Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Menunggu Waktu Yang Tepat
Bratt dan Alea pun masuk ke dalam klub malam. Mereka berjalan menuju meja bar. Suasana klub malam belum ramai atau lebih tepatnya belum ada pengunjung yang datang, hanya para pekerja klub yang baru berdatangan.
Sekarang Bratt harus memikirkan bagaimana cara agar mereka bisa masuk kedalam private room tempat Jonas dan Nona Edeline berada.
Tak lama otak Bratt mengingat Dan, hacker yang selalu ia andalkan.
"Tuan, ayo kita langsung grebek mereka." Ucap Alea tak sabaran.
"Sabar Alea. Kita grebek pun sekarang, aku yakin mereka belum melakukan apa-apa, paling sekarang mereka masih mengobrol." Balas Bratt.
"Lalu mau sampai kapan kita disini?"
"Sabar, ini aku sedang mencoba menghubungi teman ku yang bisa membantu ku menerobos pintu private room."
Bratt pun mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dan.
Tuut.. tuut.. Bunyi nada sambung.
"Ada apa menghubungi ku?" Suara Dan begitu dekat dengan Bratt dan Alea.
Sontak Bratt dan Alea menoleh kearah sumber suara, dimana Dan ternyata sedang berdiri disamping bar dan Bratt tidak menyadari kalau Dan berdiri disana sejak tadi.
"Sejak kapan kau disitu?" Tanya Bratt.
"Sejak kau sampai disini." Balas Dan dengan santai sambil berjalan mendekati Bratt dan Alea.
Bratt berjalan dengan langkah panjang menghampiri Dan sebelum Dan sampai menghampiri mereka. Lalu memiting leher Dan dan membawa Dan menjauh dari Alea.
"Apa kau membuntuti ku sejak tadi, hah!!" Omel Bratt.
"Bukan membuntuti, lebih tepatnya menyerahkan diri untuk kau susahkan." Balas Dan.
"Haish!!" Geram Bratt.
"Memang benar kan, kau pasti saat ini membutuhkan bantuan ku?!" Tanya Dan sombong.
"Katakan apa yang bisa ku bantu kali ini?" Tanya Dan lagi.
"Jonas ada private room bersama Nona Edeline. Bantu aku menghack kode pintu." Jawab Bratt.
"Kalau itu urusan yang sangat mudah untuk ku. Ayo lah kalau begitu." Ucap Dan.
"Tunggu sebentar lagi, aku rasa sekarang belum waktu yang tepat untuk menggrebek mereka." Balas Bratt.
"Baiklah, terserah kau saja." Balas Dan. Dan pun hendak berjalan menuju kursi bar dan mendekati Alea. Tapi baru selangkah Dan melangkah, Bratt sudah menarik kerah jaket kulit Dan.
"Mau kemana kau?"
"Mau mendekati wanita mu lah! Aku mau berkenalan." Jawab Dan.
"Jangan harap kau! Duduk kau di meja itu! Pokoknya jaga jarak dengan kami!" Larang Bratt tegas.
"Cih.. jangan dekat-dekat tapi butuh bantuan ku!" Decih Dan.
Bratt tidak memperdulikan kata-kata Dan dan malah berjalan meninggalkan Dan menuju Alea yang sejak tadi memperhatikan dirinya dan Dan.
"Sepertinya saya pernah melihat orang itu Tuan." Ucap Alea saat Bratt sudah berada di dekatnya.
"Benarkah? Dimana?" Tanya Bratt pura-pura tidak tahu. Padahal Bratt tahu pasti Alea tadi sempat melihat sosok Dan saat di lobi apartemen tadi.
"Entahlah, aku lupa dimana." Balas Alea tapi sambil berusaha mengingat dimana dirinya melihat Dan.
"Sudah lupakan saja, wajahnya memang pasaran, tidak layak masuk ke dalam memori otak." Balas Bratt.
"Lalu, apa dia orang yang akan membantu kita membuka pintu private room?" Tanya Alea.
Bratt menganggukkan kepalanya.
"Dia punya keahlian menghack." Bisik Bratt.
"Oh.. kalau begitu, ayo Tuan kita grebek sekarang." Ajak Alea lagi.
Bratt tidak langsung meng'iya'kan ajakan Alea, ia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya terlebih dahulu.
"Sepertinya sekarang mereka sudah memulai pemanasan." Gumam Bratt dalam hati.
"Lima menit lagi." Balas Bratt.
"Kenapa harus lima menit lagi Tuan?" Tanya Alea agak kesal.
"Karena mereka sekarang masih pemanasan." Balas Bratt.
"Kenapa Anda begitu yakin? Apa Anda juga sering seperti itu dengan..." Belum selesai Alea bicara, Bratt sudah memotong kalimatnya.
"Aku laki-laki normal Alea, aku tahu betul durasi yang di butuhkan untuk mengobrol dan pemanasan. Kalau soal untuk permainan inti, itu tergantung ketahanan setiap laki-laki, jadi aku tidak tahu berapa lama..." Gantian, belum sempat Bratt menyelesaikan kata-katanya, Alea sudah menyuruh Bratt untuk tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ah.. stop! Stop! Stop! Aku tidak mau dengar." Teriak Alea sambil menutup telinganya.
*
*
*
Bersambung...
*** Hai kakak-kakak, sekalian follow fb dan ig aku yah, fb : Nameera Thalita, ig : nameera_thalita. Terimakasih 🙏🙏 ***