Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Mama gak gak nyangka kamu berbuat seperti itu Alexa, mma sangat berharap banyak sama kamu selama ini tapi apa! Kamu malah melempar kotoran ke wajah mama, memalukan sekarang bagaimana mama mengahadapi dunia, mama seorang bisnis women, mama pasti akan ditertawakan oleh banyak orang karena masalah yang kamu buat ini, akan merusak reputasi mama."Lena ibu dari Alexa marah besar ketika ia tahu pasal kasus yang sedang marak di tempat ia sekolah.
Alexa tak mampu berkata-kata hanya deraian air mata yang bisa menjelaskan bagaimana saat ini perasaannya.
Lena terus menyalahkan Alexa, karena hal ini ia banyak kehilangan project besar yang sedang ia geluti saat ini.
Bahkan beberapa orang sudah mengetahui masalah video syur itu, dan sekarang Mulai mempengaruhi perusahaan milik keluarga nya.
"Alexa, mama gak habis pikir dimana otak kamu! kamu benar-benar sudah mencoreng nama baik kita, sekarang apa yang akan kamu lakukan? Apa? Bagaimana cara menutupi aib keluarga kita, bisa gak sih sekali aja kamu gak bikin masalah. Kenapa disetiap tahun pasti ada aja masalah, hah apa mau kamu sih Alexa."Lena menjambak rambut nya sendiri ia lelah dengan permasalahan yang kerap kali berhubungan dengan putri satu-satunya, Alexa.
Beberapa kali ia ketahuan mabuk disekolah, merokok, bolos, bahkan ia pernah terlilit masalah obat terlarang. Namun hal itu masih bisa diatasi oleh papa dan Mama nya akan tetapi tentang video yang satu ini mereka tidak bisa melakukan apapun terlebih video itu sudah menyebar.
Alexa tergugu, ia masih terpukul atas apa yang menimpa nya. Kini bukan support yang ia dapatkan melainkan sebaliknya.
Kedua orang tua Alexa menyalahkan nya tentang peristiwa ini, bahkan papanya Alexa, Anwar. Sudah angkat tangan untuk masalah putrinya sendiri dan memberikan hak penuh untuk mantan istrinya atas Alexa.
Dengan alasan ia tak ingin Keluarga barunya ikut terseret kedalam permasalahan yang selalu dibuat Alexa.
Lena menghubungi Anwar tepat didepan Alexa, ia menatap Alexa dengan marah dan kecewa.
"Ada apa? Aku sudah bilang sama kamu jangan libatkan aku dalam permasalahan ini."
"Alexa masih anak kamu Anwar, kamu janga egois gitu dong. Aku juga punya kehidupan sendiri, bukan kamu aja. Dia juga masih tanggung jawab kamu bukan aku aja."
"Dia menjadi gadis liar seperti sekarang itu karena salah kamu Lena, dia besar seperti sekarang karena didikan dari kamu. Seandainya kamu lebih memperhatikan dia mungkin Alexa gak akan tumbuh menjadi gadis nakal. Ini semua karena kamu selalu mementingkan diri sendiri."
"Kamu menyalahkan aku, kamu juga tidak pernah mengurus Alexa, Anwar. Kamu asyik dengan wanita simpanan kamu. Dia seperti sekarang bukan karena aku tapi kamu, Anwar. Kamu penyebabnya .."
Ditengah percakapan mereka di seberang telepon membuat Alexa semakin tidak berguna, bahkan orang tuanya sendiri menolak keberadaan nya.
"Cukup!!!"
Alexa Teriak. Dan menghentikan perdebatan diantara kedua orang tuanya disebrang telepon.
"Kalau kalian tidak menginginkan aku, kenapa gak dari dulu mama bunuh aku aja sejak aku lahir, aku benci mendengar pertengkaran kalian, bahkan salah satu dari kalian tidak menginginkan aku untuk ikut dengan kalian, orang tua macam apa kalian. Aku begini karena papa dan mama !!!"
Alexa beranjak dan pergi meninggalkan Lena dan Anwar yang masih tersambung, ia mendengar suara Alexa yang tertekan. "Kalian egois!!"
Lena mematung ia tidak menjawab ataupun menghentikan Alexa.
"Kamu dengar Anwar, anak kamu begitu karena kita."
"Aku sudah cukup bertanggungjawab selama ini, Lena. Tapi kamu.. Kamu asyik dengan dunia kamu sendiri bahkan kamu lupa aku dan Alexa butuh kamu."
"kenapa kamu selalu menyalahkan ku, kamu juga ikut bersalah nya Anwar. Aku gak mau tahu untuk sekarang Alexa harus tinggal disana, aku tidak bisa mengecewakan keluarga suamiku selama ini mereka sangat berjasa, biaya Alexa semua dari mereka bukan kamu."
"Kamu sangat egois, Alena."
Anwar menutup panggilan telepon nya dengan kesal. Alena selalu menyalahkan dirinya dengan apa yang sudah terjadi pada Alexa.
Bahkan dia sendiri tidak pernah menyadari jika selama ini dialah yang selalu mengacuhkan mereka, Anwar pergi karena ia selalu disibukan pekerjaan nya dengan alasan tidak ingin didominasi oleh laki-laki.
Sehingga Anwar memutuskan untuk pergi dan melanjutkan hidupnya bersama keluarga baru nya setelah mereka berpisah.
Alexa semakin terpojok kan dengan situasi seperti sekarang, tidak ada sedikit pun perhatian dari kedua orang tuanya.
"Kenapa harus gue? Mereka selalu dengan ego mereka sendiri terus gue apa? Benalu bagi mereka?"
Alexa duduk dipojokan, ia merasa patah hati ayahnya juga ibunya sendiri lebih mementingkan keluarga barunya ketimbang dirinya.
Kini hidupnya seolah tak ada artinya lagi, mereka hanya bisa saling menyalahkan tanpa melihat akibatnya, keegoisan mereka membuat Alexa kini merasa sendiri dan tidak dibutuhkan.
"Alexa"
Panggil Alena. Ia masuk dan mendapati Alexa duduk dilantai termenung sendirian.
"Alexa, untuk sementara kamu akan tinggal dengan papa kamu. Mama akan antar kamu kerumah nya,"
Ucap Alena tanpa rasa bersalah sudah menelantarkan Alexa selama ini bahkan tidak sama sekali ia menginginkan Alexa ikut dengannya, hanya karena ia sudah mencoreng nama baik nya.
"Kenapa harus sama papa? Kenapa gak sama mama aja?"ketus Alexa.
Alena mendelik kearah Alexa. "Gak semudah itu, mereka berasal dari keluarga terpandang seandainya mereka tahu kamu tengah bermasalah dengan video syur itu, Mamat tidak tahu akan nasib mama maupun kamu kedepannya. Selama ini uang yang mama kirim kan itu berasal dari mereka."
Seringai muncul dari wajah Alexa yang masih berderai air mata.
"Bagus sekali."
"Tolong kamu pahami posisi mama, Alexa. Sekarang berkemas lah, mama akan antar kamu ke rumah papa kamu sekarang juga."
Alexa pun pasrah, ia pergi bersama mamanya Alena. Mereka pergi bertujuan untuk menghindari Alexa dari pergaulan nya yang terlalu bebas.
Meskipun demikian Alexa di DO (Drop Out), sehingga Alexa tidak bisa melanjutkan studinya karena ia sudah melanggar kode etik dalam beberapa waktu ini, Dan banyak melakukan pelanggaran.
"Mama harap kamu akan menjadi orang yang lebih baik, disini." ucap Alena seraya meninggalkan rumah Anwar.
Alexa bergeming. Ia tidak bersuara sedikitpun bahkan sepanjang perjalanan ia bungkam dan tidak mau bicara dengan mamanya.
"Alena, aku juga berharap banyak dari kamu Alexa membutuhkan perhatian kamu juga. Jangan lupakan itu, meski kamu pergi kepada keluarga kamu di luar negeri. Alexa tetap putri yang kamu lahirkan." ujar Anwar tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Alena.
Wanita itu tetap dengan egonya dan angkuh, ia gegas pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi.
Alexa berkaca-kaca melihat kepergian Alena tanpa mengatakan sepatah katapun yang ia harapkan.
Anwar membawa nya masuk kedalam disambut oleh seorang wanita seumuran dengan Alena, dia istri baru dari papanya.
Wanita itu bernama Sofie, dia menatap Alexa tidak suka dengan kedatangan nya.
"Mah, dia Alexa. Untuk sementara dia tinggal bersama kita ya?"
Anwar membawakan koper milik Alexa dan mengantarkan nya ke kamar yang sudah ia siapkan untuk nya.
"Aku memperbolehkan dia tinggal disini, tapi sementara. Setelah dia punya pekerjaan sendiri dia harus pergi dari sini dan cari tempat tinggal sendiri. Rumah ku bukan tempat penampungan, mas."celetuk Sofie terasa nyelekit sekali. Seketika membuat Alexa tak mampu menahan dirinya.
"Gak ada yang mau tinggal disini, gue cuma terpaksa tinggal disini karena ini juga rumah bokap gue, inget itu!" menutup pintu kamarnya dengan keras.
"Gak ada sopan santun nya sekali anak Alena, aku tahu dia dari kota setidaknya dia harus tahu diri disini, mas!". Ucapnya Sofie.
Anwar hanya bisa mematung ia sudah tahu, jika kedatangan Alexa tidak akan disukai Sofie, istrinya. Namun ia juga tidak bisa membiarkan dia Luntang Lantung dijalanan, meski Alexa suda banyak melakukan kesalahan ia tetap lah putrinya.