(Not) Happy Ending

Sesuai agenda yang ada, sore hari ini mereka akan pergi ke uluwatu. Melihat pertunjukkan tari kecak yang sedang diadakan. Perjalanan mereka dari Denpasar ke Uluwatu adalah 1 jam lebih. Anjeli juga sudah menyiapkan penginapan untuk liburan mereka di uluwatu.

Selama di mobil travel, mereka bernyanyi dan bercanda ria untuk menghilangkan rasa bosan mereka. Berbeda dengan Rea yang telah tertidur setelah 30 menit berada di dalam mobil.

"Seperti biasa, Rea akan tidur di perjalanan" ujar Anjeli yang melihat Rea yang tertidur dengan tenangnya di samping Deo

Deo yang melihat adiknya tertidur dengan pulasnya pun tersenyum. Meskipun dirinya sedang sibuk dengan pekerjaannya, dirinya tetap akan menemani adiknya berlibur.

"Kak, masih memeriksa berkas-berkas kak?" tanya Ira yang melihat Deo yang selalu melihat ponselnya

"Iya, ada berkas penting yang harus kakak periksa" Deo hanya menjawab tanpa melihat ke arah Ira

"Ternyata kakak sama sibuknya dengan Bayu, Rayhan dan juga Juna" ujar Ira

"Sayang, memangnya ada apa hmmm" tanya Bayu yang mendengarkan percakapan antara Ira dengan Deo

"Tidak apa. Aku hanya bosan, kau sibuk dengan berkas-berkas itu baik di ponsel maupun di laptop kamu" jawab Ira

"Ahh sayangku. Aku kerjakan untuk pernikahan kita nantinya" Bayu berujar sambil mengelus kepala Ira dengan sayang, kemudian mengecup kepala Ira. Ira merasa bersalah pun langsung memeluk Bayu dari samping. Deo yang melihat bahwa hubungan mereka baik-baik saja merasa senang.

...****************...

"Welcome in Uluwatu guys" teriak Anjeli. Teriakan itu mampu membuat penghuni mobil yang tertidur pun segera terbangun.

"Kita sudah sampai" lirih Rea sambil mengucek matanya

Deo yang melihat Rea sudah bangun dan mengucek matanya pun segera menghentikan tangan Rea dan mengambilkan minum untuk Rea.

"Adik kita masih di jalan, baru sampai di Uluwatu" Deo menjelaskan keadaan sekarang.

"Kita menginap dimana saat di Uluwatu, lo udah menyiapkan semuanya kan" tanya Sasa

"Santai artis besar, gue udah menyiapkan vila untuk kita menginap di Uluwatu" jelas Anjeli.

Seseorang segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

                   Apa yang lo rencanain?|

|Tenang aja, santai bro

|Rencana gue aman terkendali

                                  Ingat, hati-hati|

                   Jangan sampai lengah|

"Sayang, apa yang kau lakukan? Kenapa lihatin ponsel sih" tanya Ira

"Ahh, sedang lihat berkas. Aku baru teringat ada berkas yang belum aku periksa sebelum diserahkan ke Juna" ujar Bayu sambil memperlihat ponselnya yang terlihat jelas bahwa menunjukkan sebuah dokumen.

"Ohh, ya udah selamat bekerja" ujar Ira yang melanjutkan memakan camilan yang di bawanya.

Sesampainya di vila yang sudah di sewa oleh Anjeli, mereka segera keluar dari mobil dan mengeluarkan barang bawaan mereka.

"Vila yang lo sewa cukup bagus" ujar Sasa yang melihat model vila yang di sewa Anjeli.

"Tentu saja, gini-gini selera gue kalau masalah desain itu nggak kaleng-kaleng" ujar Anjeli dengan bangga

Rea mengamati suasana vila yang akan mereka huni. Bagian luar vila sudah membuat Rea merasa nyaman karena pemandangan yang dilihatnya. Dan selama perjalanan menuju Vila, Rea melihat banyak orang yang sedang berlibur juga.

"Gimana nyaman kan, Re?" tanya Anjeli yang melihat Rea yang sedari tadi melihat sekitar Vila

"Nyaman" ujar Rea sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ya udah ayo masuk, kita lihat interior vila ini. Kalian pasti suka" ujar Anjeli dengan yakin

Saat memasuki bagian dalam vila, mereka terpukau dengan desain interior dari vila yang mereka sewa.

"Kau memang ahlinya dalam hal ini, An" ujar Seojun yang memang mengetahui keahlian dari sahabatnya

"Jelas, Anjeli gitu loh" ujar Anjeli dengan penuh kebanggaan dengan kemampuannya

"Ya udah kita bagi kamar ya, karena jumlah kamar vila ini nggak sesuai dengan jumlah kita..." Anjeli sengaja menjeda perkataanya

"Apa jeli? Kamu jangan iseng deh" ujar Rea

"Iya iya, santai dong. Jadi gini, jumlah kamar vila ini kurang jadi kita nanti satu kamar ada yang berisi 2 orang, oke?" ujar Anjeli yang diangguki yang lain

"Eh... ko gitu. Kenapa nggak nyari vila yang jumlah kamarnya banyak sih. Percuma bagus kalau jumlah kamarnya sedikit" Sasa tidak ingin tidur berdua. Dirinya ingin tidur sendiri, karena tidak biasa tidur dengan orang lain

"Kenapa sih, ini musim liburan. Susah nyari vila. Masih untung Anjeli dapat vila yang bagus kayak gini" Ira tidak suka dengan Sasa yang protes. "Padahal numpang tapi banyak protes" lirih Ira

"Ya maaf, sebenernya gue udah nyari jumlah kamar yang banyak. Tapi udah pada di sewa, tinggal vila ini yang jumlah kamarnya lumayan banyak jadi ya gue sewa aja" jelas Anjeli

"Maaf ya teman-teman" Anjeli merasa bersalah karena jumlah kamarnya tidak sesuai dengan harapan semua orang

"Santai, Jeli. Vila ini udah bagus, sangat bagus malahan" ujar Rea menenangkan Anjeli

"Iya sayang, ini udah bagus. Bagus banget malahan" Rayhan mencoba menenangkan kekasihnya yang merasa sedih

"Iya santai aja, An. Omongan si artis besar nggak perlu di dengerin. Kalau dia nggak mau disini biar dia cari sendiri aja penginapan untuk dirinya. Dia kan udah numpang, masih aja protes" ujar Ira yang kesal dengan Sasa

"Iya maaf, gue nggak bermaksud nyalahin lo. Gue cuma nggak suka kalau gue sekamar sama orang lain" Sesal Sasa

"Kenapa jadi gue sih yang terpojok. Kenapa nggak ada yang belain gue sih" batin Sasa kesal

"Kayak nggak pernah sekamar sama orang aja" lirih Ira dengan sewot

"Ya udah, kita bagi kamar aja sekarang. Terus istirahat buat agenda besok, lagian ini sudah malam" Deo mencoba mencairkan suasana

"Gue sama Rea ya, An" ujar Ira. Dirinya tidak ingin satu kamar dengan Sasa

"Ya udah biar aku tidur sekamar dengan Sasa" ujar Anjeli

"Untuk Kak Deo, tidur di kamar tunggal saja kak. Kakak kan yang paling tua, terus nggak mungkin kan tidur sekamar dengan Juna" ujar Anjeli.

"Kalau begitu gue tidur sama Rayhan ya" ujar Bayu sambil merangkul Rayhan

"Karena aku paling tua bukan berarti aku diberikan hak istimewa. Kakak bisa tidur berdua dengan Juna atau Seojun. Bebas dengan siapa aja" ujar Deo

"Nggak papa kak, gue bisa tidur sama Seojun" ujar Juna. Dirinya ingin menyelidiki Seojun, dan ini adalah kesempatanku, batin Juna

"Ya udah, kalau begitu Ira sama Rea, Gue sama Sasa, Bayu sama Rayhan, Kak Deo sendiri" ujar Anjeli

"Untuk asisten lo, karena mereka adalah pasutri ya mereka bisa tidur bersama" lanjutnya.

"Gimana non, apa ada masalah ya non" penjaga vila yang mendengar keributan di dalam vila

"Eh anda pasti Pak Ujang kan" ujar Anjeli

"Iya non, non pasti nona Anjeli kan. Pak Ujang udah nunggu non dari tadi" ujar Pak Ujang

"Oh iya pak, maaf ya saya langsung masuk aja" Anjeli merasa bersalah karena lupa untuk menghubungi Pak Ujang

"Gapapa non. Oh iya non, Pak Ujang mau ngasih kunci kamar non" Pak Ujang memberikan kunci kamar yang telah disiapkan oleh pemilik vila

"Oh iya pak, makasih ya" ujar Anjeli

"Sama-sama non. Kalau begitu saya pergi dulu ya. Kalau ada apa-apa bilang ke Pak Ujang ya non" ujar Pak Ujang

"Iya pak" ujar Anjeli

Setelah memberikan kunci kamar ke Anjeli, Pak Ujang langsung pergi keluar dari vila. Anjeli pun kembali ke teman-temannya dan memberikan kunci ke masing-masing anak

"Ini kunci kamarnya, udah di anterin sama Pak Ujang" ujar Anjeli sambil memberikan kunci

"Ya udah, kita masuk ke kamar ya. Istirahat biar seger buat agenda besok" ujar Deo.

Semua orang pun setuju dan segera beristirahat ke kamar masing-masing.

...****************...

Hari ini adalah pagi yang cerah di Uluwatu. Semua orang sedang bersiap untuk melakukan agenda yang telah dibuat oleh Anjeli.

"Loh kalian udah bangun" ujar Rea yang baru keluar dari dapur dan terkejut melihat Juna, Seojun dan Anjeli.

"Lo ngapain, Re" ujar Anjeli

"Habis masak" ujar Rea

"Masak?" teriak Anjeli. Dirinya terkejut bahwa Rea bisa memasak. Juna pun juga ikut terkejut, karena dirinya tau bahwa Rea tidak bisa memasak

"Sebenernya lebih tepatnya aku cuma bantuin, Ira yang masak" Rea cengengesan karena dirinya tau bahwa dirinya payah dalam memasak

"Sudah kuduga, nggak mungkin seorang Rea memasak" Mendengar itu, Rea langsung cemberut.

"Lihat aja, kalau sampai aku bisa memasak orang yang pertama kali aku pamerin adalah kamu Jeli" kesal Rea

"Kamu mau belajar masak, Re" ujar Deo yang terkejut dengan ucapan adiknya

"Kak Deo?" Rea terkejut melihat kehadiran kakaknya secara tiba-tiba

"Beneran adik mau belajar masak. Kalau iya, kakak bakalan bantu adik. Jadi kapan adik mau belajar masak?" Deo merasa antusias setelah mendengar keputusan dari Rea

"Kapan-kapan" ujar Rea dengan kesal, kemudian pergi meninggalkan semua orang dan kembali ke kamarnya

"Kenapa dengan Rea?" tanya Ira yang baru selesai memasak dan kebingungan dengan Rea yang berlari ke atas

"Biasa, ngambek" ujar Deo tersenyum kecil karena berhasil mengerjai adiknya

"Eh kenapa sama Rea tadi, gue lihat dia lari-lari tadi bahkan banting pintu" ujar Bayu yang baru saja turun bersama Rayhan dan Sasa.

"Ngambek dia. Dia dikerjain sama kakaknya sendiri" ujar Anjeli. Kemudian Anjeli menjelaskan apa yang terjadi. Semua orang tertawa setelah mengetahui aap yang terjadi

"Wah parah lo kak" ujar Rayhan. Namun dirinya ikut tertawa setelah mendengar cerita dari Anjeli

"Ya udah aku ke atas dulu ya, mau bujuk Rea dulu" ujar Deo yang menyusul Rea ke atas

"Ya udah, kita makan dulu aja sambil nunggu Rea dan Kak Deo. Makanan juga udah siap" ajak Ira

"Ya udah kita makan dulu, gue juga udah lapar" ujar Bayu yang segera pergi ke ruang makan

Semua orang pun segera ikut Bayu pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama sambil menunggu Kak Deo yang membujuk Rea agar redah rasa kesalnya