Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Yudha mengentikan makannya, ia menatap tajam Silvi yang tak perduli kemudian meneruskan makan dengan santai dan tenang. Tak ada niat beranjak dari sana dan terkesan mengabaikan mandat yang terucap dari bibir Yudha.
"Ajak Kinayu makan bersama, dia juga istriku!"
Silvi membuang nafas kasar kemudian menoleh ke arah Yudha.
"Nggak bisa ya mas, jika sehari aja tanpa menyinggung namanya? aku ini lagi berusaha loh buat keutuhan rumah tangga kita, berusaha memperbaiki semua, tolong dong hargai usahaku mas! kenapa harus dia lagi dia lagi!" Silvi benar-benar geram, ketika ia ingin usahanya berhasil dan menarik kembali perhatian Yudha tetapi sang suami justru mematahkan semangatnya.
"Kenapa baru sekarang? kemarin kamu kemana? setelah aku membawa wanita lain ke rumah, kamu baru sadar jika aku juga butuh di perhatikan? Jangan menyesal kerena ini lah hasil dari kesibukanmu di luar sana!" moodnya untuk makan jelas hilang. Bukan keharmonisan yang terangkai tapi pertengkaran yang tak dapat terhindarkan.
Yudha beranjak dari sana hendak masuk kamar tapi langkahnya seketika terhenti karena Silvi menarik tangannya dengan keras hingga tubuh Yudha berbalik ke belakang.
"Apa lagi?"
"Kamu egois mas! aku di luar bekerja bukan bersenang-senang, tapi mengapa kamu seenaknya menyalahkan dan menutup mata dengan kenyataan yang ada. Bukan ini caranya menyelesaikan masalah mas! bukan dengan kamu menikah lalu semua masalah selesai, tapi ini justru menambah masalah baru karena aku tidak terima di madu!" sentak Silvi dengan pipi basah dan mata tajam menatap Yudha yang diam dengan sikap dinginnya.
"Bekerja? pernah aku meminta uangmu? bahkan aku bisa mencukupi dan memberikanmu uang sepuluh kali lipat dari honor yang kamu dapat!" Yudha berusaha tetap tenang, tak mengikuti emosi Silvi yang sudah meledak.
"Jika kamu tidak terima aku menikah lagi seharusnya kamu bisa menuruti keinginan mamah, bukan malah menghindar dan tak perduli dengan keadaan. Ini adalah jalan keluar terbaik yang aku pilih, jika kamu masih mau bertahan denganku, kamu cukup menerima dan tak banyak membantah!"
Yudha kembali melangkah tetapi lagi-lagi Silvi menghalanginya, "kita belum selesai mas! kamu tau keadaan aku, aku nggak bisa kasih kamu keturunan. Aku juga telah memberikan hasil dari rumah sakit sama kamu, seharusnya kamu prihatin sama aku dan mendukung aku, bukan malah seperti ini mas!" Silvi benar-benar tak terima jika sikap Yudha menjadi acuh padanya.
"Kamu mandul atau memang sengaja mandul agar terbebas dari kewajibanmu?"
deg
Silvi terdiam di tengah tangisnya, seketika tubuhnya kaku dengan wajah pucat dan mata penuh ketakutan.
"Kenapa? kenapa diam? tidak menyangka jika aku tau semuanya? hhmm?"
"Silvi, lima tahun sudah cukup untukku memahami akan sifatmu! aku bertahan karena rasa hormatku pada orang tuaku. Aku menghargai pilihan mereka dan di tengah sulitnya aku menerima hingga membuka hati untuk mencintaimu, kamu mengabaikanku tanpa berpikir bagaimana perasaanku!"
"Jangan kamu salahkan Kinayu dengan semua yang terjadi di rumah tangga ini, karena sebelum ia datang rumah tangga kita sudah hambar!"
Yudha melangkah menuju tangga sebelumnya ia sempat menoleh ke arah Silvi dan memberikan kesempatan untuknya agar memikirkan lagi masa depan rumah tangga mereka.
"Dan satu lagi, aku akan mempertimbangkan jika kamu berubah pikiran. Hamil anakku dan aku akan kembali bersikap baik padamu. Atau tetap kukuh dengan pendirianmu dengan menganggap jika kamu mandul dan selamanya semua akan tetap sama."
Silvi menatap nanar kepergian Yudha, melepaskan profesi adalah suatu hal yang mustahil baginya. Apa lagi jika harus hamil, sedangkan baru tadi pagi ia menandatangani kontrak dengan pihak managementnya, yang di sana tertulis tidak boleh hamil dalam jangka waktu tiga tahun.
Jika ia melanggar point' tersebut dan membatalkan kerjasama maka ia akan kena pinalti sebesar 750 juta. Dan itu tak akan Silvi lakukan.
"Aku tidak akan lakukan itu mas, aku tidak akan hamil. Lebih baik aku di cap mandul dari pada harus kehilangan semuanya!"
Silvi meraih tasnya kemudian pergi dari sana memilih untuk berkumpul dengan teman-temannya melepas penat dari pada harus kembali bertengkar dengan pembahasan yang sama.
Untuk saat ini ia butuh penenang bukan seseorang yang akan membuatnya semakin marah. Makan malam bersama terpaksa hancur karena pertengkaran yang di mulai dengan pembahasan Kinayu.
"Brengs3k!" Silvi memukul setir kemudian menambahkan kecepatan agar secepatnya sampai di club' tempat teman-temannya berkumpul.
Sebenarnya ia di ajak hangout malam ini oleh temannya sesama model. Tapi karena ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Yudha, dia memilih pulang dan makan malam bersama.
Yudha diam memandang mobil Silvi yang meninggalkan halaman dengan rokok yang ia sesap. Kebiasaan buruk di sela-sela pikiran yang kalut. Menghabiskan berbatang-batang rokok bahkan ia bisa menghabiskan hingga satu bungkus dalam satu waktu. Baru setelahnya ia benar-benar tenang.
Yudha melirik ke balkon kamar sebelah saat bayangan wanita keluar dari sana dan duduk dengan membawa buku di tangannya. Dengan berbalut baju tidur satin Kinayu terlihat lebih seksi. Apa lagi rambut yang ia ikat keatas menampakkan leher yang seketika membuat Yudha menelan ludah.
Kinayu tak sadar jika dirinya di bawah pengawasan sepasang mata dengan tatapan elang. Dia memfokuskan diri untuk belajar dan memilih duduk di balkon kamar agar bisa menghirup angin segar berharap otak lancar menerima pelajaran.
Tadi ia mendengar semua pertengkaran yang terjadi antara Yudha dan Silvi, hal itu membuatnya semakin malas keluar kamar. Dia lebih memilih menahan lapar dari pada ikut terseret dalam masalah.
Hampir satu jam ia di luar, malam semakin larut dengan rintik hujan yang mengguyur dan angin dingin menusuk ke kulit. Masuk kedalam setelah menutup pintu balkon kamar kemudian menutup korden hingga rapat.
Deg
Mata Kinayu melebar melihat Yudha sudah ada di dalam kamar. Matanya bergantian melihat ke arah pintu dan Yudha dengan perasaan heran.
Yudha memperlihatkan kunci cadangan padanya, ternyata apapun yang ia lakukan akan sia-sia selama dekat dengan Yudha.
"Aku tidak memintamu untuk mengunci pintu tapi ternyata kamu mengabaikanku."
Yudha mengikis jarak dengan kaki Kinayu yang perlahan mundur ke belakang, hingga punggungnya terbentur jendela kamar dan tak dapat menghindar.
"Kenapa nggak makan?" tanyanya mendadak perhatian tapi dengan sikap datar dan mata memerah. Ntah ada apa dengan Yudha apa mungkin ia menangis setelah pertengkaran dengan Silvi.
Yudha kembali melangkah maju hingga kedua pasang ujung kaki bersinggungan. Dapat Kinayu lihat masih tersisa kemarahan di wajah Yudha. Dan gurat kekecewaan nampak jelas di matanya.
Tapi tak lama jantung Kinayu di buat kembali berdetak kencang saat tiba-tiba Yudha menjatuhkan kepalanya di pundak dan memeluknya dengan erat.
terima kasih
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa