" Dia tidak mencintaimu, dia mencintaiku. Dia tidak ingin menikahi mu, akulah satu-satunya wanita yang ingin dia cintai. Kami saling mencintai, tapi karena beberapa hal kami belum bisa mewujudkan mimpi kami, berhentilah untuk menolak percaya, kami sungguh saling mencintai hingga nafas kami berdua amat sesak saat kami tidak bisa bersama meski kami berada di ruang yang sama. " Begitulah barusan kalimat yang keluar dari bibir indah wanita cantik berusia tiga puluh tahun itu. Tatapan matanya nampak begitu sendu dan ya tega mengatakan apa yang baru saja dia katakan. Rasanya ingin marah Ana mendengarnya, tapi bisa apa dia karena nyatanya memang begitu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Ini adalah hari dimana Ana dan Jordan akan datang kerumah Kendra selaku orang tua dari Ana. Sepanjang perjalanan Jordan tak mengatakan apapun, sama persisi seperti dua hari sebelumnya yang benar-benar bersikap bahwa Ana tidak ada di hidupnya. Tidak masalah, toh cepat atau lambat keadaan itu akan segera berbalik, dan dia pasti akan minat ke arah Ana dengan cara berbeda.
" Silahkan, Non Ana dan Tuan Jordan. " Ucap Sopir yang mengantar mereka, dan dia adalah sopir kepercayaan orang tua Jordan sendiri.
" Terimakasih. " Ucap Ana, sementara Jordan keluar tanpa mengatakan apa-apa, bahkan ekspresinya juga sangat terlihat malas sekali berada di sana.
Ana tersenyum tipis, dia meraih lengan Jordan dan memeluknya.
" Lepas! " Ucap Jordan menatap Ana dengan tatapan kesal. Selain dari Soraya, Jordan paling anti dipegang-pegang seperti ini, jadi meksipun Ana adalah istrinya, dia tetap tidak bisa menerima hal itu.
Ana menghela nafasnya, bukannya melepaskan lengan Jordan, Ana justru mempererat pelukannya dengan begitu mesra.
" Tolong bersikap baiklah di sini, kau akan segera bertemu dengan Ayah dan Ibuku, jadi tolong jangan membuat citra sebagai menantu buruk ya? "
Jordan tak bicara, tapi apa yang dikatakan Ana ada benarnya juga. Dia boleh saja tidak menganggap Ana sebagai istrinya, tapi di hadapan orang tuanya juga tidak perlu bersikap acuh seperti saat bersama Ana kan?
Dengan langkah bersamaan, pose mereka juga nampak mesra, Jordan benar-benar ikut berakting hingga sedikit tersenyum agar tidak terlalu terlihat kesal.
" Selamat pagi, Ayah dan Ibu tersayang? "
Kendra dan Soraya yang terkejut dengan kedatangan Ana sontak berbalik badan karena barusan mereka sedang sarapan bersama, Kendra tersenyum menyambut putrinya, sementara Soraya melotot dengan begitu sempurna melihat Jordan yang tak lain adalah pria yang selama ini bermain api dengannya sedang berdiri di hadapannya, lengannya juga di peluk oleh Ana. Iya, dia ingat bahwa hari ini Ana akan datang bersama suaminya, jadi apakah Jordan adalah suami Ana?
Soraya mematung tak berbicara karena sibuk dengan keterkejutannya. Jordan, pria itu juga sama terkejutnya seperti Soraya. Sungguh dia tidak tahu kalau akan bertemu dengan Soraya lagi dalam situasi yang aneh ini. Jelas dia mendengar saat Ana memanggil Ayah dan Ibu yang artinya adalah, Soraya Ibu dari Ana, tapi saat dia ingat bahwa Soraya pernah bercerita bahwa dia menjadi Ibu sambung dari seorang anak, Jordan jadi tahu kalau Soraya adalah Ibu tirinya Ana.
Berbeda dengan Kendra yang nampak bahagia melihat kedatangan putrinya, Soraya dan Jordan terdiam tak berani lama menatap karena takut juga dengan konsekuensinya.
" Selamat datang, semoga kau betah tinggal disini. " Kendra tersenyum, dia mengulurkan tangannya untuk Jordan sambut. Iya, Jordan memaksakan senyumnya padahal hatinya benar-benar seperti sedang menaiki rollercoaster. Awalnya dia tidak percaya jika pria yang umurnya pasti tidak jauh darinya itu adalah Ayahnya Ana, karena Kendra memang masih sangat muda dan penampilannya juga maskulin. Ah, kalau dibandingkan dirinya Kendra tentu tidak akan bisa di sebut kalah saing.
" Terimakasih, " Jordan menatap Kendra karena tidak tahu harus menyebut sebagai apa. Ayah mertua tapi wajahnya bahkan sangat muda, menyebut bro ataupun bersikap santai sepertinya tidak patut.
" Panggil saja Ayah mertua. " Ucap Kendra yang memang seperti itu seharusnya.
" Oh iya sayang, kenalkan! Ini adalah Ibuku, mamanya Soraya. " Ana membuat Jordan beralih tatap, dan kembali merasa amat gugup begitu berhadapan dengan Soraya secara langsung dalam situasi aneh ini.
" Salam kenal, Ibu mertua. " Sapa Jordan yang tentu tidak memilki pilihan lain.
Soraya memaksakan senyumnya, dia mengangguk saja karena tidak tahu harus berbicara dan mengatakan apa. Ibu mertua? Bagaimana bisa?! lelucon macam apa ini?! Bukankah dia dan Jordan adalah sepasang manusia yang saling mencintai dan terpisah oleh situasi? Bagaimana mungkin Jordan malah sudah menikah dengan Ana yang secara jelas sudah menjadi menantunya? Kalau saja dia meneruskan hubungannya dengan Jordan setelah ini, takutnya kalau suatu hari terbongkar Soraya benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi masyarakat yang akan menggunjinginya habis-habisan. Ibu berselingkuh dengan menantunya? Soraya sebentar menatap Jordan yang sedari tadi juga banyak mencuri pandang ke arahnya.
" Ayah, kami ke kamar dulu ya? Perjalanan kan lumayan jauh juga. "
Kendra mengusap kepala Ana dengan lembut, begitu juga dengan wajahnya.
" Tidurlah, dan perbanyak istirahat ya? Keadaan mu sekarang kan tidak seperti sebelumnya. " Ujar Kendra karena yang ia tahu Ana sedang hamil maka itulah alasannya Ana menikah dengan terburu-buru.
Ana menelan salivanya sendiri, lalu segera dia menarik lengan Jordan agar terus mengikutinya sampai ke dalam kamar.
" Sudah cukup aktingnya, aku sudah muak! " Jordan menjauhkan tangannya dari tangan Ana.
Ana tersenyum miring, sebenarnya selama dua hari Jordan mengabaikannya, Ana banyak sekali membaca tentang pikiran manusia melalui ekspresi, lalu beberapa cara menaklukan pria yang memiliki kecenderungan seperti Jordan yang begitu serius dengan hubungan terlarangnya bersama Soraya. Dengan bekal ilmu dari para sahabatnya juga, Ana sedikit banyak mulai tahu hal apa saja yang bisa membuat pria melirik dan jatuh cinta padanya. Memang butuh waktu, tapi Ana benar-benar yakin untuk membuat Jordan jatuh hati padanya.
" Jangan begitu kasar, Jordan. Kau seharusnya sedang syok kan sekarang ini? Bagaimana Jordan? Bagaimana rasanya bertemu dengan wanita yang kau tiduri selama ini ternyata sudah menjadi Ibu mertuamu? Asik bukan? " Ana terkekeh, dia berjalan mendekati cermin yang berada di meja riasnya, lalu duduk dengan tatapan dingin menatap Leo.
" Kau, apa kau mengetahui sesuatu? " Tanya Jordan dengan wajah berhati-hati nya.
" Iya, aku tahu banyak sekali, banyak sampai aku yakin kau pasti bisa menebak sebesar apa yang aku ketahui, dan pada akhirnya kau akan terkejut bukan main meski kau pernah membatin nya sendiri. "
Jordan menjadi tak bisa memfokuskan pandanganya ke satu titik. Dia nampak terkejut, tapi sebisa mungkin agar dia tidak terlihat tertekan.
" Aku benar-benar penasaran, bagaimana kalau sampai Ayahku tahu ya? "
Jordan menatap Ana tanpa rasa takut.
" Mereka bisa bercerai, kita juga begitu, aku akan menikahi Soraya setelah dia bercerai dari Ayahmu. "
" Pft! " Ana menahan tawanya.
" Jordan, Jordan! Orang tua Ibu menikahkan Ibu dengan Ayahku pasti karena yakin dengan Ayahku, dan Ayahku adalah orang yang menurut keluarga Ibu adalah orang yang sangat baik, dan dianggap keluarga dekat. Kau tidak tahu ya? Selain dengan Ayahku, tidak satu pun pria yang bisa menikahi Ibu meksipun kau sangat unggul dari segalanya. " Ana tersenyum di akhir kalimat.
" Kalian seharusnya sadar bahwa tidak bisa mengalahkan perasaan cinta antara dua manusia. " Ujar Jordan tak ingin kalah.
" Kau juga seharusnya sadar kalau kau jatuh cinta dengan orang yang salah! "
Bersambung.
..maaf Thor AQ tinggal dulu ya sebenarnya suka tp masih kurang greget