NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Sang Mafia

Gadis Incaran Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

SEKUEL dari Novel ENGKAU MILIKKU
Biar nyambung saat baca novel ini dan nggak bingung, baca dulu season 1 nya dan part khusus Fian Aznand.

Season 1 : Engkau Milikku
Lanjutan dari tokoh Fian : Satu Cinta Untuk Dua Wanita


Gadis manis yang memiliki riwayat penyakit leukemia, dia begitu manja dan polos. Mafia adalah satu kata yang sangat gadis itu takuti, karena baginya kehidupan seorang mafia sangatlah mengerikan, dia dibesarkan dengan kelembutan dan kasih sayang dan mustahil baginya akan hidup dalam dunia penuh dengan kekerasan.
Bagaimana jadinya ketika gadis itu menjadi incaran sang mafia? Sejauh mana seorang pemimpin mafia dari organisasi terbesar mengubah sang gadis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma Mendalam

Penyerangan yang dilakukan oleh Zain saat membantu Haven malam itu ternyata berdampak buruk pada Zain sendiri. Beberapa musuh Haven ternyata berhasil mendapatkan identitas Zain yang mana Zain merupakan pemimpin organisasi Zen Zephyrs di New York Amerika.

Zain yang tengah keluar untuk belanja bersama Zoya dihadang oleh beberapa orang. Zain yang saat itu melihat Zoya sudah ketakutan langsung memegang tangan kembarannya itu.

“Zain, mereka siapa?” tanya Zoya.

“Paling orang iseng, kamu tunggu saja di mobil ya.”

“Nggak, jangan tinggalin aku Zain.”

“Aku akan urus mereka sebentar kok.”

“Tapi Zain—” pria itu keluar dari mobil dengan tatapan tajam, ada 3 mobil menghadang mobil Zain, semua turun, mereka siap untuk menghabisi Zain saat itu juga.

Dengan seluruh kekuatan yang dia miliki, akhirnya Zain bisa membuat mereka semua tumbang, Zain kembali ke dalam mobil dengan santai dan duduk di bangku kemudinya.

Zoya menatap Zain dengan tatapan ketakutan, Zain mengusap lembut wajah Zoya.

“Jangan tegang gini dong, jelek tau nggak muka kamu Zee, santai aja, mereka udah nggak ada kok.” Bukannya tenang, Zoya malah semakin kaku dan meneteskan air matanya menatap Zain.

“Kamu kenapa natap aku begitu Zee?”

Tiba-tiba ada dua orang pria yang tiba-tiba muncul di bangku tengah sambil menodongkan pistol ke arah Zoya dan Zain, bukan main lagi rasa takut yang Zoya rasakan.

“Jalankan mobil ke alamat ini.” Titah salah seorang pria itu, Zain melihat alamat yang tertulis lalu melajukan mobilnya, kedua pria itu masih menodongkan pistol pada Zoya dan Zain.

Sesampainya di sebuah gedung kosong, Zain dan Zoya digiring masuk ke dalam dan mereka diikat dengan tali di sebuah kursi.

“Mau apa kalian?” tanya Zain dengan nada datar tanpa ada rasa takut sama sekali, justru yang dia khawatirkan adalah Zoya.

“Mau menghabisi mu.” Zoya membulatkan matanya, mulutnya saat ini tutup dengan kain oleh mereka.

“Ya sudah, kalau begitu tolong bebaskan adikku itu, jangan bunuh aku di depannya.” Zoya langsung menggeleng mendengar perkataan Zain, air matanya langsung meluncur begitu saja, suara teriakan Zoya tertahan dengan kain yang menutup mulutnya.

“Wah ini yang aku sukai, tadinya aku memang akan membunuhmu ketika sendiri tapi melihat sorot matamu yang seperti tidak takut mati, aku jadi berubah pikiran.” Ujar seorang pria yang menjadi pemimpin dari mereka semua.

“Katakan selamat tinggal pada adikmu itu, Zain Aderal Aznand.” Zain menatap lekat wajah Zoya, dia tahu kalau umurnya tidak akan panjang lagi, Zoya menangis sambil berusaha melepaskan ikatannya saat ini.

“Jangan menangis lagi Zee, aku baik-baik saja, mereka ini hanyalah para pengecut yang bisa main keroyokan, santai saja lah.” Kata Zain dengan tenang yang membuat pria di hadapannya tersulut emosi.

Dorr Dorr Dorr

Zoya langsung merasa seluruh tubuhnya lemas tak bertulang, darah mengucur bebas dari kepala Zain yang telah bolong ditembus oleh tiga peluru pria itu. Mata Zain yang selalu menatapnya penuh kasih, sekarang terpejam, tak ada lagi senyuman manis Zain yang akan dilihat oleh Zoya.

Semua anak buah Josh bersorak karena Zain, si pemimpin Zen Zephyrs sudah tamat di tangannya. Sebenarnya Josh memang sudah lama mengincar Zain namun Zain sangat kuat untuk dia taklukkan, hingga dia meminta anak buahnya untuk memata-matai Zain, akhirnya dia tahu kalau kelemahan Zain adalah Zoya. Itulah kenapa Zain di serang ketika bersama dengan Zoya.

Josh membuka kain yang menutupi mulut Zoya dan juga ikatan di tubuh Zoya, dia membiarkan Zoya mendekati mayat Zain.

Namun Zoya hanya mematung di atas kursi itu dengan tatapan masih terpaku pada Zain.

“Kau harus tau Zoya, saudaramu itu seorang mafia, dia memimpin organisasi besar di New York, dia adalah musuh terberat bagiku dan hari ini aku akan merayakan kematiannya. Bukankah kau selama ini mengira dia pria yang polos dan baik? Perkiraanmu ternyata salah bukan, dia dan juga sepupumu Arkan, Azkan, merupakan mafia yang memiliki banyak musuh dan inilah salah satu resiko terjun di dunia seperti ini, KE-MA-TI-AN.” Josh berkata dengan nada lembut di telinga Zoya, lalu mereka semua pergi meninggalkan Zoya sendiri dengan mayat Zain.

Zoya mendekati Zain dan memeluknya lalu menangis histeris.

“ZAAAIIINNNNNN.” Teriak Zoya.

Satu jam setelah kejadian itu, ponsel Zain berbunyi di dalam saku celananya. Zoya dengan tangan yang masih bergetar mengangkat panggilan dari Haven.

“Zain, kau dimana? Aku ingin bertemu denganmu.” Suara Haven terdengar jelas di telinga Zoya.

“Tolong kami Haven.” Haven terkesiap saat mendengar suara parau dan lemah dari Zoya itu.

“Zoya, kalian ada dimana sekarang?” Tak lama Zoya pun ikut pingsan di samping jasad Zain, panggilan itu masih tersambung.

Haven segera meluncur ke lokasi Zain dan Zoya saat ini, dia mengetahui dari lokasi ponsel Zain.

Ketika sampai di sana, Haven begitu kaget melihat Zain sudah terkapar tak bernyawa, dia kemudian memeriksa kondisi Zoya dan ternyata masih hidup.

...***...

Jenazah Zain di makamkan di Indonesia, tangis pilu menyambut kepulangan Zain. Sonia bahkan sampai pingsan dengan kejadian ini.

Sudah satu bulan anaknya di makamkan dan sampai detik ini pula Zoya tak bergeming sama sekali, dia tak bicara atau melakukan apapun, dia hanya diam mematung di atas kursi di kamarnya.

Sonia merasa dirinya mati berkali-kali mengingat apa yang menimpa anak-anaknya itu. Kali ini, Sonia berusaha untuk kuat demi Zoya, begitu juga dengan Sean. Berbagai pengobatan diberikan untuk Zoya, namun kondisinya masih seperti patung.

Butuh waktu satu minggu untuk Sean membalaskan perbuatan Josh pada anak-anaknya, dengan bantuan Haven, Sean bisa melumpuhkan dan membasmi semua orang-orang Josh hingga tak bersisa.

Josh sendiri di siksa habis-habisan oleh Zay dengan tangannya sendiri di dalam mansion Haven hingga Josh meregang nyawa dengan tragis pula.

Sean memasuki kamar Zoya sambil membawakan makanan. Zoya duduk di sofa sambil menatap keluar jendela, matanya terus mengeluarkan air mata, raut wajahnya tetap datar tanpa ekspresi apapun.

Sean berlutut di hadapan anaknya itu sambil memegang tangan Zoya. Sean begitu terpukul dengan semua ini, Zain yang meninggal dengan cara seperti itu dan Zoya seakan kehilangan gairah hidupnya serta meninggalkan trauma mendalam bagi Zoya sendiri.

“Anak papa makan dulu ya, Zain udah bikin pasta untuk kamu nak, dimakan ya.” Zoya mengangguk, Sean menyuapkan pasta itu untuk Zoya, dia memalingkan wajahnya dari Zoya dan terisak, tidak sanggup dia untuk melihat putrinya seperti itu.

Zoya tidak mau makan, jika mendengar kalau makanan itu adalah buatan Zain maka dia pasti akan memakan dengan lahap.

Sudah sebulan kepergian Zain, sebulan pula tak terdengar suara Zoya di dalam rumah itu.

...***...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!