Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya

"Cantik." ucap Bagas begitu melihat Alea keluar dari salah satu ruangan yang ada di butik langanan omanya.

Seperti permintaan oma Sundari, Bagas mengajak Alea untuk di make over di butik ini. Tentu saja Bagas setuju, ini untuk kebaikan Alea. Calon isterinya harus terlihat sempurna malam ini karena malam ini akan menjadi malam yang spesial untuk hubungan mereka kedepannya.

"Ayo." ajak Bagas.

Alea menatap terpana pada Bagas yang juga sudah menganti pakaian kerjanya dengan pakaian formil untuk menghadiri sebuah acara. Laki-laki itu terlihat jauh lebih tampan dan gagah, kembali Alea bersyukur dicintai oleh pria seperti Bagas.

Tiba ditempat yang sudah di reservasi oma Sundari, Alea meragu untuk masuk. Baru kali ini Alea menghadiri undangan makan malam di restoran bintang lima tempat orang-orang kalangan atas. Tentu saja ada perasaan takut, takut membuat malu Bagas seandainya dia melakukan kesalahan.

"Kenapa?" tanya Bagas melihat Alea yang hanya diam saja di sampingnya.

"Saya belum pernah menghadiri acara seperti ini Pak." jawab Alea jujur.

Bagas tersenyum, "Jangan takut ada saya yang akan menemani kamu." jawabnya untuk menenangkan Alea agar mau diajak masuk kedalam, dimana oma Sundari, keluargannya dan tamu undangan sudah menunggu kehadiran mereka berdua.

Bagas memberikan lengannya untuk dirangkul Alea, "Ayo kita masuk." ajaknya.

Ragu tapi Alea tidak bisa menolak. Melingkarkan tangannya di lengan Bagas, Alea mengikuti langkah Bagas memasuki restoran. Terdengar suara musik mengiringi jalan mereka berdua dan kata sambutan dari sesorang.

"Selamat datang, pasangan yang sedang berbahagia, yang sejak tadi sudah ditunggu kehadirannya oleh para tamu yang hadir disini." ucap orang tersebut.

"Apa maksud semua ini Pak?" tanya Alea sambil berbisik, karena saat ini dia dan Bagas menjadi sorotan para tamu.

"Bukan apa-apa, ikuti saja acaranya. Semua oma yang mengaturnya." jawab Bagas menjelaskan.

Dari tempatnya berdiri, Alea bisa melihat dua orang yang dia kenal tengah tersenyum lebar padanya.

"Mbak Rei." gumam Alea yang bisa didengar oleh Bagas. Dia terkejut dengan kehadiran Reina dan Deri, siang tadi saudaranya itu tidak membicarakan apapun tentang undangan makan malam ini.

"Mereka diminta oma untuk datang." jawab Bagas yang mengerti kebingungan Alea

Oma Sundari dan Lisa berjalan mendekati Alea dan Bagas. Memeluk keduanya lalu mengiring mereka naik ke sebuah panggung kecil yang sudah disiapkan khusus untuk acara malam ini.

"Kamu benar-benar cantik malam ini sayang." puji oma Sundari yang dibalas Alea dengan senyuman.

Tiba di panggung, pembawa acara mempersilakan oma Sundari sebagai pemilik acara untuk memberikan kata sambutannya.

"Selamat malam semuanya, Assalamualaikum." ucap oma Sundari menyapa para tamu.

"Terimakasih saya ucapkan kepada semua yang sudah bersedia hadir malam ini."

"Seperti yang saudara-saudara sekalian ketahui, malam ini bukan hanya acara untuk memperkenalkan pimpinan perusahaan yang baru pada publik, tapi juga acara pertunangan pimpinan kita yang baru." ucap oma Sundari memberikan kata sambutannya kepada para tamu undangan yang hadir.

Acara kembali diambil alih oleh pembawa acara setelah oma Sundari mengakhiri kata sambutannya sekaligus memperkenalkan Bagas sebagai pimpinan baru di perusahaan milik keluarga mereka.

"Baiklah sekarang kita lanjutkan ke acara yang sudah kita tunggu-tunggu yaitu acara pertunangan pimpinan baru kita dengan wanita pilihannya. Mereka sangat serasi." ucap pembawa acara tersebut.

Lisa naik ke panggung membawa sebuah kotak perhiasan lalu membukanya di hadapan Alea dan Bagas.

"Kak pasangkan cincin nya di jari tangan mbak Lea." ucap Lisa memberi tahu Bagas.

Mengikuti perkataan Lisa, Bagas mengambil cincin yang sudah disiapkan oma Sundari lalu menyematkan cincin berlian di jari manis Alea. Tepuk tangan ramai terdengar mengiringi apa yang Bagas lakukan.

"Mbak Lea." tegur Lisa yang melihat Alea hanya diam saja.

Lisa tidak tahu, begitu gugupnya Alea saat ini. Ini sebuah kejutan yang tidak pernah Alea bayangkan. Semua seakan mimpi yang hadir dalam tidurnya. Baru kemarin dia menyetujui permintaan oma Sundari, hari ini wanita tua itu telah mempersiapkan acara pertunangan.

Tepuk tangan kembali menggema di seluruh ruangan tempat acara berlangsung setelah Alea selesai menyematkan cincin di jari Bagas.

"Terimakasih." ucap Bagas bahagia.

Tentu saja dia bahagia, tinggal satu langkah lagi dia bisa memiliki Alea yang tidak pernah dia sangkakan akan terjadi.

"Apa-apaan ini." seseorang yang baru masuk berteriak.

"Putri saya yang seharusnya bertunangan dengan Bagas, bukan janda yang sudah menghancurkan masa depan anak saya." ucap orang tersebut.

"Karena dia, anak saya dipecat dari kantornya, sekarang seenaknya dia merebut calon tunangan putri saya."

"Helen, kita sudah sepakat menikahkan Bagas dengan Hana, bukan dengan janda gatal ini, yang baru saja bercerai sudah langsung bertunangan dengan orang lain."

"Jaga bicara anda, jika tidak ingin saya mempermalukan putri dan keluarga anda disini" ucap Bagas tidak terima Alea dipermalukan seperti ini.

"Kamu pasti sudah termakan omongan janda itu, Bagas."

"Dia itu hanya menginginkan harta kamu."

"Calon istri saya atau kalian yang menginginkan harta keluarga saya?" Tanya Bagas membalik ucapan mama dari Hana.

"Kami ini keluarga terhormat dan juga kaya." jawab mama Hana membantah apa yang dikatakan Bagas.

"Sayangnya semua itu tidak bisa menjaga kehormatan putri anda nyonya." Alea yang bicara.

"Diam kamu." sargah Hana yang ada disamping mamanya.

"Kenapa? Apa kamu takut saya membuka fakta sebenarnya?" tantang Alea.

Dia boleh miskin, tapi dia tidak terima di hina di depan banyak orang. Jika Hana dan keluarganya bisa memperlakukannya, maka Alea akan melakukan yang sama. Apa lagi ini seharusnya menjadi hari bahagianya, tapi di kacaukan oleh kehadiran Hana dan mamanya.

"Para tamu yang saya hormati" ucap Alea.

"Saya memang janda, apa ada yang salah dengan janda?" tanya Alea.

Banyak yang menjawab tidak, mereka membenarkan dan pro pada Alea.

"Tahukah kalian mengapa saya menjadi janda?"

"Itu karena kamu ingin menikah dengan Bagas." jawab mama Hana.

"Kalau begitu coba tanyakan pada putri anda, suami siapa yang dia ajak tidur bersama sehingga lupa pada istrinya bahkan sampai tidak memberikan nafkah?"

"Itu fitnah." bantah Hana.

"Apa perlu saya berikan buktinya dihadapan semua orang yang ada disini?" tantang Alea lagi.

"Berikan saja, saya yakin kamu hanya mengada-ada tentang keburukan putri saya." mama Hana menjawab tantangan Alea.

"Sudah Ma, Ayo kita pergi. Bisik Hana." Tentu saja dia tidak ingin Alea benar-benar memberikan rekaman videonya bersama Radit.

"Sudah, dia hanya mengancam kita. Kamu jangan takut." jawab mama Hana menolak permintaan putrinya.

"Bagaimana nona Hana yang terhormat?" tanya Alea lagi. Dia harus mendapat persetujuan agar tidak disalahkan di kemudian hari.

"Jangan banyak bertanya, kalau memang kamu punya bukti, tunjukkan." kembali mama Hana yang menjawab.

"Baiklah, jangan salahkan saya jika ini akan membuat keluarga anda yang terhormat menjadi tercoreng." ucap Alea.

"Bang Deri." panggil Alea pada Deri untuk membantunya.

"Alea kamu yakin?" tanya Deri.

"Bagaimana Pak?" tanya Alea pada Bagas.

"Perlihatkan saja bukti itu, biar tidak ada lagi yang menghina kau Alea." oma Sundari yang bicara.

"Lakukan saja." jawab Bagas setelah mendengar jawaban oma Sundari.

"Baiklah." jawab Deri lalu turun dari panggung.

"Pak, maaf saya terbawa emosi." ucap Alea meminta maaf, karena dia ikut bicara keributan ini terjadi.

"Bukan salah kamu, sayang." jawab Bagas yang membuat Alea menatap tidak percaya, kata sayang itu keluar dari mulut seorang Bagas.

"Jangan takut jika kita benar." ucap Bagas lagi.

"Terimakasih Bee." balas Alea yang menghadirkan senyum di bibir Bagas. Dia suka dengan panggilan sayang yang Alea sematkan untuknya.

Kegaduhan terjadi di ruangan itu, setelah Deri menayangkan sekian detik Hana yang sedang bercinta dengan Radit di ruang kesehatan kantor. Banyak komentar yang mencemooh Hana yang hanya bisa tertunduk malu.

"Ini fitnah, video itu hasil rekayasa." ucap mama Hana tidak terima putrinya dipermalukan.

"Saya akan tuntut kamu" tunjuk mama Hana pada Alea.

"Sayang." panggil Bagas menenangkan Alea sambil memberikan segelas air putih.

"Lea baik-baik saja, Bee. Tidak perlu khawatir." jawab Alea sambil menerima air minum pemberian Bagas.

"Alea." seorang wanita memanggil Alea.

"Saya butuh bantuan kamu." ucapnya.

"Saya." tunjuk Alea pada dirinya sendiri.

"Iya, kamu. Saya ingin mengungkap perselingkuhan suami saya dengan Hana." ucap wanita itu.

"Saya Ratna, kakak tiri Hana." lanjut wanita itu ucapannya memperkenalkan diri.

"Apa Mbak istrinya Boy?." tanya Alea. Ratna mengangguk.

"Apa yang bisa saya bantu?" tanya Alea lagi.

"Saya juga ingin menangkap basah mereka seperti yang kamu lakukan pada Radit."

"Bagaimana Bee?" tanya Alea meminta persetujuan Bagas.

"Kamu bisa membantunya, kasus ini nanti bisa kamu gunakan sebagai bukti jika mereka benar akan mempermasalahkan kamu kerana hukum." jawab Bagas.

...💔💔💔...

...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...