Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.
Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Rafael merasa sangat kehilangan semuanya,bukan hanya jabatan namun perhatian perhatian kecil yang dia rindukan dari amara,
Amara yang selalu menyiapkan makanan,atau sekedar menyiapkan baju kantor sekarang tidak ada lagi,
kehidupan rafael sangat merosot,setelah di turunkan jabatan dia jarang masuk kantor,dan hal itu membuat dia di phk dari kantor nya,
Diana yang mengira setelah menikah dengan rafael akan hidup enak seperti yang dia bayangkan,nyatanya salah.
"kenapa seperti ini?aku ingin kehidupan amara dulu,yang selalu di ratukan oleh rafael?"lirih nya waktu itu,
Sikap rafael semakin dingin,apalagi sekarang kandungan nya semakin besar,dia sangat butuh kasih sayang dari rafael.
"mas...kandungan ku sudah semakin besar,aku gak mau anak ku lahir status kita masih begini,kita menikah ya setidak nya siri dulu gapapa kok"ucap diana dengan lemah,dia benar benar pusing dengan sikap rafael yang berubah drastis.
"iya sabar,amara sudah mengajukan perceraian kami di persidangan,setelah selesai kita akan menikah."jawab rafael dengan dingin ,
Sementara kehidupan amara ,sudah sangat lebih baik,dia sekarang bahkan turun tangan mengelola perusahaan bersama ferdi.
"mas..aku belum mengerti betul dengan perusahaan ini"ucap amara yang sedikit pusing,
Ferdi yang melihat itu tersenyum manis,"tidak apa apa nyonya,saya akan selalu ada dan membantu nyonya tenang saja,oma sudah mengutus saya untuk menjaga nyonya."jawab nya dengan sangat sopan.
Amara hanya menanggapinya dengan senyuman tipis,sungguh sekarang oma lebih protektif terhadap dirinya,
----
Amara berdiri di balkon ruang kerja yang menghadap pemandangan kota. Tangannya memegang secangkir kopi hangat, tapi pikirannya jauh melayang. Hari pertama sebagai CEO perusahaan neneknya, menggantikan posisi Ferdi, terasa lebih berat dari yang dia bayangkan. Meskipun dia merasa siap, ada perasaan cemas yang tak bisa dibantah. Namun, dia tahu, ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri.
Ferdi, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO, sekarang berperan sebagai mentor yang selalu ada di sisinya. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas, Ferdi memberi arahan yang penuh perhatian. Terkadang, Amara merasa seperti anak yang baru belajar berjalan, meski usianya sudah cukup dewasa.
Amara berjalan menuju ruang rapat, namun langkahnya terasa lebih berat dari biasanya. Setiap kali dia melewati meja meja yang penuh dengan dokumen dan laporan, dia merasa seolah olah semua mata tertuju padanya. Sebagai CEO yang baru saja menggantikan Ferdi, dia tahu harapan orang orang di sekitarnya sangat tinggi.
Ferdi, yang selalu ada untuknya, kini menjadi rekan kerja yang lebih dari sekadar mentor. Ia bukan hanya memberi arahan, tetapi juga mencoba membuat Amara merasa lebih nyaman dalam menjalani peran barunya. Namun, Amara tidak bisa menutupi keraguan dalam dirinya, terutama setelah perceraiannya. Status barunya sebagai janda seolah memberikan bayang bayang yang mengganggu, membuatnya merasa tidak sepenuhnya layak memimpin perusahaan sebesar ini.
"nyonya, kamu benar benar menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Keputusan yang kamu buat tadi sangat tepat. Aku yakin kamu akan bisa membawa perusahaan ini lebih maju."ucap ferdi berusaha meyakinkan diri amara
Amara Tersenyum, meski terlihat sedikit cemas
"Terima kasih, Ferdi. Tapi aku merasa... ada yang kurang. Aku masih merasa kurang percaya diri, terutama karena status baruku. Aku tidak bisa menahan perasaan itu, seperti ada sesuatu yang menghalangi."
----
Diana melihat rafael duduk di sofa,dia mengerutkan dahi nya,"mas kamu tidak masuk kerja?"
"aku malas diana,"jawab nya enteng
Diana membulatkan matanya,dia benar benar di buat kesal oleh kekasih nya itu,bahkan setelah amara pegi diana masih belum bisa mengendalikan dan menjadi ratu bagi rafael,
"mas..kalau tidak kerja nanti kita makan bagaimana?lihat perutku sudah semakin besar bagaimana dia makan,belum nanti biaya lahiran.!"ucap diana dengan tegas,
Rafael berdiri dari duduk nya dia menatap nyalang diana"ini semua salah kamu!jika dulu kamu tidak datang kesini dengan berpura pura menginap sementara ini tidak akan terjadi!kita tidak akan kehilangan harta bahkan jabatan ku diana."
Mendengar itu diana sedikit tidak mengerti,"maksud mu apa mas?kenapa kamu menyalahkan aku?turun jabatan mungkin kamu ada kesalahan di kantor."jawab nya dengan mengerutkan dahi,
"aku bekerja di perusahaan besar milik oma nya amara diana!bahkan aku sendiri baru tahu sekarang,sial kenapa dia tidak pernah memberitahu ku sama sekali."ucap rafael prustasi,
Dia meremas kepalanya ,dia benar benar merasa menyesal telah membuang berlian demi batu kerikil di depan nya itu,bahkan sekarang diana mengandung anak nya,
"apa amara sekaya itu?"lirih nya dengan dada yang bergemuruh,diana benar benar iri dengan kehidupan amara yang begitu sempurna,harta,kekayaan,kasih sayang semuanya dia dapatkan.
TINGNONG...TINGNONG....
Suara bel berbunyi,dengan jalan tertatih diana berjalan menuju pintu dan membukanya
"apa benar ini dengan kediaman bapak rafael?"tanya seorang pria di hadapan nya,
Diana hanya mengangguk sambil menatap bingung pria tersebut.
"ini ada surat dari pengadilan,mohon di terima dan tanda tangan dulu di sini."ucap pria tersebut dengan menyerahkan amplop putih,
Diana menerimanya,setelah selesai menandatangani nya pria tersebut pamit undur diri,diana melihat surat itu,senyum nya langsung terukir,
"surat persidangan"gumam nya berbisik
Dia berjalan ke arah ruang tamu,di sana rafael masih duduk dengan gelisah,entahlah diana pun bingung sebenarnya apa yang di pikirkan oleh rafael
Diana berjalan menghampiri nya"mas ini ada surat dari pengadila ,kamu gausah datang ya mas supaya sidang cepet beres dan kita secepatnya bisa menikah."ucap nya begitu antusias,
Mendengar itu rafael kaget,dia langsung berdiri dan menyambar surat itu,matanya membaca setiap kata yang berada di surat tersebut,
Tangan nya bergetar,air matanya turun,"amara....ternyata kamu serius dengan perkataan mu."lirih nya dengan suara yang bergetar,
Diana melihat itu seketika hatinya sakit,"mas apaan sih,pake nangis segala,ini kan yang selama ini kita inginkan,tapi kenapa kamu sekarang malah seperti ini mas."
Rafael menatap nyalang diana,dia meremas kertas itu dengan kuat,"diam diana...diam!kenapa kamu berisik sekali,aku menyesal terlah memilih mu di banding amara,dia mempunyai segalanya,sedangkan kau?kau hanya benalu diana benalu yang jika keinginan nya tidak di turuti kau akan marah dan mengamuk!kenapa aku dulu bisa tergoda oleh dirimu diana."teriak rafael dengan prustasi
Setelah mengatakan itu rafael pergi,dia menyambar kunci mobil yang berada di atas meja,dengan jalan tergesa gesa.
diana hanya diam mematung,sungguh sakit yang dia rasakan saat ini,"amara...."lirih nya dengan mata yang merah menahan amarah,tangan yang sudah mengepal dengan kuat....