Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Perempuan Ini?
"Kamu siapa? Kenapa kalian berdua? Lalu siapa anak ini?" Reva mencecar perempuan yang hampir mirip garis wajahnya dengan dirinya sendiri. Bedanya Reva kulitnya lebih glowing dan mulus, lebih cantik dan lebih menarik.
Namun, bukan itu yang ingin Reva permasalahkan. Wanita itu tidak terima suaminya sibuk dengan wanita lain. Katanya banyak urusan, sibuk, tapi kepergok di mall dengan wanita lain. Meskipun Reva tak yakin keduanya memiliki hubungan, sebab penampilan Lusi sangat tak menarik, bukan tipe suaminya.
"Kenapa kalian berdua diam? Honey! Siapa dia?" Reva langsung menunjuk muka Lusi dengan tangannya.
Virgo menghela napas panjang, kemudian memberikan Tirta pada Lusi. Setelah itu, dia menarik Reva untuk berbicara di luar saja.
"Kita bicara di luar!" kata Virgo sambil menarik lengan istinya, istri pertama.
"Tunggu, aku ingin tahu dia siapa?" tanya Reva melawan.
"Ssst!! Bukan siapa-siapa!" kata Virgo langsung menarik lagi Reva agar keduanya menjauh dari Lusi dan anaknya.
"Apa hubungan kalian, tidak mungkin kamu main-main dengan perempuan udik itu? Tidak mungkin, dan anak itu? Anak siapa itu?"
"Kita bicara di luar!" sentak Virgo.
Barulah Reva menurut sambil melipat tangan dengan kesal. Dia menoleh ke belakang, tapi Virgo menariknya agar terus jalan ke depan.
"Tidak usah memegangi aku seperti itu. Cukup jelaskan siapa dia?"
"Bukan siapa-siapa!"
"Kalau bukan siapa-siapa, kenapa kamu di sini bersamanya?" cecar Reva tak percaya.
"Dia pembantu dari klien."
"Lalu mana klien kamu? Kenapa harus bertemu klien di mall? Kamu pikir aku tidak tahu apa-apa?" omel Reva.
"Aku tak mau membahas ini, kita bahas di rumah. Sekarang pulang!"
"Aku tidak mau pulang! Kita ke rumah sakit? Kamu sudah menghindar beberapa kali, aku mau hari ini ke rumah sakit!" ucap Reva setengah memaksa.
Daripada Reva menghampiri Lusi lagi, Virgo langsung pergi bersama Reva menuju rumah sakit. Pakai mobil wanita itu, dan Lusi dibiarkan di mall begitu saja.
Tiba di rumah sakit, saat Reva menemui perawat untuk jadwal ulang, Virgo langsung mengirim pesan pada Roy. Minta sekretarisnya itu untuk menjemput Lusi dan mall.
***
Di rumah sakit, Virgo menjalani beberapa tes. Dia mengikuti prosedurnya, dan dinyatakan sehat. Jadi tidak usah bayi tabung, dicoba normal dulu, siapa tahu berhasil. Sambil menunggu masa subur.
Reva langsung senang, kalau saat ini dia punya anak dari Virgo, setidaknya dia sudah punya jaminan. Bahwa Virgo tetap ada di sisinya. Bukan cuma tubuh lelaki itu, Reva juga menginginkan semua aset yang sebagian besar memang sudah namanya.
Dulu Virgo bucin sekali pada Reva, sampai segala sertifikat atas nama istrinya itu. Reva tak akan membiarkan orang lain bersaing dengannya. Virgo bagai tambang emas yang tak boleh dilepas.
Keluar dari ruang konsultasi, Reva kembali membahas perempuan yang bersama Virgo tadi di toko.
"Sebenarnya perempuan itu siapa?"
"Bukan siapa-siapa, kau tau seleraku. Mana mungkin aku main-main dengan tampang art tersebut!" ucap Virgo gusar, untuk menutupi kebohongannya.
"Ya, mana mungkin kau mau sengaja perempuan udik itu," Reva menimpali. "Oh ya, Honey. Ada peluncuran Belian baru, baru launching pekan ini. Aku mau menambah koleksi. Apa boleh?"
Biar istrinya diam, Virgo cuma menganggu.
"Nanti aku minta Roy mengurusnya."
"Makasih honey," Reva langsung melingkarkan tangannya di lengan sang suami. Matanya selalu berbinar kalau memeluk mesin ATM tersebut.
***
Di kediaman baru Virgo.
Lusi sudah pulang bersama Roy, wanita itu setelah dijemput Roy, tidak berbicara sama sekali. Saat ditanya cuma ham hem atau mengangguk dah geleng kepala.
"Kau tadi ketemu dengan istri sah pak Virgo?"
"Hem."
"Apa dia langsung curiga?"
Lusi yang menjawab.
"Pasti tidak," Roy justru tersenyum. Seperti menghina.
Lusi pun tersinggung, dia langsung membalas senyuman itu. "Kenapa? Apa yang salah padaku?"
"Tidak ada," Roy menatap dengan remeh.
"Apa karena barang yang aku pakai?" tebak Lusi.
"Salah satunya, terutama di wajah. Kapan terakhir kau pakai skincare?" celoteh Roy.
"Itu bukan urusan anda!" ucap Lusi kesal dan langsung masuk kamar sambil mengendong Tirta.
Roy tersenyum kecut, Lusi bisa ngambek juga. Karena sudah mengantar Lusi pulang, dia pun balik ke kantor.
***
Malam harinya.
Virgo baru pulang pukul 10 malam, dia punya kunci rumah cadangan, sehingga yak perlu membangunkan Lusi. Saat masuk rumah, dia langsung ke kamarnya, tapi kosong. Seketika dia panik, dah langsung memanggil Lusi.
"Lusi!! LUSI!" teriak pria tersebut.
"Di mana dia?"
Virgo menerima semua ruang, terahir di kamar atas sendiri, dia langsung membuka pintu yang malah dikunci dari dalam.
Tok tok tok
"Lusi! Buka! Buka pintunya!"
KLEK
Tidak mau Tirta bangun, Lusi membuka pintunya.
"Kenapa kau di kamar ini?"
Lusi berani menatap Virgo yang menunggu jawabannya.
"Ini tempat saya. Saya merasa di kamar pembantu ini lebih pas untuk saya!" kata Lusi dengan dingin.
"Bicara apa kau Lusi!" sentak Virgo.
"Bukannya saya orang lain? Sudah sepantasnya saya di kamar ini, tidak pantas tidur di tempat tidur yang sama di kamar Bapak."
"Tapi kau istriku sekarang! Paham!"
terimakasih juga kak sept 😇