Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27
"Pangeran ke tiga memasuki halaman istana...!" Ucap Kasim yang mengumumkan ke datangan Zhong Rei Yu.
Para tamu menoleh ke arah gerbang masuk ke arah taman.
Saat ini para tamu sudah berdatangan dan hampir memenuhi halaman istana. Sedangkan Kaisar dan permaisuri beserta Putra mahkota belum berada di sana.
Saat ini Gu Yenrou memakai pakaian bernuansa hitam keseluruhan. Hanya saja, dia telah meminta izin kepada Pangeran ke tiga agar dia memakai topeng di bagian matanya.
Dia tidak ingin menjadi bahan perhatian nantinya. Karena, semua orang tahu bahwa di dalam kediaman pangeran ke tiga tidak di perbolehkan seorang wanita masuk ke sana.
Jadi, saat ini dia memakai pakaian pengawal, yang biasa di kenakan oleh pria.
Sehingga keluarga, atau bisa di katakan mantan keluarganya. Karena neneknya telah memutuskan hubungan kekeluargaan dengan dirinya. Tidak mengenalnya saat ini, karena topeng dan pakaian yang dia kenakan.
Pangeran ke tiga telah mengambil posisi duduk yang telah di tentukan bagi para pangeran kekaisaran.
Pelayan pribadinya dan juga Gu Yenrou berdiri di bagian belakang Zhong Rei Yu, bagian kanan dan kiri tangannya.
Gu Yenrou lengkap dengan pedang bertengger di pinggangnya. Mereka berdua berdiri dengan tegak.
Pelayan pribadi Pangeran ke tiga adalah seorang mantan prajurit. Hanya karena ada kecacatan sedikit di bagian matanya, sehingga kaisar memberhentikannya. Tetapi pangeran ke tiga merekrutnya agar bekerja dengannya.
Biar bagaimanapun mereka adalah bekas bawahannya dahulu ketika dia menjabat sebagai panglima perang.
"Kaisar dan permaisuri memasuki halaman istana..."
"Putra mahkota memasuki istana.."
Suara Kasim sambung menyambung di saat orang nomor satu di kekaisaran memasuki halaman tempat pesta di adakan.
Seluruh hadirin yang berada di situ berdiri semua untuk menyambut ke datangan Kaisar dan permaisurinya.
Di susul oleh putra mahkota dan para pangeran lainnya dan putri-putri kaisar.
Setelah kaisar dan permaisuri duduk di singgasana, para pangeran dan putri kaisar duduk di posisi yang telah di sediakan untuk mereka.
Setelah semua mengambil posisi tempat duduk masing-masing. Maka para pelayan masuk untuk menjamu para tamu dengan hidangan yang telah di persiapkan dapur istana.
Gu Yenrou yang belum pernah sama sekali ke acara pesta seperti ini, merasa sesuatu yang semarak di hatinya, melihat orang-orang dengan pakaian terbaik mereka.
Tetapi dalam ekspresi yang mematung, hanya bola matanya yang melirik ke sana sini. Tetapi orang-orang tidak memperhatikannya, karena saat ini dia memakai topeng di bagian matanya.
Dahulu, nenek dan bibinya tidak pernah membawanya ke tengah keramaian seperti ini.
Jika dia ke pasar raya, hanya di saat dia sembunyi-sembunyi dan menabung beberapa sen dulu, agar dapat membeli jajanan pasar.
Sehingga saat ini dia sebenarnya merasa eforia di dalam dadanya. Dia yang jarang keluar di malam hari, ketika melihat meriahnya lampu warna-warni seperti ini. Seakan-akan dia melihat tontonan yang sangat megah.
'Apakah ini perasaan pemilik tubuh ini?' Pikirnya. Karena di dunia modern dia biasa melihat hal ini. Dan kadang lebih semarak dari ini.
Hanya saja, dia tidak bisa mengontrol perasaan dan gerak dari tubuh ini pada saat sekarang ini.
Dia berusaha mulai menenangkan tubuhnya, agar sisa-sisa perasaan dari si pemilik tubuh bisa dia kuasai. Karena dia tidak ingin suatu saat si pemilik tubuh ini yang menguasai dia.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Pangeran ke tiga ketika menyadari ada gerakan di samping kirinya. Dimana Gu Yenrou berdiri.
"Um, saya baik-baik saja Yang Mulia." Jawabnya dengan cepat. Dengan suara sedikit berbisik.
"Ingin minum sesuatu?" Tanyanya lagi. Dia kuatir Yenrou kehausan karena berdiri terlalu lama.
"Tidak, terima kasih Yang Mulia." Jawabnya.
Zhong Rei Yu terdiam mendengar jawaban ketus dari pengawalnya itu.
Kemudian dia melambaikan tangan kepada salah satu pelayan yang ada di situ.
Dia sepertinya membisikkan sesuatu. Dan tidak berapa lama ada dua kursi kecil di bawa oleh para pelayan itu. Dan di letakkan di sisi kiri dan kanan pangeran ke tiga.
Dan ternyata itu untuk tempat duduk Yenrou dan pelayan pribadinya.
Kedua orang itu mengikuti instruksi dari pangeran ke tiga. Duduk manis di kursi kecil tersebut. Setidaknya kakinya tidak pegal, pikir mereka berdua.