Sequel dari novel Pesona Ayah Mertua.
Terpaksa menikah dengan Uncle Dom yang super dingin datar, membuat Emily merasa seperti tokoh protagonis wanita yang ada di dalam novel yang berperan menjadi istri yang tidak di inginkan oleh suaminya sendiri.
Penasaran dengan kisahnya? Jangan lupa subscribe agar kalian tidak ketinggalan pemberitahuan update Novel ini.
Follow IG emak @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Touch me, Uncle Dom!
"Aku tidak mendengarkan apa pun, apakah mereka sudah selesai?" tanya Hana kepada Bibi Jasmine.
"Aku rasa begitu," jawab Bibi Jasmine tersenyum lebar. "Sebentar lagi aku akan mempunyai cucu!" Bibi Jasmine bersorak pelan sambil bertepuk tangan.
Namun Hana tersenyum kecut melihatnya.
*
*
Kamar mewah yang berdominasi warna abu dan beraroma maskulin itu terlihat gelap. Emily melenguh dalam tidurnya sembari merenggangkat otot tubuhnya terasa kaku. Ia mendudukkkan diri lalu berjalan menuju kamar mandi karena ia ingin buang air kecil.
"Ya, ampun gelap sekali," ucap Emily, berjalan sambil merambati dinding karena kedua matanya setengah terpejam di tambah lagi kamar tersebut tampak gelap.
Dom yang sejak tadi tidak bisa tidur pun menatap Emily yang berjalan sambil terpejam menuju kamar mandi.
Tidak berselang lama Emily keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega. Ia berjalan menuju tempat tidur dan merebahkan dirinya di sana.
"Empuknya," ucap Emily lalu menarik selimut dan tidak berselang lama dirinya kembali terlelap.
Dom yang baru saja terpejam membuka kembali kedua matanya, saat merasakan tempat tidurnya bergoyang. Ia menatap datar pada Emily yang tidur di sampingnya.
"Apakah dia sengaja ingin menggodaku?!" Dom menggerutu lalu memiringkan tubuhnya, membelakangi Emily. Karena sudah mengantuk, ia membiarkan Emily tidur di sampingnya.
Pagi hari sudah menyapa. Langit Kota Milan terlihat cerah pada pagi hari itu.
Emily baru bangun dari tidurnya, dan ia terkejut saat dirinya berada di atas tempat tidur Dom. "Kenapa aku bisa tidur di sini?" tanya Emily kepada dirinya sendiri, sembari memperhatikan sekelilingnya, Dom sudah tidak ada di sana, mungkin sudah berangkat bekerja.
Gadis cantik tersebut segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dan tidak berselang lama ia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk yang menutupi dua asetnya.
Dom baru memasuki kamarnya tertegun saat melihat tubuh Emily yang terlihat mulus dan sexy. Tanpa ia sisi liarnya mulai bangun dan memberontak seolah ingin segera di keluarkan.
"Apakah kamu sengaja ingin menggodaku!" suara Dom yang datar dan dingin mengejutkan Emily yang akan membuka handuk.
"Kamu mengejutkan aku. Kenapa tidak mengetuk pintu lebih dulu? Dasar tidak sopan!" protes Emily lalu membelakangi Dom, kemudian mengambil pakiaannya dari dalam lemari.
"Ini adalah kamarku jadi aku bebas masuk dan keluar kapan saja!" jawab Dom datar.
Emily menghentikan gerakan tangannya yang akan mengambil pakaian gantinya, lalu menutup lemari tersebut dengan perasaan kesal luar biasa.
"Benar ini adalah kamarmu, tapi apakah kamu lupa jika saat ini aku adalah istrimu!!" seru Emily dengan penuh penekanan, menatap Dom dengan tajam.
"Tapi aku tidak akan pernah menganggamu sebagai istriku! Bagiku, kamu tetap Emily di setan kecil pembuat onar!" jawab Dom tidak berperasaan.
Dada Emily terasa mencelos saat mendengar pernyataan Dom. "Dan bagiku kamu adalah seorang pria tua yang menyebalkan dan juga G*y!" balas Emily dengan telak, berusaha menguatkan hatinya.
"Apa kamu bilang?!!" tanya Dom menatap tajam Emily.
"Kamu G*y! Jika tidak mana mungkin kamu menolak aku yang cantik dan sexy ini!" jawab Emily dengan sinis sambil berkacak pinggang.
"Aku tidak G*y!" bantah Dom.
"Oh, Ya?! Baik kita buktikan, apakah kamu ini G*y atau tidak," jawab Emily seraya membuka handuknya dengan perlahan.
"Hei! Apa yang kau lakukan!" sentak Dom saat Emily sudah meloloskan handuknya. Tubuh sexy, mulus dan putih tanpa cela itu terpampang nyata di depan matanya.
Dua bukit kembar berukuran sedang dengan pucuk berwarna merah muda, terlihat begitu menggiurkan. Di tambah lagi lembah kecil yang di tumbuhi rerumputan tipis, di sela paha itu membuat sisi liar Dom semakin memberontak ingin di keluarkan.
"Sial!" umpat Dom di dalam hati, berusaha menahan godaan yang ada di hadapannya.
"Touch me, Uncle Dom!" ucap Emily dengan suara yang terdengar sangat menggoda.