Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengelak
Wanita Pengganti Bagian 19
Oleh Sept
Malam itu Aira gagal mengatakan bahwa ia hamil pada Farel. Belum apa-apa Aira sudah ngeri. Akhirnya ia balik ke kamar.
"Bagaimana? Sudah? Terus tuan bilang apa?" tanya bibi kepo.
Aira baru masuk kamarnya, si bibi yang tadi sembunyi di dalam kamar mandi, kemudian keluar dan mengintrogasi Aira.
"Belum, Bik. Takut."
"Ya ampun," kata bibi gemas.
"Mau nunggu kapan? Tunggu sampai sembilan bulan?" omel bibi yang lama-lama mirip ibu Aira.
"Tadi tuan itu marah-marah, Bik. Aira gak berani."
Wanita paruh baya itu langsung menghela napas panjang setelah mendengar keterangan Aira.
"Ya sudah, ini sudah malam. Kamu tidur dulu. Besok kita bahas lagi," kata bibi kemudian meninggalkan kamar Aira.
***
Sesuai janji, esok harinya Nita benar-benar pulang. Wajahnya terlihat berseri-seri. Maklum, sebelum pulang dia pergi ke salon dulu. Biar kelihatan fresh, cantik dan segar. Ia melakukan banyak treatment setelah apa yang sudah ia lakukan dengan janin yang tidak berdosa tersebut.
Bukannya murung, merasa bersalah, Nita justru seperti dilahirkan kembali. Ia tambah bersemangat, yakin kalau ini adalah pilihan yang tepat.
"Sayang ..." panggil Nita yang sudah kangen dengan suaminya.
Wajahnya berbinar ketika melihat suaminya sedang keluar dari kamar mandi. Cuma pakai handuk yang melilit di pinggangnya. Ditambah rambut Farel yang basah, membuat Nita terusik, tapi hanya sedikit.
Ia sedang menahan diri. Sebisa mungkin harus cari alasan agar tidal berhubungan dulu.
"Tumben pagi?" celetuk Farel. Yang mungkin jengkel pada Nita. Suka sekali dunia modelnya itu.
"Special buat kamu, Honey," bisik Nita kemudian melingkarkan lengannya di pinggang Farel.
Dipancing seperti itu, jelas belut listrik yang lama kehabisan daya perlahan terisi. Farel membalik keadaan, kini ia yang merengkuh pinggang istrinya.
"I miss u!" bisik Farel kemudian merebahkan Nita di atas ranjang.
'Gawat! Aku gak boleh hubungan dulu!' batin Nita ketar-ketir.
"I miss you too, tapi sayang ... aku lagi datang bulan!" kata Nita yang ingin lolos dari terkaman belut kesepian tersebut.
Farel langsung membuang napas dengan kesal.
"Sudah berapa hari?"
"Baru semalam," jawab Nita bohong.
Pria itu langsung masam, kemudian menarik lengan Nita ke kamar mandi.
"Mass!"
Tidak dapat yang ia mau, Farel dapat yang lain. Apakah itu? Hanya yang menikah yang paham.
***
Sesaat kemudian, Farel sudah rapi. Wajahnya sumringah karena habis dikuras. Sedangkan Nita, ia yang memang lelah dalam perjalanan, sedang berbaring di atas ranjang.
"Aku berangkat dulu," bisik Farel.
Nita hanya mengangguk, kemudian menutup matanya lagi.
Di halaman depan, saat Farel akan keluar dari rumahnya, ia minta sopirnya berhenti.
"Tunggu, itu Aira, kan!" tanya Farel pada sang sopir.
"Benar, Tuan."
"Apa yang dia lakukan di sana?" gumam Farel. Akhirnya dia julid juga.
"Itu ART sebelah rumah, Tuan."
"Anak itu memang tidak ada kerjaan, kenapa malah keluyuran!" omel Farel.
"Apa kita jalan sekarang, Tuan?"
"Hemm!"
WUSHHH ...
Mobil kembali melaju, dan Farel sempat melirik ke sebelahnya. Di sana Aira berjalan membawa buah mangga.
"Dia minta buah dari tetangga? Memalukan! Apa dia tidak mampu beli?" Farel terus saja mengumpat kesal, sampai pak sopir terus-terusan mengintip dari spion di depannya.
'Ini tuan kenapa? Dari tadi kok marah-marah?'
Farel ini kesal, meskipun sudah dilepas di kamar mandi, jelas tidak seperti dilepas pada tempatnya. Meskipun wajahnya sudah berseri-seri, tetap jiwanya tersiksa. Ada yang kurang karena kurang jatah.
***
Di rumah.
Matahari sudah tinggi, Nita baru bangun. Ia minta disiapkan makan siang, sekaligus sarapan.
"Mana Aira, kok gak kelihatan?" tanya Nita sambil makan salads.
"Ada, Non. Mau saya panggilkan?"
"Tidak usah!" jawab Nita cepat.
Menjelang sore. Nita keluar rumah kembali, karena ditelpon agency. Mau tanda tangan kontrak kerja lagi. Uang sudah banyak, tapi bukan itu yang Nita kejar. Ia hanya ingin menjadi top model bintang. Super mega bintang yang diakui semua orang. Ambisinya membuatnya egois.
***
"Nit ... Nita!" panggil Farel yang baru pulang kerja.
Tap tap tap
Bibi keluar, kemudian meraih jas serta tas Farel.
"Ke mana Nita?"
"Itu ... Non Nita ... emm."
"Keluar lagi?" tanya Farel dengan mata melotot.
Bibi yang tidak sengaja menatap, langsung menunduk.
'Astaghfirullahaladzim!' jelas bibi kaget.
Bibi beringsut ketika Farel naik tangga dengan gusar. Punya istri tapi seperti tidak punya.
Sesaat kemudian.
"Tuan ... makan malam sudah siap," kata Aira.
KLEK
"Saya tidak lapar!"
KLEK
Farel menutup pintu lagi.
Sementara itu, Aira malah masih berdiri di depan pintu dengan ragu. Tadi di bawah, bibi sudah menyuruh Aira mengatakan kabar kehamilannya.
Tok tok tok
'Aku harus mengatakan, biar aku bisa pindah. Non Nita pernah bilang. Kalau aku hamil, mungkin aku akan pindah tempat. Bukan di sini lagi,' batin Aira.
KLEK
"Apa lagi?" tanya Farel galak.
Farel menatap Aira dari atas sampai bawah. Dilihatnya Aira malah mengatupkan bibir, mau bicara tapi enggan.
"Katakan ada apa? Jangan membuang waktu saya!" omel Farel.
"S-saya ..."
"Kamu kenapa? Minta uang?" sindir Farel.
Aira menggeleng, kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku daster yang ia kenakan. Sudah dikasih banyak baju bekas milik Nita, tapi Aira lebih suka baju sejuta umat, baju daster bahan batik yang adem saat digunakan.
"Apa ini?" tanya Farel menatap heran pada Aira. Kenapa wanita muda itu memberikannya sebuah alat. Tunggu, alat ini tidak asing.
Farel menatap benda di tangannya.
"Milik siapa ini?"
"S-saya, Tuan."
Farel langsung terkejut, ia sempat mematung sepersekian detik. Kemudian melihat Aira.
"Tidak mungkin!" katanya lirih. Farel belum sepenuhnya yakin. Mereka baru sekali melakukan hubungan tersebut. Mana mungkin langsung hamil. Jangan-jangan Aira main sama sopir? Sama mang Udin? Atau dengan security? Farel berusaha mengelak dengan keras.
Bersambung
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀