Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Kini Juna pun mulai mengikuti mobil hitam yang di tunjuk oleh kekasihnya. Namun Juna tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena sedari tadi Riri hanya diam saja tak menggubris pertanyaan yang di lontarkan Juna padanya.
Riri terlihat sangat begitu pokus melihat kemana arah mobil itu pergi. Ia tak ingin sampai kehilangan jejak mobil yang sedang membawa wanita yang mirip dengan istri kedua kakaknya, yang entah akan pergi kemana dan memastikan saja bahwa yang ia lihat tidak benar adanya .
"Sayang tolong lebih cepat sedikit agar kita tidak kehilangan jejak wanita itu, aku yakin dia adalah Diana aku tidak mungkin salah mengenali wanita itu."
"Tenanglah sayang, kita sedang berada di jalan umum saat ini, sangat berbahaya jika harus menerobos rambu-rambu lalu lintas"
"Tapi sayang_"
"Sudahlah, sekarang ceritakan dulu apa masalahnya padaku" Tanya Juna tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan yang sedang ia lewati.
Riri pun mulai mengambil nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, kemudian ia pun mulai menatap wajah tampan kekasihnya yang kini sedang pokus menyetir.
"Tadi aku melihat perempuan yang kini sudah menjadi istri kedua kak Hendra dia bersama dengan pria lain, dan satu lagi aku melihat ada yang aneh dengan nya." Ucap Riri yang mulai membuka suaranya.
Juna sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Riri, "Aneh, aneh bagaimana maksudmu sayang?'' tanya Juna yang tak mengerti apa yang di maksud oleh kekasihnya itu.
"Yang aku tahu Diana sedang hamil lima atau enam bulan tapi yang aku lihat tadi sepertinya dia tidak hamil." Riri menjelaskan secara singkat.
"Sayang tidak mungkin perut besar wanita hamil tiba-tiba mengempis saat dia keluar rumah, terkecuali jika dia sudah melahirkan" Ucap Juna sambil mengelus tangan kekasihnya.
"Jangan di terlalu pikirkan mungkin kau hanya salah lihat saja, ada beberapa orang yang hampir mirip di dunia ini walaupun dia bukan saudara kandung atau pun saudara kembar."
Riri mulai berpikir apa yang di katakan oleh kekasihnya itu mungkin ada benarnya juga, namun ia masih sangat penasaran dengan wanita yang ia lihat tadi. Juna menghentikan laju mobilnya membuat Riri kini menatap ke arah juna, karena mobil yang sedang mereka kejar kini Sudah pergi entah kemana.
"Sayang kenapa kau menghentikan mobilnya, lihatlah mobil itu sudah pergi cukup jauh sekarang"
Juna menghela nafas panjang saat mendengar omelan dari mulut kekasihnya. "Sayang coba lihatlah itu" Tunjuk Juna pada traffic lights yang berwarna merah.
Sedangkan Riri tak mengatakan apapun lagi saat melihat lampu merah menyala, ia hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal sudah kehilangan jejak wanita yang mirip dengan Diana istri kedua kakaknya.
"Aku yakin aku tidak salah lihat tadi, dia sangat persis Diana hanya saja wanita yang aku lihat tadi tak terlihat seperti orang hamil, aku tidak mungkin salah mengenali seseorang yang bahkan baru beberapa jam lalu bertemu aku temui"
Riri baru kembali dari luar kota setelah beberapa bulan Karena pekerjaannya. Niat hati ia ingin mengunjungi kakak iparnya dan memberikan surprise untuk memberikan kado ulang tahun pernikahan mereka.
Namun saat ia membuka pintu rumah kakaknya ia melihat ada wanita asing di rumah itu yang sedang bermesraan dengan kakaknya, dan membuat Riri sangat jijik pada kelakuan kakaknya sendiri.
[Dia istriku namanya Diana dan aku sudah berpisah dengan mila.] Begitulah kalimat terakhir yang di ucapkan kakaknya saat sebelum Riri pergi meninggalkan rumah itu.
Riri sangat begitu syok saat mengetahui kebenarannya, ia sangat kecewa dengan keputusan yang di ambil oleh kakaknya. Karena sudah memilih perempuan lain dari pada terus mempertahankan pernikahan mereka yang sudah cukup lama.
"Andaikan saja jika aku tahu semuanya dari awal. Mungkin saja aku bisa mencegah tentang perceraian mereka." Gumam Riri lirih.
"Semua ini tak sesederhana seperti yang terlihat, aku harus segera mencari tahu tentang wanita itu."
"Sayang kok bengong sih?" Tanya Juna sambil melajukan mobilnya karena lampu sudah kembali hijau.
"Tidak apa-apa sayang sebaiknya aku kembali ke apartemen ku saja karena aku sedang malas pulang ke rumah saat ini." Ucap Riri sambil memijit keningnya yang terasa berdenyut karena memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kakaknya.
"Siap yang mulia" Kekeh juba dan menuruti keinginan kekasihnya.
*
*
Di mansion utama Kenzo selalu saja membututi kemana pun Mila pergi. Kenzo sangat begitu posesif pada Mila karena setelah beberapa tahun ini kenzo seolah mendapatkan cinta dari seorang ibu yang tak pernah ia dapatkan selama ini.
Walaupun semua penghuni mansion itu selalu memanjakan kenzo dan menuruti semua keinginan bocah tampan dan menggemaskan itu. Namun ia masih kekurangan kasih sayang seorang ibu untuknya.
Walaupun sudah beberapa kali ada perempuan yang mulai mendekati Kenzo, demi berusaha untuk mendapatkan hati daddy nya saja.
Walaupun sejauh ini Ravin masih menutup hatinya untuk wanita mana pun, karena bagi Ravin hanya mendiang istrinya saja yang bertahta di dalam hati dan pikirannya. Dialah terakhir bagi Ravin.
Sama seperti sang daddy Kenzo pun tidak pernah perduli dengan wanita-wanita itu, selalu bersikap cuek dan dingin pada mereka. Namun pertemuannya dengan Mila merubah sedikit kepribadian Kenzo yang tertutup menjadi sedikit lebih ceria, Mila bagaikan sinar terang yang menerangi jalanan gelap yang sedang di lalui Kenzo.
Dimata kenzo mila adalah perempuan yang berbeda dengan wanita-wanita yang sengaja mendekati nya hanya untuk suatu alasan.
"Kenzo sayang sedang apa kau di sini nak" Tanya Nyonya Renata pada cucu kesayangannya, yang sedang menatap wajah Mila yang sedang pokus memasak dengan penuh ke kaguman.
"Menunggu mommy" Jawab Kenzo tanpa mengalihkan perhatian nya sama sekali.
"Apa yang sedang kau masak?" tanya nyonya Renata sambil berjalan menghampiri Mila yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"saya sedang memasak sup untuk tuan kecil nyonya, Pak Lim mengatakan pada saya jika tuan kecil suka dengan sup jadi saya berinisiatif untuk membuatkan sup untuknya." Jawab Mila sambil menundukkan kepalanya.
Nyonya Renata memindai penampilan Mila dari atas sampai ke bawah, "Kini aku mengerti mengapa kenzo menyukai wanita ini dia cantik sederhana dan tutur katanya yang begitu lembut akan membuat siapa saja pasti akan menyukainya. Sikapnya hampir mirip dengan mendiang mommy kandung Kenzo.
"Tolong jaga cucuku sepertinya dia sangat menyukaimu hiburlah dia. Anggap dia sebagai putramu sendiri buatlah dia bahagia jangan sampai dia merasa kecewa"
"Akan saya usahakan sebaik mungkin nyonya'' Ucap Mila dengan mantap.
"Bagus!" Nyonya Renata pun kembali menghampiri cucunya yang sudah menunggu di meja makan.
Setelah kepergian Nyonya Renata. Mila jadi sedikit tidak pokus karena, wanita paruh baya itu menginginkan Mila menyayangi Kenzo dengan sepenuh hati dan menganggap kenzi sebagai putranya sendiri.
"Kenapa aku harus masuk ke dalam dilema ini, disatu sisi ayah anak itu tidak terlalu menyukai aku jika terlalu dekat dengan putranya bahkan sampai mengancamku. Namun disisi lain nenek dari anak itu menginginkan aku agar terus menjaga Kenzo seperti putraku sendiri lalu sekarang aku harus bagaimana?''
Bersambung...
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰