Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23_Kecelakaan
Terpantau sudah satu minggu lamanya para relawan medis di perbatasan menyalurkan tenaga mereka, dan hari ini adalah hari terakhir mereka karena bencana sudah mulai surut dan tinggal rekan medis dari daerah yang masih tinggal karena bagaimana pun mereka harus kembali ke pekerjaan masing masing.
Sama seperti Alika dan rekan nya yang lain yang harus rela meninggalkan camp pengungsian untuk kembali ke ibu kota.
Sedih rasanya meninggalkan saudara-saudara yang sudah sangat baik kepada mereka dan sudah akrab, sudah mereka anggap sebagai kerabat jauh.
"Hati-hati di jalan, kalau sudah sampai rumah telepon atau chat aku nanti kalau memang senggang akan aku balas." ucap Ethan saat mengantar Alika kedalam bis.
"Iya, udah sana." ujar Alika karena semuanya sudah masuk dan banyak yang melihat interaksi mereka berdua.
"Cie yang pamitan nih." seru Lula saat Alika baru saja duduk di sampingnya.
"Apa sih." seru Alika malu rasanya.
Rencana nya satuan dari Ethan akan kembali lusa karena memang semuanya sudah beres, pencarian sudah di tutup karena telah beberapa hari proses pencarian namun tidak membuahkan hasil dan semua kerusakan sudah di bersihkan.
Bis pun mulai meninggalkan pengungsian namun Ethan masih terus melihat sampai bis tersebut hilang dari pandangan nya.
"Galau lagi nih soalnya ayang beb pulang." seru Markus yang seperti nya tidak sadar dengan ucapan nya membuat Ethan menatapnya begitu tajam.
"Hehehe sorry kapten." seru Markus kemudian pergi dari sana.
Di sisi lain bis mulai meninggalkan tempat pengungsian, semuanya sedih karena harus meninggalkan para korban yang begitu sangat baik itu.
Hingga saat akan sampai di jalan perbatasan desa dan juga turunan tiba-tiba saja bis tersebut melaju dengan begitu kencang.
"Pak ini kenapa kok kenceng banget melajunya?" tanya dokter Hadi salah satu dokter senior yang duduk di depan.
Para rekan medis pun menanyakan hal tersebut dan ikut khawatir karena melajunya begitu cepat sekali.
"Dok ini rem nya blong!" seru pak supir membuat penumpang di dalam sana mulai panik, ada yang minta tolong namun sayang di jalur mereka begitu sepi tidak ada orang sama sekali.
BRAKKKKKK
Hingga bis tersebut jatuh kedalam jurang walau tidak dalam namun tetap saja semuanya menjadi korban di sana begitu pun juga Alika.
"Lula, bangun lul, akkhhh." seru Alika mencoba menyadarkan dirinya, kening dan juga tangannya berdarah bahkan kakinya sakit tidak bisa di gerakkan namun melihat banyaknya rekan medis yang lebih parah dari nya membuat Alika harus mengesampingkan dirinya.
"Dok." ucap Lula dengan nada pelan.
"Kita selamatkan yang di depan karena pasti mereka yang lebih parah." ucap Alika.
Sehingga sekarang penumpang yang masih bisa membuka matanya dan bergerak pun langsung mengeluarkan satu persatu penumpang dan juga supir dari dalam bis.
"Supir bagaimana?" tanya Alika saat supir sudah di tarik keluar karena memang kondisinya yang paling parah.
"Masih bernafas dok, tapi sepertinya mengalami patah tulang kaki dan juga kepalanya terdapat benturan." seru salah satu suster di sana.
Berita soal kecelakaan bis dari rekan medis belum tersebar di camp pengungsian hingga tak lama komandan Bagas datang dan memberikan kabar tersebut di depan para prajurit nya.
.
.
Bersambung.....
Ethan mengantarkan kepergian para rekan medis sampai di dalam bis, dia harus profesional walau masih ada keresahan entah apa tapi dia seperti tidak merelakan sang istri kembali.