EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Adik Bayi ?
Arjuna dan Bening pun membangunkan si kembar, Devina dan Disya. Kedua malaikat kecil itu begitu bahagia kala membuka mata mereka ternyata Opa dan Omanya yang datang.
Setelah Bening memandikan dan menggantikan baju seragam untuk mereka, kini semuanya sudah duduk manis di meja makan terkecuali sepasang suami istri muda yang masih asyik berada di bawah gulungan selimut.
"Holleee..."
"Aciikkk..."
"Kita bicaa pelgi halan-halan ke pilaa Kakek Uyut jendelal," cicit Disya dengan suara khas anak kecil usia empat tahun yang masih cadel.
"Norak!" ketus Devina yang sering bertengkar dengan Disya yang terkenal berisik dan heboh.
Jika dalam hal berbicara, Devina terlihat lebih dewasa dan tidak cadel seperti Disya. Namun ia sangat mirip dengan Dion yang jarang tersenyum dan terkesan dingin karena Devina lebih pendiam daripada Disya.
"Bialiinn... wlekkk !" balas Disya yang tak mau kalah dengan sang kakak.
"Sudah-sudah ayo cepat dihabiskan sarapannya. Setelah itu nanti Oma dan Opa akan antar kalian berdua ke sekolah," ucap Bening seraya tersenyum bahagia melihat kedua cucunya yang begitu menggemaskan.
"Yeeeiii..." teriak Disya kegirangan.
Saat tengah asyik sarapan, Disya merasa ada yang janggal.
"Opa," panggil Disya.
"Ada apa cantiknya Opa?" balas Arjuna bertanya seraya tersenyum gemas pada Disya. Wajah Disya sangat mirip dengan Berliana.
"Mami cama Papi ke mana? Kok gak keliatan, kok Mami gak mandikan Dicaa ama kaka?" tanya Disya yang sudah mengerucutkan bibirnya ke depan sambil celingak-celinguk mencari kedua orang tuanya.
"Capek. Habis ngolah adik bayi," ucap Arjuna keceplosan.
"Hah, adek bayi?"
Disya kebingungan dan terpelongo menatap Opanya. Begitu juga Devina yang akan memasukkan makanannya ke dalam mulut mendadak berhenti dan menatap serius pada Opanya.
"Ih, Papa! Mulutnya minta dicabein," ucap Bening lirih namun terdengar geram seraya menatap tajam pada suaminya.
Arjuna mendadak ketakutan melihat tatapan sang istri yang terasa horor baginya. Ia pun menjadi kikuk ingin menanggapi pertanyaan cucunya tersebut. Dirinya terlupa jika kedua cucunya itu berotak cerdas dan kritis.
"Ehm..."
"Begini cantiknya Opa, Mami sama Papi kalian kecapekan. Jadi mereka masih istirahat dan kita jangan ganggu dulu. Devina dan Disya mau adik bayi enggak?" tanya Arjuna.
"Mau Opa. Temanku Reno punya adik lutuu," jawab Disya seraya tersenyum sumringah.
"Devi enggak mau adik! Nanti nakal kayak Disya," jawab Devina dengan nada tegas.
"Aku mau adik tapi gak mau puna kaka. Ka Devi hahat!" balas Disya tak kalah sengit.
"Cucu-Cucu Opa jangan bertengkar. Sesama saudara harus saling akur. Seperti ibu dan mami kalian yang selalu akur. Oke cantik?"
Arjuna berusaha mendamaikan Devina dan Disya.
"Iya, Opa." Si kembar pun menjawabnya dengan kompak. Lalu keduanya pun bersalaman dan berpelukan tanda sudah berdamai.
☘️☘️
Selepas mengantar si kembar ke sekolahnya yang memang tak jauh dari kediaman Dion, Bening dan Arjuna kembali ke rumah sang menantu. Namun ternyata Binar dan Dion masih belum bangun juga hingga jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi lewat.
Bening pun membereskan kamar si kembar. Sedangkan Arjuna duduk di meja makan menikmati segelas kopi hitam dengan roti panggang buatan istrinya.
Di dalam kamar, Binar bangun terlebih dahulu. Matanya terbuka perlahan dan ia melihat suaminya masih tertidur dengan memeluk dirinya.
Ia pun melepaskan tangan Dion yang memeluknya. Dirinya berusaha bangun dan turun dari ranjangnya.
"Eughh..." keluh Binar merasakan perih dan keram di bagian tungkainya.
Semalaman digempur Dion berjam-jam, alhasil sekarang ketika dirinya mencoba turun dari ranjang terasa sakit. Membuatnya susah untuk bergerak atau pun melangkah.
Dion yang merasakan sesuatu yang hilang dalam dekapannya pun akhirnya terbangun. Terlebih mendengar suara seseorang sedang mengeluh kesakitan.
Deg...
Matanya memandang suasana kamar yang tampak berbeda dari kamar tidurnya. Ia pun mengucek matanya. Dan akhirnya tersadar bahwa sekarang dirinya sedang berada di kamar Binar.
Lantas ia menoleh ke samping dan melihat Binar tengah duduk di atas ranjang dengan posisi kaki menjuntai ke bawah. Punggung Binar masih belum mengenakan apa pun karena pakaian Binar berada jauh dari jangkauannya.
Sontak Dion pun bangun dan mendekat pada Binar.
"Bin," panggil Dion lirih. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
Jangan Lupa Like💋