NovelToon NovelToon
Menikah Di Atas Perjanjian

Menikah Di Atas Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Merpati_Manis

Diputuskan begitu saja oleh orang yang sudah menjalin kedekatan dengannya selama hampir tujuh tahun, membuat Winda mengambil sebuah keputusan tanpa berpikir panjang.
Dia meminta dinikahi oleh orang asing yang baru saja ditemui di atas sebuah perjanjian.
Akankah pernikahannya dengan lelaki itu terus berlanjut dan Winda dapat menemukan kebahagiaannya?
Ataukah, pernikahan tersebut akan selesai begitu saja, seiring berakhirnya perjanjian yang telah mereka berdua sepakati?

Ikuti kisahnya hanya di lapak kesayangan Anda ini.
Jangan lupa kasih dukungan untuk author, ya. Makasih 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arsen Mau Adik Bayi

"Bu. Bukankah Ibu bilang —"

"Tidak, Neng! Keputusan Ibu sudah bulat."

"Tapi, Bu. Kami baru saja datang," rajuk Winda.

Bu Titin melihat jam yang menempel di salah satu dinding rumahnya. "Kalian masih punya waktu belasan jam untuk beristirahat. Bukankah itu cukup?"

"Maksud Winda bukan itu, Bu. Tapi, apa Ibu tidak ingin mengenal Mas Bisma lebih dekat?"

Bu Titin menggeleng. "Ibu percaya sama kamu, Neng, meski, yah ... kamu sempat salah memilih laki-laki. Tapi untuk kali ini —" Sejenak, Bu Titin menjeda ucapannya, lalu menoleh ke arah Bisma yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.

"Sepertinya, Nak Bisma adalah laki-laki yang bertanggungjawab," lanjutnya seraya tersenyum pada Bisma.

"Dari mana Ibu bisa menilai seperti itu?"

"Sudahlah, Neng. Sebaiknya, kamu tunjukkan pada calon suami kamu, di mana kamar tamu. Untuk siang ini, Nak Bisma biar beristirahat di sana. Barulah nanti malam setelah kalian sah menjadi pasangan suami-istri, Nak Bisma bisa pindah ke kamar kamu."

"Ayo! Arsen sama Nenek saja, ya. Nenek punya sesuatu buat Arsen."

"Tunggu, Bu! Kenapa Ibu tidak tanya dulu pada Mas Bisma? Belum tentu, kan, dia bersedia menikahi Winda secepat ini?"

"Nak Bisma pasti setuju. Bukankah seperti itu, Nak?"

Laki-laki itu tak langsung menjawab dan berkali-kali menghela napas panjang. Sejujurnya, dia juga belum siap jika harus menikah secepat ini. Tapi, begitu melihat tatapan Arsen padanya, Bisma hanya dapat mengangguk pasrah karena baginya kebahagiaan bocah itulah yang utama.

"Itu, Nak Bisma sudah setuju," kata Bu Titin dengan senyuman lebar menghiasi wajah teduhnya.

"Ya, sudah. Kalian istirahatlah dulu." Perintahnya kemudian. Bu Titin lalu melenggang masuk ke ruang dalam sambil menggandeng tangan Arsen yang terlihat sangat senang.

Ya, protes yang dilontarkan Winda tak mengubah keputusan sang ibu. Sepertinya, putusnya hubungan Winda dan Leon yang mendadak padahal hubungan tersebut sudah terjalin sangat lama, serta usia Winda yang sudah sangat matang, membuat Bu Titin bersikukuh untuk tetap menikahkan Winda sesegera mungkin. Mungkin saja, wanita paruh baya itu trauma dan benar-benar takut jika sang putri akan gagal menikah lagi jika tak disegerakan.

Sepeninggal sang ibu, Winda terlihat canggung menghadapi Bisma. "Maaf —"

"Nggak perlu minta maaf," sahut Bisma. "Aku tahu ini bukanlah keinginanmu. Ayo, tunjukkan padaku di mana kamar untukku! Aku mau istirahat," lanjutnya tanpa menatap ke arah Winda. Laki-laki itu terlihat sibuk dengan ponselnya hingga membuat Winda menjadi kesal karena merasa diabaikan.

Dengan menghentak langkah, Winda membimbing Bisma menuju kamar tamu. Winda lalu membukakan pintu kamar yang berukuran cukup luas tersebut.

"Neng Winda. Ini minumannya disimpan di mana?" tanya seorang wanita yang berusia sekitar empat puluh tahunan yang baru saja menghampiri Winda dan Bisma sambil membawa baki di tangan.

"Oh. Biar Winda saja yang bawa, Bi." Winda lalu mengambil alih minuman dan camilan ringan yang dibawa sang bibi. Winda kemudian menyimpannya di atas meja di sudut ruangan, di samping sofa single di kamar itu.

"Silakan diminum dan selamat beristirahat," kata Winda, mencoba untuk ramah meski hatinya masih merasa kesal pada Bisma.

Bisma hanya mengangguk, masih dengan tatapan yang fokus pada layar ponselnya. Hal itu membuat Winda semakin kesal saja.

"Bisa, nggak, sih, kalau ada orang bicara itu dilihat!"

Hampir saja, Winda melontarkan kalimat protesnya. Namun, buru-buru dia urungkan setelah Winda menyadari jika keadaan seperti ini dia sendiri yang menciptakan. Andai Winda tidak meminta dinikahi oleh Bisma, tentu dirinya tak perlu berhubungan dengan lelaki yang minim ekspresi itu.

"Bodo, ah! Dia cuek! Oke! Aku juga bisa cuek!" putusnya dalam hati.

Winda lalu bergegas meninggalkan kamar tamu tersebut. Sementara Bisma masih saja berdiri dan masih terlihat sibuk berbalas pesan dengan seseorang.

Waktu berlalu. Malam yang dinantikan Winda dengan perasaan tak karu-karuan pun datang. Gadis itu masih duduk terdiam di kamar setelah dia dirias secara sederhana oleh salah seorang kerabat.

Winda masih tak percaya jika dia akan menikah secepat ini dengan orang yang baru dikenal hanya dalam beberapa ratus menit saja setelah pertemuan yang tak disengaja kemarin.

"Ya, Tuhan. Apa langkah yang kuambil ini tepat?" gumamnya bertanya sembari menatap cermin di hadapan. Seolah, Winda bertanya pada diri sendiri.

Tanpa sadar, air mata Winda kembali menetes. Bukan karena dia masih teringat dengan pengkhianatan Leon, tapi karena Winda tiba-tiba merasa gamang dengan keputusan yang telah diambil. Sempat terbersit keinginan untuk membatalkan semua, tapi Winda tak sanggup jika harus melihat sang ibu bersedih.

"Bismillah ... semoga langkah yang kuambil ini tidak menimbulkan keburukan bagiku, bagi keluargaku, juga baginya."

Suara ketukan di pintu yang kemudian diikuti terbukanya pintu kamar Winda, membuyarkan lamunan gadis yang malam ini terlihat sangat cantik itu. Winda pun menoleh ke arah pintu dan di sana sang ibu tersenyum lebar ke arahnya.

"Kamu sudah siap, Neng?" tanya Bu Titin sembari berjalan mendekati sang putri.

Tangan lembut wanita paruh baya itu lalu terulur, mengusap dengan penuh kasih punggung sang putri. "Ibu tahu, Neng, kamu pasti belum siap. Tapi, Ibu tak punya pilihan lain. Usia kamu —"

"Iya, Bu. Winda tahu. Ibu jangan khawatir, ya. Winda pasti bisa melewati semua."

"Terima kasih, Neng. Ibu akan senantiasa berdoa untuk kebahagiaan kamu. Kebahagiaan rumah tangga kalian."

Winda diam, tapi dalam hati dia mengaminkan. Winda ingat jika dia memang telah membuat sebuah perjanjian pernikahan dengan Bisma bahwa pernikahan mereka ini hanya untuk sementara saja. Namun, sebagai seorang wanita Winda menginginkan pernikahan hanya sekali saja dalam seumur hidupnya.

"Ayo, kita keluar!" ajak sang ibu sembari menarik pelan tangannya.

Sementara di ruang utama, para tamu yang hanya terdiri dari tetangga dekat dan kerabat orang tua Winda, sudah berkumpul di sana. Di tengah-tengah ruangan, di mana akad nikah akan dilangsungkan, Bisma sudah duduk dengan tenang di dampingi oleh Arsen dan Nicholas. Ternyata, Bisma tadi sibuk dengan ponselnya karena sedang menghubungi laki-laki yang dipanggil bos oleh Arsen itu.

Kehadiran Winda yang dituntun sang ibu, membuat perhatian semua orang teralih pada calon pengantin wanita itu. Begitu pula dengan Bisma yang tadinya asyik bercengkrama dengan salah seorang kerabat Winda. Laki-laki itu seketika terpaku, begitu menatap Winda yang sedang berjalan ke arahnya.

"Tutup mulut lu itu, Bis! Jangan sampai ada lalat yang nyasar, lalu berternak di dalamnya," ledek Nicholas dengan cukup setelah mendapati tatapan Bisma yang tak berkedip ke arah Winda.

Bisma menanggapinya hanya dengan decakan. Sementara salah seorang kerabat Winda yang tadi berbincang dengan Bisma dan masih dapat mendengar perkataan Nicholas meski diucapkan dengan pelan, terkekeh. Begitu pula dengan Arsen yang ikut tertawa karena dia paham jika lelaki yang dipanggil ayah itu, terpesona pada calon bunda barunya.

"Dari awal gue udah bilang, kan, kalau dia itu cantik. Udah, jangan gengsi untuk mengakui! Lu pasti udah nggak sabar ingin segera menciumnya, 'kan?," lanjut Nicholas masih dengan memelankan suara.

"Benar, Ayah. Bunda Winda memang cantik dan Arsen setuju jika Ayah ingin mencium Bunda Winda," timpal Arsen tanpa memelankan suara hingga semua orang yang hadir di sana, dapat mendengar.

Sontak mereka pun tertawa, menertawakan Bisma. Karena mereka menganggap pasti Bisma yang telah mengatakan pada Arsen jika dia ingin mencium Winda.

"Ayah. Arsen juga mau dibuatkan Adik Bayi," lanjut bocah kecil itu hingga membuat wajah Bisma semakin memerah menahan malu, sekaligus geram pada Nicholas karena lelaki itu yang barusan membisikkan sesuatu di telinga Arsen.

bersambung ...

Dasar, Bos Nick kompor meleduk. Ayo, Bos, kompori terus si Arsen agar menagih untuk dibuatkan adik 🤭

Yuk-yuk-yuk ...

Sambil nunggu malam pertama mereka, mampir dulu di novel keren karya temanku 🥰

Judul ; Mendadak Istri (Oh, Lilis)

Karya. Amih_Amy

1
Sonya Kapahang
Nah kan.. pura² gila doang niy si Lisa..
Jgn smp deh Bisma kelamaan percaya sm perempuan ulet kadut modelan Lisa begini.. Cepet kebongkar deh kelakuannya.. 😡😡😡
Nar Sih
nah lo nih moga,,ini istri nya ronald yg dtg buat tangkap bsh kebohongan juga perselingkuhan mereka ,lisa,,dsr perempuan sinting yg pura,,gila lanjut kak thorr lgi seru ,,nya👍🥰
Atik Marwati
mungkin Arsen anak dari sdaranya Bisma yang meninggal
CintaAfya
masih penasaran siapa mama Arsen yg sebenarnya.. apakah mama Arsen sudah meninggal atau masih hidup.. bnyk pertanyaan yg bermain di pikiran.. semoga terungkap segala masa lalu Bisma
Mulaini
Masih di buat penasaran sama author dan Bisma dan jangan-jangan mereka pada lagi kerja sama nih buat penasaran hehehe...
Hafifah Hafifah
yah g sabar deh nunggu lanjutannya
Hafifah Hafifah
jangan" mamanya arsen udah meninggal nih
Hafifah Hafifah
cie cie cie seneng nih ye lw sibisma g akan pernah kembali ama mantan
Hafifah Hafifah
padahal udah g sabar deh nunggu penjelasannya si bisma🙊🙊🙊
Murni Zain
Mbak Hind... please jangan buat sembuh s Lisa tu ya' ☺ aku takut dia jd ngerecokin Rt Bisma dn Winda. 🙏🙏🙏
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
eih penasaran ni thor gimana lanjut
Zaskia Natasya
lanjut kak diusahain up doubel dong/Good//Good/
Sonya Kapahang
Mudah²an Lisa ga ngerecokin hubungan Bisma sm Winda..
Zayyin Arini Riza
Mbak Hind.... jangan lama update nya ya.... penisirin nih sama si misterius mas Bisma.
Nar Sih
mulai terungkap msa lalu bisma ,seperti nya suami mu udah mulai ada rsa pada mu winda ,kak thorr masih penasaran dgn mama arsen nih...lanjut kakk👍
Yulafti Sandra
lanjut dong thor
Zayyin Arini Riza
Sedikit demi sedikit mulai terkuak jati diri Bisma...
Zaskia Natasya
lanjut kak semangatttt/Rose/
Naning Erwina
Makasih jg udh Up Kak Hind...
Semangat terus Kak.... qt selalu nungguin Bisma-Winda Up lg...❤🌹
Mulaini
Apa nona Lisa adiknya Bisma atau mantan ya dan benar Winda ikutan pusing nih kepala menebak² siapa Bisma dan nona Lisa sebenarnya hehehe...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!