Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
Sementara itu Gandari dan Bagja sudah sampai ditepi sungai didalam hutan.. Bagja kelihatan tak sadarkan diri karena kehabisan nafas sebab ia tak bisa berenang, beruntung Gandari terus menggenggam tangannya agar Bagja tidak menjauh darinya
"Hosh.. Hosh.. Kita sudah sampai, Kang!!" lirih Gandari dengan nafas yang tersengal-sengal
Ia pun melirik kearah Bagja yang berada dalam rangkulannya,
"Akang!!" pekik Gandari kaget dan langsung membawanya agak jauh dari sungai, lalu menidurkannya karena panik
"Kang, bangunlah.. Kang! Kumohon!!" ujar Gandari sembari menekan dada Bagja agar air didalam tubuh pemuda itu keluar, namun Bagja tak sadarkan diri juga hingga membuat Gandari panik dan tanpa sadar menangis begitu saja
"Kang, kumohon.. Hiks!!" lirih Gandari cemas, ia pun menatap lekat pada Bagja yang masih tak sadarkan diri dengan wajahnya yang sudah pucat.. Ia semakin kalut harus berbuat apa, namun ia teringat akan novel yang pernah ia baca milik Prama. Tentang seorang laki-laki yang menyelamatkan seorang perempuan yang sudah tenggelam tapi tak sadarkan diri, lalu memberinya nafas buatan sampai wanita itu sadar dari pingsannya
"Ma-maafkan aku, kang!! Tapi aku harus melakukan ini!!" ucap Gandari yang mulai menyentuh bibir Bagja, lalu ia pun memberikan nafas buatan pada pemuda itu hingga tanpa sadar Bagja membuka matanya dan memperhatikan apa yang dilakukan Gandari, tapi Gandari belum sadar akan tatapan Bagja.. Hingga akhirnya Bagja memegang lembut kepala Gandari
Gandari yang sadar akan sentuhan dikepalanya sontak menatap mata Bagja dan langsung bangun seketika
"Ma-maaf.. Aku hanya.." ucap Gandari sembari mengalihkan pandangannya kearah lain karena malu
"Uhuk.. Uhuk.." Bagja hanya terbatuk sembari bangun dan mengeluarkan air dalam tubuhnya
"Hosh.. Hosh.. Terimakasih, Nyi!!" lirihnya dengan nafas yang tersengal-sengal sembari tersenyum pada Gandari
Gandari yang hawatirpun langsung mendekat kearah Bagja
"Akang baik-baik saja, kan? kenapa tidak bilang kalau akang tidak bisa berenang? Setidaknya kalau akang bilang, aku akan menyerahkan diriku pada mereka dan.."
"ssssttt!" Bagja segera menyimpan jari telunjuknya dibibir Gandari agar wanita itu tak melanjutkan ucapannya
"Nyi, kenapa kau berfikir seperti itu? Aku tulus jauh-jauh kesini untuk membantumu.. Jika kau menyerahkan diri pada mereka berarti perjuanganku sia-sia.. Aku hanya ingin melindungimu, Nyi!!" lirih Bagja meyakinkan Gandari
"Tapi akang hampir m4ti gara-gara aku!!" timpal Gandari merasa bersalah
Bagja pun menggenggam tangan lentik Gandari dan menatap dalam pada mata kecoklatan wanita itu
"Nyi, apa barusan kau hawatir padaku?" tanya Bagja memastikan
"Akang masih bertanya juga! Padahal semuanya sudah jelas, bukan?" timpal Gandari yang masih belum mengerti tatapan Bagja
Bagja pun tersenyum dan "Cupppp" ia mencium bibir ranum Gandari
Sontak Gandari kaget dengan apa yang dilakukan Bagja
"Kang, apa yang akang.."
"Cupppp" Bagja kembali menciumnya, lalu menatap dalam pada Gandari
"Dorong aku jika nyai keberatan!!" lirih Bagja yang kembali mencium Gandari,
deg! Gandari berdebar kencang karena sudah lama tak merasakan hal ini, ia pun membalas ciuman Bagja hingga mereka larut dalam suasana dini hari yang begitu dingin menusuk sebab pakaian mereka yang basah habis berenang, namun terasa hangat sebab kebersamaan yang terbuai dalam kemesraan
****
Sementara Feli menghampiri Prama yang tengah melamun diluar padahal semalaman Prama tidak bisa tidur karena memikirkan apa hubungan Gandarj dan Bagja
"Pram!!" seru Feli memanggil Prama, sementara Prama hanya acuh tanpa menoleh pada wanita kota itu
"Prama!!" panggil Feli lagi dengan nada yang meninggi
"Ck!! Apasih Feliii.. Apaa?" desis Prama berdecak kesal sembari menoleh pada Feli
"Kamu mikirin apa sih sampe gak tidur semalaman? Hah?" tanya Feli penasaran
"Bukan urusanmu!" jawab Prama acuh
Feli pun menghela nafas berat sembari menatap nyalang pada Prama
"Prama! Aku serius tanya karena emang aku peduli.. Biasanya dulu juga kita berbagi cerita bersama, kan? Seenggaknya cerita bisa bikin hati kita agak plong!!" jelas Feli
"Aku mikirin Gandari, orang yang paling aku rindukan saat ini. Puas?" jawab Prama dengan tengilnya
"Apa? Lagi lagi kamu.."
"Ya wajar dong! Dia kan mantan istriku.. Dahlah, udah plong! Aku tidur ya, bye!!" jawab Prama acuh sembari pergi ke dalam rumah meninggalkan Feli yang sudah kesal bukan main
Tapi diambang pintu, Prama memberhentikan langkahnya dan melirik kearah Feli yang menatap tajam kepadanya
"Oh iya.. Kamu masuk juga!! Katanya sih ibu hamil gak boleh berada diluar malam hari.. Bisa ngundang setan!!" ujar Prama yang langsung masuk kedalam rumah
Feli pun mengepalkan tangannya dengan erat dengan gigi yang gemertak karena kesal bukan main pada Prama..
"Dia.. Semakin hari semakin kurang ajar!" gumam Feli dengan dada yang kembang kempis
****
Sementara Gandari dan Bagja sudah sampai di goa yang menuju ke desa Waringin..
Bagja terus menggenggam tangan Gandari karena tak ingin jauh darinya
"Tunggu aku, Nyi!! Aku akan segera kembali menemuimu dan segera menikahimu!!" ujar Bagja dengan tatapan teduhnya pada Gandari
Gandari hanya tersenyum manis mendengarnya, namun ia segera menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang sendu
"Tapi bagaimana dengan Juragan Darsa dan juga Kang Prama, kang? Aku yakin mereka tidak akan tinggal diam dan akan berpikir tidak-tidak tentangmu" ujar Gandari menghawatirkan Prama
Bagja tersenyum dan mengusap pucuk kepala Gandari dengan lembut
"Nyi.. Setelah aku menyadari perasaanku padamu dan ternyata kau pun juga sama, aku tak merasa takut akan apapun lagi!!" lirih Bagja tulus
Gandari tersenyum senang dan langsung memeluk pemuda itu dengan erat
"Walaupun aku janda?" tanya Gandari memastikan
"Aku tak peduli!!" jawab Bagja mantap
"Kau tak merasa jijik padaku, kang? Aku mantan istri bosmu!!" tanya Gandari lagi
"Kenapa harus jijik? Apa yang harus membuatku jijik? Bagiku kau bagaikan berlian, b*doh saja si Prama menyianyiakanmu!! Tapi bagus juga sih, dengan itu kita bisa jadi lebih dekat seperti sekarang!!" terang Bagja jujur
Gandari semakin senang dan semakin menenggelamkan kepalanya didada bidang Bagja yang membuatnya nyaman
"Akang.. Aku mencintaimu!!" lirih Gandari
"Aku juga, Nyi!! Sekarang aku harus pergi dulu agar semuanya tak curiga.. Jagalah dirimu disini, tunggu aku kembali!!" ujar Bagja dengan berat hati melepaskan pelukan Gandari
Gandari pun tersenyum dan merapihkan rambut Bagja
"Iya, aku akan menunggu!! Berhati-hatilah, kang!!"
Bagja hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, lalu pergi meninggalkan Gandari yang masih tersenyum melambaikan tangannya..
Lagi-lagi, Bagja hanya bisa tersenyum dibuatnya..
