebih bekerja keras.

Cicilan rumah, biaya makan keluarganya, sekolah adik-adiknya, dan keperluan pribadinya, seperti ongkos transportasi. Tinggal di kota penyangga ibu kota, membuatnya harus nyambung menyambung alat transportasi.

Beruntung ada kereta listrik dengan ongkos murah, dan ojek online yang acap kali memberikan promo. Mia juga harus memutar otak agar semua kebutuhan keluarganya tercukupi.

Sudah beberapa tahun ini, ayahnya berpulang. Otomatis tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga berpindah padanya.

Sebagai anak tertua, seperti sudah hukum alam, untuk mengambil alih tugas kepala keluarga, dalam mencari nafkah, karena ibunya belum bisa berkerja, harus fokus mengurus adik bungsunya yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar.

Sebuah deheman, mengalihkan atensinya. "Ada apa Pak Jaka? Kalau mau nanyain soal daftar gaji, besok sore baru saya kirim ke Pak Lukman, untuk diteruskan pada Pak Dimas. deadline-nya masih lusa, Pak!" Kata Mia kembali fokus pada layar di depannya.

Kursi beroda milik tetangga kubikel-nya di duduki pria berkemeja putih, dengan dasi yang tak lagi rapih. "Rekan kamu kemana? Dia nggak bantu kamu? Bukannya masalah gaji itu urusan dia?"

"Raisa masih keteter, Pak! Karyawan di sini lebih banyak kalau bapak lupa, dibandingkan di tempatnya dulu."

"Harusnya dia ikut lembur dong!"

"Nyeri bulanannya lagi parah, jadi saya suruh pulang." Mia berbicara tanpa melihat pria yang berprofesi sebagai sekertaris CEO. "Bapak kalau mau ngajak ngobrol, mendingan kapan-kapan aja deh, saya pengen cepet-cepet selesaikan ini."

"Ya udah sini aku bantuin." Suara yang biasa dingin perlahan melembut. "Mana laptop kamu?"

Mia mengeluarkan laptop dari tasnya, dan memberikannya pada pria di sebelahnya. "Bapak mau ngerjain yang mana?" tanyanya.

"Terserah kamu."

Mia mulai memilah map yang menumpuk di sudut kubikel. "Faktur aja, ya Pak? Deadline besok siang."

Keduanya mulai fokus pada pekerjaannya masing-masing, tak ada yang bicara, hanya terdengar suara jari beradu dengan keyboard serta embusan pendingin ruangan.

Bermenit-menit berlalu, Mia berhasil menyelesaikan satu pekerjaannya, dia meregangkan tangan nya, jari-jarinya terasa kaku, pinggangnya pegal serta matanya yang lelah, karena harus terus beradu tatap dengan layar. "Bapak udah selesai?" tanyanya seraya melirik pada kubikel sebelah.

Pria pemilik alis tebal itu, menunjukan tumpukan dokumen di sebelahnya. Mia mengikuti arah yang ditunjuk, dia mendelik begitu melihat, tumpukan dokumen yang seharusnya dia kerjakan nanti hingga besok, sudah berpindah, artinya semuanya sudah dikerjakan oleh sekretaris CEO itu dalam waktu singkat.

Mia bahkan memeriksa satu persatu, "ini seriusan udah selesai semua?" tanyanya tak percaya.

"Seperti yang kamu lihat." Pria itu tersenyum.

"Emang beda ya, staf biasa sama staf khusus. Jam terbang juga lebih tinggi." Mia memberikan pujian. "Terima kasih banyak ya, pak! Akhirnya nggak telat lagi pulangnya."

"Masalah gaji, kamu suruh yang bersangkutan. Itu di luar job desk kamu, jadi jangan jadi pahlawan kesiangan. Ngerti!" mode dingin pria itu kembali.

"Bukannya sesama rekan kerja harus saling bantu, ya Pak? Lagian saya dapat tambahan uang lembur, lumayan buat nambah pemasukan."

"Terserah kamu lah, sekarang karena kamu sudah selesai, ayo temani aku makan malam."

Mia yang sedang membereskan mejanya, menghentikan kegiatannya. "Gajian masih seminggu, Pak! Saya harus hemat, jadi jangan minta traktir, sebagai imbalan karena bapak bantuin saya, kan bapak yang tadi nawarin, bukan saya minta bantuan."

Jaka mendesis, "memangnya tadi aku bilang, aku minta traktir ke kamu?"

"Kayaknya sih enggak, tapi kan bapak bantuin saya."

Jaka bangkit dari duduknya, "Tunggu aku di parkiran, aku ambil tas dulu." dia berlalu dari sana.

Mia memanyunkan bibirnya, dan lanjut membereskan meja kerja, dan sedikit touch-up, setidaknya wajah lelahnya bisa tersamarkan.

Dia menuju elevator setelahnya, Mia mendongak menatap angka yang sedang berada di lantai ruangan CEO. "Pak Jaka ngajak makan di mana ya? Mudah-mudahan nggak jauh dari stasiun." Monolognya.

Pintu besi itu terbuka, terlihat asisten dan sekertaris CEO berada di sana. Mia menunduk seraya menyapa kedua atasannya.

"Baru balik, Mi?" tanya asisten CEO yang baru mulai bekerja beberapa pekan ini.

"Iya Pak Ryan." sahut Mia sambil memencet tombol tutup.

"Udah makan malam belum?"

"Belum, Pak." Mia melirik sekilas pada Jaka.

"Mau nggak temani saya makan malam?" tawar Aryan.

"Mm ..." Mia meremas tali tas ranselnya.

Jaka berdecak, "Nggak usah mulai, Aryan!"

"Apaan sih, Ka? Nggak boleh banget temen usaha." sahut Aryan. "Mia masih jomblo, kan?"

Jaka menarik rekan kerjanya, agar bertukar tempat dengannya, "Nggak usah ditanggapi cowok player kayak dia," katanya pada Mia.

Pintu elevator terbuka di parkiran basemen, Aryan keluar terlebih dahulu, diikuti Jaka dan Mia.

Mobil kedua pria itu terparkir bersebelahan. "Mi, hati-hati sama Jaka, diam-diam ganas! Awas di kokop!" teriak Aryan sebelum keluar dari mobil.

Jaka yang sedang membukakan pintu untuk Mia, hanya bisa memejamkan matanya, agar tak mengumpat sekarang. Bisa rusak citranya.

"Bapak mau ajak saya makan di mana?" tanya Mia.

Jaka menatap gadis yang duduk di sebelahnya, lalu tatap matanya, tertuju pada sesuatu. Dia mulai mendekat.

Mia otomatis menahan napasnya, begitu pria berkemeja putih itu mendekat, jarak mereka begitu dekat, sehingga dirinya bisa merasakan embus napas hangat di sekitar wajahnya, juga aroma wangi yang khas. Mia sampai memejamkan matanya, saking gugupnya, padahal ini bukan kali pertama, mereka berdekatan tapi tetap saja, membuatnya selalu salah tingkah.

"Kamu belum pasang sabuk pengaman, bahaya!"

Suara klik membuat Mia kembali membuka matanya, namun matanya langsung melebar begitu melihat wajah pria itu berada begitu dekat dengan wajahnya, mungkin hanya beberapa Senti saja.

"Kamu kenapa tutup mata?" tanya Jak

Bola mata Mia bergerak ke kiri dan kanan, dia gugup sekali. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" Jaka bertanya lagi, dengan posisi sama.

Mia menggeleng, "Nggak mikir apa-apa kok, tadi saya kelilipan, iya kelilipan, makanya saya merem."

"Ya udah sini aku bantu tiup." Tanpa menunggu persetujuan, Jaka meniup kedua mata Mia secara bergantian.

Mia hanya bisa menggigit bibir bawahnya, dia gugup luar biasa, apalagi jantungnya berdetak lebih cepat dari normalnya. Mia berharap agar pria itu tak mendengar suara detak jantungnya.

"Kamu kenapa gigit bibir?" Jari jemari Jaka, menyentuh bibir milik gadis yang hari ini mengenakan kemeja salur. "Aku cium, boleh?"

Tubuh Mia rasanya kaku, begitu jemari panjang pria itu menyentuh bibirnya, bahkan saat Jaka meminta izin untuk menciumnya, dia tak bisa berkata-kata, seolah lidahnya kelu.

Dan selanjutnya, Mia bisa merasakan benda kenyal itu menyatu dengan bibirnya. Secara otomatis dia memejamkan matanya, seraya menikmati gerakan lembut di bibirnya.

Sialnya suara klakson mobil sebelah, mengganggu kegiatan mereka. Alhasil tautan bibir itu terlepas.

Jaka berdecak kesal, dia kembali ke tempat duduknya, sambil menggerutu kesal. Rekan kerjanya benar-benar usil, dan merusak kesenangannya.

1
Hamsina Hamili
bagus
yanah~
Mampir kak 🤗💪
shevaqilaryan
langsung disergap sama si babang Jaka.....
jangan sampai di unboxing sebelum dimutasi y bang....
Siti Rohmawati
Luar biasa
Masdalifah FransisQa Pangesturi
knp dsni lama x y updatenya.. pdhl cerita dsblh udh update
Mareeta: aku biasanya malam updatenya yang ini
total 1 replies
Eni Yunani
selalu ku tunggu updattannya
Eni Yunani
selalu suka dengan karya author,, Mister asisten is my first love
Astried Wulandary
ceritanyaaa seruuuu, semangaaatttthor buat update ceritanya teruss 😍😍💪💪💪
Cece Jumi
kak udah kirim bunga Ama vote nya /Grin//Smile/
Mareeta: terima kasih banyakkkkk😍😍😍
total 1 replies
nabila anjani
Lanjut
Eni Yunani
lanjut othor
Sri haryani
semoga jaka yg daten
Sri haryani
langsung sosor aja ya ka /Facepalm//Facepalm/
Sri haryani
Orang-orang di sekita fero, kenapa sifatnya sama ya
Mareeta: ketularan 🤭
total 1 replies
Sri haryani
mampir ya Thor.... semoga gak kalah seru dari novel sebelumnya
Cece Jumi
ceritanya menarik dan selalu di tunggu up. ya
Cece Jumi
mampir dlu kak
Mareeta: terima kasih 🥰
total 1 replies
shevaqilaryan
Thor, kenapa g dilanjut di sebelah....

sisan belum up disini rajin banget up nya....
terimakasih Thor....
bunny cooky
seru banget, sama pokoknya kek novel2 othor yg lainnya 🤗
semangat 💪🏻
bunny cooky
mampir aku thor, nyampek jga di ceritanya mia sama pak jaka 😂 🤭
Mareeta: makasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!