Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
Disinilah kejanggalan mulai terjadi, dimulai dari Bunga melahirkan dan selama dirinya menyusui.
Ya... Semenjak Bunga mulai menyusui putranya, tubuh Bunga semakin hari, semakin kurus. Bahkan orang-orang pun melihat jelas, bila Bunga yang dulunya begitu cantik dan juga memiliki tubuh yang proporsional. Kini wajah terlihat semakin tirus, tubuhnya pun demikian. Hanya tersisa tulang, terbungkus kulit
Pak Narto yang menyadari, bila ada yang tidak beres dengan putrinya. Ia pun berinisiatif mencari seorang ustad atau kiyai, entah kenapa firasatnya mengatakan bila hal ini tidaklah wajar.
Pak Narto mencari sampai ke desa sebelah, karena orang bilang. Di sana ada seorang kiyai, yang bisa membantu pada hal-hal berbau ghaib.
"Assalamualaikum" salam pak Narto, begitu ia menemukan rumah kiyai yang dimaksud.
"Wa'alaikum salam" keluarlah seorang kiyai, yang mana wajahnya terlihat begitu teduh dan memancarkan ketenangan.
Kiyai tersebut, mempersilahkan pak Narto masuk ke dalam rumah. Ia bisa melihat kegelisahan dan kekhawatiran, yang begitu besarnya dari ekspresi wajah pak Narto.
'Alhamdulillah' ucap Narto dalam hati, ia sangat yakin bila kiyai di depannya ini bisa membantu putrinya.
"Ada yang bisa saya bantu nak?" tanya kiyai tersebut, ia meminta sang istri membuatkan minuman untuk pak Narto
"Tidak usah repot-repot pak kiyai" ucap pak Narto tak enak
"Tidak apa, hanya sekedar minuman." jawab pak Kiyai
Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan seorang muslim. Rasulullah SAW adalah contoh teladan penerima tamu yang baik.
"Begini pak kiyai..
"Panggil saja aki Umar, dan jenengan?" ucap pak Kiyai tersebut
"Saya Narto, aki. Begini aki Umar..." pak Narto menarik nafas dan menghembuskan nya dengan perlahan.
"Saya ingin meminta bantuan ki Umar, putri saya...
Pembicaraan terhenti, saat istri ki Umar datang dan menghilangkan minuman untuk pak Narto.
"Silahkan diminum nak" ucap istri ki Umar, lalu berpamitan kembali ke belakang. Setelah melihat pak Narto, meminum minuman tersebut.
"Ada apa dengan putri jenengan? Pertolongan seperti apa, yang bisa saya berikan?" tanya ki Umar
"Begini ki, putri saya melahirkan tiga bulan yang lalu. Tentu sebagai seorang ayah dan juga seorang kakek, saya sangat bahagia. Tetapi, kebahagiaan saya semakin hari semakin terkikis ki. Akibat melihat kondisi tubuh putri saya, yang semakin hari semakin habis. Bahkan saya melihat, tak ada sinar kehidupan pada dirinya ki. Seolah, ada yang menghisap energi dalam tubuhnya." jawab pak Narto
Ki Umar mengangguk paham, ia juga merasakan ada yang tidak beres.
"Apa saya bisa bertemu dengan putri nak Narto?" tanya ki Umar
"Tentu, sangat bisa ki." jawab pak Narto antusias
"Kalau begitu, sebaiknya kita pergi sekarang. Mumpung masih siang, supaya saya bisa melihat seperti apa kondisinya. Dan memutuskan, apa yang bisa saya lakukan nanti."
Alhamdulillah
"Mari ki"
"Bu, bapak keluar dulu. Mau ke rumah nak Narto" ucap ki Umar, mengabari sang istri
"Inggih pak, hati-hati. Semoga masalahnya cepat terselesaikan, sabar ya nak." jawab istri ki Umar, yang seolah tau bila bukan masalah kecil.
"Inggih, maturnuwun ni. Saya pinjam ki Umar nya dulu" ucap Narto, ia mencium punggung tangan istri ki Umar.
Mereka pun pergi dan berjalan, menuju rumah pak Narto. Jarak yang tidak dekat, tetapi juga tidak terlalu jauh. Sepanjang jalan, Narto menyampaikan kekhawatiran nya pada sang putri.
Sesampainya di rumah, Narto mempersilahkan ki Umar masuk. Begitu masuk, ki Umar merasakan hawa panas di rumah tersebut. Beliau melihat ke sekeliling, memperhatikan setiap sudut rumah.
Narto meminta ijin , untuk memanggil putrinya. Ki Umar mengangguk, beliau berjalan mengelilingi rumah. Setelah selesai, ki Umar menggelengkan kepalanya. Memang ada yang tidak beres, entah itu rumahnya atau penghuninya?
Tak lama, pak Narto kembali menemui ki Umar. Dengan mengajak Bunga, tanpa membawa putranya.
Begitu ki Umar melihat Bunga, ia terkejut. Bukan hanya karena kondisi tubuh Bunga, tetapi ia juga bisa melihat hal lain yang mengelilingi tubuh Bunga.
'Astaghfirullah aladzim' ucapnya dalam hati
"Kalau boleh tau, nak Bunga menikah dengan siapa?" tanya kiyai, namun Bunga diam saja
"Putri saya menikah dengan pria, yang tinggal di rumah besar tadi ki. Rumah ujung, yang kita lewati tadi." jawab pak Narto
Ki Umar terdiam, ia malah mengernyitkan dahinya. Antara bingung dan tak percaya, dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Ada apa ki?" tanya pak Narto
"Mm.. maksud nak Narto, nak Rizal?" tanya ki Umar, pak Narto mengangguk.
"Benar ki, apa aki mengenal menantu saya?" jawab pak Narto, seraya bertanya balik
"Astaghfirullah, tentu saja saya mengenalnya. Bahkan sangat kenal, Rizal adalah keponakan saya." jawab ki Umar, ia terkejut bukan main.
"Hah? Apa benar ki? Tapi menantu saya tak pernah bercerita, bila memiliki sanak keluarga di desa sebelah. Tapi, kenapa wajah ki Umar terlihat kaget. Apa ada masalah dengan Rizal?" pak Narto menjelaskan, dan kembali bertanya
"Bagaimana bisa nak Bunga menikah dengan Rizal?" tanya ki Umar, yang belum percaya dengan fakta ini
"Maksud ki Umar?" tanya Bunga, akhirnya buka suara
"Apa kalian tidak dengar berita, mengenai Rizal?" tanya ki Umar balik
"Tidak" jawab anak dan ayah itu serempak
"Kabar apa ya ki? Kenapa sepertinya serius sekali? Apa menantu saya mempunyai istri lain, selain putri saya?" tanya pak Narto
Bukan tanpa alasan ia bertanya seperti itu, karena sampai saat ini. Rizal belum mengurus surat-surat nikah mereka, secara hukum. Dan janji Rizal, untuk membawa dan mempertemukan Bung dengan kedua orang tuanya. Sampai saat ini, belum dilakukan.
Demi apapun, jantung pak Narto dan Bunga berdetak kencang.
"Bukan, karena keponakan saya memang masih lajang saat itu." jawab ki Umar
"Saat itu? Maksud kiyai bagaimana?" tanya Bunga lagi
"Rizal ponakan saya, sudah meninggal satu tahun yang lalu." jawab ki Umar
JEDEERRRRRR
TERKEJUT BUKAN MAIN
Tubuh pak Narto dan Bunga mematung, mereka masih mencerna apa yang baru saja mereka dengar. Tak lama, tubuh Bunga bergetar hebat. Ia pun menatap ki Umar, dengan tatapan kosong.
"Kiyai, tolong jangan bercanda ki. Hal seperti ini, tidak baik bila dijadikan gurauan." ucap Bunga dengan suara bergetar
"Untuk apa saya bergurau, ini masalah nyawa seseorang yang sudah tiada. Apa untungnya saya menjadikan hal ini, sebagai candaan nak Bunga?" jawab Ki Umar
"Kiyai, bila mas Rizal sudah meninggal satu tahun lalu. Jadi, yang menikah dan tinggal dengan saya selama satu tahun ini siapa?" tanya Bunga, ia mulai ketakutan.
Bukan hanya Bunga, pak Narto juga tak kalah speechless.
Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya? Bagaimana bisa putrinya menikah dan tinggal, dengan seseorang yang sudah tiada?
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ketembak tp kok GK ad yg luka y
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mak gk ada keinginan triplet??
🥰🥰🥰🥰🥰