Keluarga Alana jatuh bangkrut hingga semua orang meninggalkannya. Mulai dari sahabat, kekasih bahkan ibu dan juga adik kandungnya.
Sebuah kecelakaan maut yang mengakibatkan ayahnya kritis, membuat Alana terpaksa harus meminjam uang kepada seorang rentenir.
sialnya, rentenir itu hampir saja menjualnya kepada seorang laki-laki tua. Namun, nasib baik masih berpihak kepadanya.
Karna sangat kebetulan sekali Alana di tolong oleh Kendrick, laki-laki asing yang belum pernah temui sebelumnya. Namun, karna kesan buruk pertemuaan pertama kali kendrick dengan Alana di bar miliknya. Membuatnya salah paham dan menganggap Alana bukanlah seorang wanita baik-baik.
Padahal Alana bukanlah wanita yang seperti ia tuduhkan selama ini
Karna suatu hal, Kendrick terpaksa menikahi Alana.
akankah Alana si gadis periang ini mampu menakhlukan hati Kendrick yang begitu dingin dan susah untuk ditakhlukan oleh wanita manapun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuduhan yang menyakitkan
Sekitar 5 menit kemudian Jesslyn terlihat keluar dari kampus tersebut. dan ia melambaikan tangan kepada Alana yang tengah berdiri di depan cafe ice cream dari kejauhan. Jesslyn hendak menyabrang jalan dan saat dirinya menghampiri Alana tiba - tiba Jesslyn terkejut melihat mobil tiba - tiba melaju sangat kencang dari tikungan arah sampingnya. Jesslyn sontak menghindar dan memundurkan kembali langkah kakinya. namun mobil yang melaju sangat kencang tersebut tak bisa terkendalikan, hingga body mobil depan itu sedikit menyentuh tubuh Jesslyn hingga dirinya jatuh tersungkur di jalanan aspal dengan begitu keras.
"Jesslynnnnn." Alana berteriak dan dengan cepat menghampirinya. sementara mobil itu masih terus melaju dengan sangat kencang. sepertinya mobil tersebut memiliki masalah dengan rem kemudinya.
namun Alana tak memperdulikan itu. kini yang ia pedulikan hanyalah keadaan Jesslyn.
"Awww." Jesslyn memekik kesakitan, betis dan lututunya yang kala itu telanjang, telihat penuh luka akibat goresan aspal.
"Jesslyn, apa kau baik - baik saja?" tanya Alana. ia mencoba membantu Jesslyn untuk bangun.
"Alana, kakiku sakit ..." Jesslyn menangis merasakan pedih karna luka yang hampir menggores seluruh kakinya itu. Alana panik dan ikut menangis hingga tubuhnya gemetar saat melihat Jesslyn penuh luka. dan beberapa orang yang melihatnya, seketika itu menghampiri Jesslyn dan Alana, mereka juga membantu memanggilkan Taxi untuk membawa Jesslyn sesegera mungkin ke rumah sakit yang ada di dekat dengan kampus itu.
Setibanya di rumah sakit, Jesslyn langsung di tangani oleh dokter.
dan Alana terlihat mondar mandir di depan ruangan itu menunggu Jesslyn. Ia benar - benar takut jika sesuatu buruk terjadi kepada Jesslyn. meskipun Jesslyn masih sadarkan diri namun dirinya tetap saja takut.
tubuh Alana masih gemetar akan melihat kejadian tadi dengan mata kepalanya sendiri. tak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan itu. Alana dengan cepat menghampiri dokter tersebut.
"Dok, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Alana Panik.
"Tidak apa - apa. untung hanya luka luar saja. tidak ada yang parah. nanti akan saya beri obat agar lukanya membaik," tutur Dokter. Alana bernafas lega dan berterimakasih kepada dokter itu. dan dokter itu pergi berlalu meninggalkan Alana . kemudian Alana sesegera mungkin masuk ke dalam untuk memastikan keadaan Jesslyn.
"Jesslyn," panggil Alana.
"Alana, terimakasih kau sudah bersusah payah membawaku ke rumah sakit," ucap Jesslyn. ia memeluk tubuh Alana yang berdiri di sampingnya.
"Kau ini bicara apa. lupakan saja! apa kau masih merasa sakit," tanya Alana. Jesslyn mengangguk.
"Tubuhku sakit semua apalagi kakiku," ucap Jesslyn dengan mendesis kecil.
"Jesslyn, kita harus memberi tau keluargamu," tutur Alana.
"Jangan ... "
"Kenapa?" tanya Alana.
"Mama Papaku sedang di luar kota. aku tidak mau mereka khawatir dan kenapa - kenapa, " ucap Jesslyn.
"Tapi kita harus memberitahukan keluargamu. setidaknya Kakakmu atau Jasson," ujar Alana.
"Jangan beritau mereka Alana. aku takut mereka juga akan khawatir, " kata Jesslyn.
"Jesslyn kita harus memberitau mereka. kalau kita tidak memberitahu, mereka akan khawatir denganmu," tutur Alana. Jesslyn terdiam sejenak.
"Jesslyn... " panggil Alana.
"Baiklah, tolong beritau kakakku saja. bisakah kau menghubungi kakakku menggunakan ponselmu ? karna aku tidak membawa ponsel," kata Jesslyn.
"Tentu saja. berapa nomer kakakmu ?" tanya Alana. Jesslyn pun menyebutkan nomer milik Kendrick, dan Alana mulai menyentuh satu persatu angka yang tertera di layar ponselnya dan mencoba menghubungi Kakak Jesslyn.
Tut ... Tut ... (menghubungkan)
"Iya Hallo," sapa Ken dari balik ponsel itu. hingga membuat telinga Alana tersentak seolah tak asing saat mendengar suara itu.
"Ehm---"
"Hallo , ini siapa?" tanya Ken.
"Sa-saya temannya Jesslyn, saya mau memberitau kalau Jesslyn sedang berada di rumah sakit karna tadi sempat terserempet mobil," tutur Alana dengan suara yang sedikit takut.
"Apa ..." Suara Ken membentak dengan begitu keras dari balik ponsel itu. hingga membuat telinga Alana sakit. sontak Alana sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
"Di rumah sakit mana?" tanya Ken.
"Di-di rumah sakit dekat dengan kampusnya," ucap Alana lirih. tanpa mengiyakan, Ken sudah mengakhiri panggilannya bersama Alana.
* Dikantor David.
Ken beranjak berdiri dari sofa yang ia duduki saat ini. ia memakai kembali Jas miliknya yang sempat ia lepas tadi. dan ia berpamitan kepada David untuk pergi menemui adiknya tersebut.
"Kau mau kemana?" tanya David.
"Rumah sakit. Jesslyn masuk rumah sakit karna terserempet mobil," ucap Ken.
" Astaga, kenapa bisa?" tanya David dengan terkejut.
"Pertanyaanmu itu sungguh konyol," seru Ken.
"Aku akan ikut denganmu," pinta David. Ken menganggukan kepalanya. Ken dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. ia menuruni anak tangga menuju ke arah parkiran yang ada di depan kantor David untuk mengambil mobil miliknya .
"Ken, pakai mobilku saja," teriak David. dan Ken mengiyakannya. Ken dan David masuk ke dalam mobil dan kini David mulai mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat kencang, dan tidak ada waktu 10 menit mereka sudah tiba di rumah sakit. Ken dengan cepat turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit, meninggalkan David yang masih sibuk mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya.
Ken menuju ke front office rumah sakit untuk menanyakan ruangan Jesslyn. dan setelah tau ruangan yang sedang ia cari, Ken. dengan cepat melangkahkan kakinya. kedua matanya tak henti mencari ruangan Jesslyn. dan langkah kakinya terhenti saat dirinya menemukan ruangan yang sedang ia cari.
Ken membuka pintu dan langsung masuk kedalam ruangan itu. namun dirinya terkejut saat melihat adiknya sedang bersama seorang wanita yang tak asing baginya. wanita yang di maksdu oleh Ken ialah Alana. begitu juga Alana ia juga sama terkejutnya. Ken dan Alana sejenak beradu pandang.
"Tuan ..." Alana berucap Lirih. ia begitu heran saat melihat Ken yang tiba - tiba masuk di ruangan itu. begitu juga dengan Ken. ia begitu bingung kenapa wanita yang ada di hadapannya saat ini bisa bersama dengan adiknya.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Ken sambil mengernyitkan dahinya,
"Aku--"
"Kakak." Jesslyn memanggil Ken. Ken melewati Alana dan tak menghiraukan wanita itu. kemudian ia mendekati adiknya tersebut.
"Jesslyn," panggil Ken. Jesslyn melebarkan kedua tangannya, dan Ken seketika memeluk adiknya tersebut.
"Astaga, jadi Tuan Ken ini ... " Alana bergumam dalam hati , ia benar - benar terkejut.
"Kenapa kau bisa terluka sayang? mana yang sakit? kenapa bisa seperti ini. apa kata dokter parah?" tanya Ken dengan sebegitu khawatirnya.
"Kata dokter tidak ada yang perlu di khawatirkan, hanya luka ringan saja. tapi tubuhku sakit semua. apalagi kakiku. aku tadi terserempet mobil. untung Alana dengan cepat membawaku kemari" ucap Jesslyn dengan tersenyum. Kedua mata Ken melirik ke arah Alana dengan begitu tajam.
"Jesslyn tunggu disini sebentar." Ken beranjak berdiri, ia menghampiri Alana dan menarik tangan wanita itu dengan kasar untuk mengajaknya keluar dari ruangan.
"Tuan Ken, lepaskan ... tanganku sakit." Alana meronta berharap Ken melepaskan tangannya. Ken. seketika langsung menghempaskan tangan Alana dengan begitu kasar.
"Kau pasti yang membuat adikku celaka, iya, kan," teriak Ken. Alana mengernyitkan dahinya akan tuduhan itu.
"Aku sama sekali tidak mencelakainya," bantah Alana.
"Alasan! apa yang sebenarnya kau inginkan. kenapa kau selalu muncul di hadapanku? dan sekarang kau mendekati adikku dan berpura - pura sebagai penolong. apa maumu? apa kau mau uang, iya?" Teriak Ken. Alana memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya. apa yang salah di dalam dirinya? rasanya begitu menyakitkan saat melihat seorang laki - laki berteriak di hadapannya seperti ini.
"Lalu ap--"
"Kakak ... Alana ..." Suara Jesslyn mengurungkannya. Ken masuk kembali ke dalam ruangan untuk menemui adiknya. dan Alana juga mengikutinya dari belakang. saat Ken tau, Alana juga ikut masuk ke dalam ruangan itu. kegeramannya semakin bertambah.
"Kenapa kau masih disini? pergi dari sini dan jangan sekali - sekali mencoba mendekati Adikku lagi!" seru Ken seraya mendorong tubuh Alana hingga hampir terjatuh.
"Kakak ... kakak kenapa kasar kepada Alana? Alana ini teman Jesslyn, kakak tidak boleh kasar seperti itu." Jesslyn setengah berteriak. Ken sejenak memandang Alana yang sedang menatapnya dengan begitu senduh.
"Kakak tidak suka kamu berteman dengan dia," seru Ken.
"Kakak tidak berhak menentukan Jesslyn berteman dengan siapa! Alana wanita yang baik," teriak Jesslyn.
"Sejak kapan kamu berani berteriak kepada kakak seperti itu? dia ini bukan wanita baik - baik. jadi kakak tidak akan membiarkanmu berteman dengan dia!" seru Ken dengan menunjukan jarinya tepat dihadapan Alana.
sesakit itukah perasaan Alana. bahkan dirinya sama sekali tidak tau kenapa Ken sebegitu tidak menyukainya. apa karna dirinya bukanlah orang kaya seperti mereka ? entahlah, pertanyaan itu menerka - nerka di pikiran Alana. lagi - lagi ia menelan ludahnya dengan begitu keras, seharusnya Alana tau akan posisinya saat ini.
"Alana, wanita baik. kakak tidak boleh bicara seperti itu." Jesslyn membantah tuduhan kakaknya itu.
"Dia bukan wanita baik. dia ini seorang Pelacur!" seru ken,
"Kakak cukup!" Jesslyn berteriak.
Seketika mendengar kata - kata "Pelacur". Alana yang kini terlihat sedang menunduk langsung mengangkat kepalanya. ia seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut laki - laki yang ada di hadapannya saat ini.
rasanya begitu sakit saat Alana mendengar sebutan yang begitu hina itu. tuduhan itu sangatlah menyakiti perasaannya. bahkan Jesslyn menyangkal apa yang di katakan oleh Kakaknya. Alana melangkahkan kakinya lebih mendekat dengan Ken.
"Aku bukan seorang pelacur," ucap Alana dengan penuh penekanan.
"Tapi nyatanya, kau memang seorang pelacur," saut Ken.
Plakkk
Suara itu berasal dari tangan Alana yang baru saja melayang begitu keras di pipi Ken. hingga membuat kedua alis tebal milik laki - laki itu menyatu dengan begitu tajam.
"Berani sekali kau menamparku," Teriak Ken dengan penuh amarah dan rasa geramnya.
"Karna tamparan itu memang pantas untukmu. tamparan itu tidak ada bandingnya dengan rasa sakit saat kau menuduhku sebagai seorang pelacur! dan asal kau tau, Tuan Ken.
bahkan jika aku tidak mempunyai uang sepeser pun, aku lebih baik mengais sisa makanan dari sampah. daripada harus melakukan pekerjaan kotor seperti itu," seru Alana. ia menarik nafasnya dengan begitu sesak hingga terlihat air matanya menumpah ruah membanjiri wajahnya. Ken membungkam seketika memperhatikan wajah wanita itu dan Alana tak segan berlalu meninggalkan ruangan Jesslyn.
"Alana tunggu jangan pergi." Suara Jesslyn terdengar memanggil - manggil nama Alana. namun Alana tetap tak menghiraukannya dan ia tetap ingin keluar meninggalkan ruangan itu dengan menyeka air matanya yang masih menderas. dan saat Alana keluar dari pintu ruangan Jesslyn. ia tak sengaja berpapasan dengan seorang laki - laki.
"Alana ..." sapa Laki - laki itu. dan laki - laki tersebut tak lain ialah David.
.
.
.
.
.
.
jangan lupa tekan like terimakasih.