Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 33 ~ Masalah Xiao Fan
"Baik, asalkan nama yang kau sematkan padaku tidak aneh, maka aku akan menerimanya!" ucap Naga Magma, membalas perkataan Xiao Wang yang mengatakan bawa lelaki itu akan memberinya sebuh nama. Pun juga dengan pedang yang ada di tangan Xiao Wang itu.
"Hmm, melihat dari bahan pembuatan pedang ini berasal dari Mutiara Darah Iblis, sisik burung Rajawali Sisik Naga serta Mutiara Siluman Murni, sepertinya Pedang Dewa Siluman lebih cocok untuknya!" ucap Xiao Wang sembari memperhatikan pedang di tangannya itu.
Di sisi lain, Naga Magma hanya mengernyitkan alisnya mendengar nama yang di sematkan oleh Xiao Wang tadi. Tapi dia juga tidak memberikan tanggapannya.
"Bagaimana menurutmu?"
"Terserah padamu saja," balas singkat Naga Magma. Benar bahwa dia tampak bodoh amat dengan nama tersebut. Sebenarnya dalam hati, Naga Magma penasaran akan nama yang akan di berikan Xiao Wang terhadapnya.
"Dan untuk kau..." Xiao Wang menghentikan perkataannya sejenak, membuat Naga Magma semakin penasaran. "Melihat dari status mu sebagai Seekor siluman dari ras Naga, serta terikat perjanjian kontrak dengan ku, maka nama yang aku berikan kepadamu adalah Xiao Long... Bagaimana?"
Naga Magma tidak langsung memberikan tanggapannya.
"Hmm, lumayan baik." Sejenak Xiao Long menganggukkan kepala tanda setuju.
"Baiklah karena penyematan nama sudah selesai, maka tidak ada alasan lagi untuk kita tetap berada di sini. Mari kembali ke klan Xiao."
"Umm. Naiklah!"
Whush...
Dalam waktu singkat, kedua orang itu telah menghilang dari sana.
Sekitar seratus meter dari gerbang masuk jalan Xiao, Naga Magma menghentikan kepakan sayapnya.
"Lebih baik kita berhenti di sini sejenak. Jangan sampai mereka mengetahui keberadaan mu." Xiao Wang mengingatkan Xiao Long. Sebab tak ingin menimbulkan kericuhan di klan Xiao dengan kehadiran seekor Naga Magma bersamanya.
"Baiklah!"
Mendarat, setelah Xiao Wang turun dari punggungnya, Xiao Long lantas menghilang dan masuk ke dalam kening Xiao Wang. Meninggalkan jejak simbol naga kecil pada kening lelaki itu.
Sementara Xiao Wang melanjutkan perjalanan dengan berlari.
Selang melewati beberapa waktu, Xiao Wang sampai di gerbang masuk Klan Xiao. Menemukan dua orang yang tengah berjaga di luar pintu besar yang tengah tertutup itu. Xiao Wang lantas menghampiri mereka.
"Halo Paman!" sapa Xiao Wang.
Kedua penjaga memandang Xiao Wang dengan tatapan penuh selidik.
"Kau siapa?" salah seorang diantara mereka langsung melontarkan pertanyaan sebab pemuda yang ada di hadapannya ini tampak asing baginya.
"Aku salah satu bagian dari anggota Xiao. Namaku Xiao Wang!"
"Xiao Wang?" Keduanya saling berpandangan. "Upss... Hahaha!" kedua penjaga gerbang masuk itu malah tertawa terbahak. Bahkan salah satunya sampai memegangi perutnya.
"Kau bilang kau ini adalah Xiao Wang? Seorang anak dari kepala klan lama sekaligus pembawa aib itu? Hmm, tubuhnya bahkan sangat letoy dibanding dengan tubuh mu yang berotot ini. Bagaimana bisa kau mengaku-ngaku sebagai Xiao Wang!"
Xiao Wang yang mendengar ejekan itu memilih untuk memperlihatkan lencana khusus yang selama ini dia miliki. Ya, lencana tersebut sendiri merupakan lencana yang diberikan ayahnya dulu. Dan semua anggota klan mengetahuinya.
"I–ini, benar merupakan lencana anak itu. Ba–bagaimana bisa?"
Dua orang penjaga itu langsung dibuat gagu setelah sebelumnya nyaris tak berhenti tertawa sebelum melihat lencana tersebut.
"Ya, memang kalau di lihat lebih teliti, dia memang mirip Xiao Wang. Tapi ini mustahil dengan perubahan yang di bawanya. Apalagi gambar aneh di keningnya itu."
"Paman, bisakah kau membuka pintu gerbang itu untukku. Aku lelah, dan ingin beristirahat."
Tampak ragu, namun pada akhirnya kedua penjaga itu tetap membuka pintu gerbang. Sebab mereka tidak ingin bertindak sembrono. Meskipun Xiao Wang dahulunya di cap sebagai aib klan, tapi tetap saja statusnya sebagai putra kepala klan terdahulu tidak bisa di abaikan begitu saja.
"Nak, mendengar apa yang di ucapkan oleh kedua penjaga itu, pastinya kau dahulu sangatlah lemah bukan?" Entah suatu ejekan atau apa. Tapi dari intonasi yang terdengar Xiao Wang terkesan lebih ke arah mengejek.
Xiao Wang tidak memberikan tanggapan. Saat ini di tengah kembali mengingat bagaimana beberapa bulan lalu dia berada di sini. Tepat di gerbang ini pula dia keluar bersama dengan Xiao Fan serta rekan-rekan Xiao Fan. Tepat di hari itu pula dia tidak kembali setelah beberapa bulan.
"Dan sekarang, aku telah datang. Aku ingin. melihat ekspresi orang-orang yang dahulunya selalu meremehkan aku!" gumamnya sembari menarik napas dalam.
"Xiao Wang...!"
Panggilan seseorang datang dari arah samping kanan Xiao Wang. Lelaki itu menoleh ke arahnya.
"Xiao Wang... Inikah kamu?" Seorang lelaki seumuran Xiao Wang berlari kecil ke arah Xiao Wang, namun sebenarnya lelaki itu lebih tua dua tahun dari Xiao Wang.
"Saudara Ming. Lama tidak berjumpa!" balas Xiao Wang.
"Xiao Wang... Kau kemana saja? Aku kira kau telah mati di hutan Binatang buas gara-gara Fan Gorila itu!" Xiao Ming menceletuk, menamai Xiao Fan sebagai Fan Gorila karena saking tidak sukanya dia pada Xiao Fan.
"Eh, Saudara Ming, bagaimana kabar peringkat–mu? Apakah kau sudah berhasil menduduki peringkat tiga puluh besar?" tanya Xiao Wang.
Tampak ekspresi Xiao Ming yang berubah saat mendengar pertanyaan itu.
"Aku gagal mendapat peringkat tiga puluh besar." Xiao Ming mengepal keras tangannya. "Ini karena Xiao Liu. Kalau saja dia tidak menuduh aku berbuat curang waktu itu, mungkin saja aku sudah mendapat posisi tiga puluh besar murid jenius klan Xiao!"
Xiao wang yang mendengar penuturan dari Xiao Ming merasa iba. Dia tahu betul bagaimana dahulu Xiao Ming begitu berambisi untuk mendapatkan peringkat 30 besar tersebut. Tapi mau bagaimana pun, kalau tak cukup memiliki pengaruh, maka akan tetap kalah sama orang yang memiliki pengaruh besar. Ya, kekuatan orang dalam begitu menentukan dimasa sekarang.
"Hmm, Saudara Ming, lebih baik kita bicarakan ini di kediaman Saudara Ming."
"Ya... Kau benar. Sekaligus aku ingin mengkonfirmasi kepulangan–mu. Aku yakin akan ada banyak orang yang terkejut dengan kabar ini. Adik Xiao, kau berjalanlah sendiri ke kediaman. Sementara aku akan melakukan satu urusanku. Setelah selesai, aku akan langsung menemui mu!"
"Baiklah!"
Pembicaraan itu terhenti seketika. Xiao Wang serta Xiao Ming berjalan berpisah.
-
Xiao Wang sampai di kediaman yang dimaksud setelah berjalan berkeliling Klan Xiao terlebih dahulu. Dari semua orang yang di temui, tak ada seorang pun yang mengenali Xiao Wang.
Xiao Wang berjalan menemui seorang gadis yang tengah berlatih di halaman depan rumah kecil. Segera dia menghampirinya. Namun hanya memperhatikan tanpa berniat mengganggunya.
Gadis tersebut memiliki paras yang cantik, tapi dibanding dengan Lin Yun Mei, gadis itu tetap kalah jauh dengan dirinya.
Sementara itu, gadis tersebut menghentikan latihannya sejenak kala merasakan ada seseorang yang memandangnya dari jauh. Lantas di merubah arah gerak pedangnya, hingga menciptakan arus angin tajam, dalam waktu singkat gadis tersebut telah berada di hadapan Xiao Wang dengan terhunus, tinggal lima Senti sebelum mengenai leher Xiao Wang.
"Ranah Lanjutan tahap 3. Lumayan berkembang!" gumam Xiao Wang dalam hati.
"Saudara Wang. Kau telah kembali?" Gadis itu dengan tidak sadar menjatuhkan pedang di tangannya. Sedangkan Xiao Wang tidak berharap gadis itu mengenali dirinya lebih awal. Tapi sepertinya hanya orang-orang yang dulu dekat dengan Xiao Wang saja yang masih mengenali wajah Xiao Wang, meskipun terdapat perubahan padanya.
"Saudari Yin, bagaimana kabarmu! Terakhir kali kita bertemu, kau berada di ranah Awal tahap 9. Dan sekarang kau sudah mencapai ranah Lanjutan tahap 3. Perkembangan mu cukup cepat!" puji Xiao Wang.
Di sisi lain, Xiao Yin masih tidak percaya bawah lelaki tampan yang berdiri di hadapannya ini adalah Xiao Wang. Padahal banyak yang mengira kalau Xiao Wang sudah meninggal di hutan Binatang Buas.
Mencoba mengendalikan diri, Xiao Yin mengangkat kembali pedang dengan memainkan kakinya. "Cih, sama saja seperti dulu, kamu masih lemah dan tidak bisa berkultivasi. Meskipun kau sudah memiliki otot sekarang, tapi tetap saja kau itu lemah!" ucap Xiao Yin dengan intonasi yang sengaja dibuat sinis. Pasalnya gadis itu tak bisa merasakan adanya aliran energi Qi dari tubuh Xiao Wang.
Memang sebelum sampai di gerbang tadi, Xiao Wang sempat menekan Kultivasi–nya, hingga ke ranah awal tahap 1. itupun energi Qi di kunci tak bersisa, menyisakan tenaga dalam bentuk stamina fisik.
"Eh, saudari Yin–!" Xiao Wang mengikuti langkah Xiao Yin yang saat itu berjalan meninggalkan dirinya. "Apakah kau ti—"
Perkataan Xiao Wang terputus begitu saja kala terdengar suara teriakan kasar yang datang dari gerbang masuk kediaman.
"Xiao Wang... Xiao Wang...!"
Xiao Wang serta Xiao Yin berbalik dan melihat ke arah gerbang. Tampak seorang pria bersama dengan rombongannya mendatangi keduanya tanpa dipersilahkan.
"Xiao Fan!" ucap pelan Xiao Yin. Mengetahui akan siapa yang datang itu, tentunya masalah akan terjadi sebentar lagi oleh lelaki itu.
"Eh, Yin'er ... aku dengar dari Xiao Ming bahwa Xiao Wang telah kembali. Kemana dia? Ataukah hanya sekedar kabar bohong karena kalian tidak menerima kematian Xiao Wang?" ucap Xiao Fan.
Xiao Wang yang mendengar itu merasa sedikit panas. Namun di belum mau mengambil tindakan.
"Kalau Xiao Wang memang sudah kembali, kau mau apa? Dan ya, jangan panggil aku dengan sebutan itu." sinis Xiao Yin.
"Hahaha... Yin'er, kau semakin berani sekarang." Xiao Fan maju dan dengan beraninya menarik tangan Xiao Yin.
"Dasar cabul." Xiao Yin langsung menepis tangan Xiao Fan dengan gagang pedang.
"Wah ... wah... Xiao Yin. Maafkan aku jika berlaku kasar padamu mulai dari sekarang."
Xiao Fan kembali maju dan meraih kasar lengan Xiao Yin.
Namun tangannya segera di tepis oleh Xiao Wang. "Kau mencari ku bukan? Aku Xiao Wang. Dan ya, aku peringatkan kau untuk tidak mengganggu saudari Yin lagi. Atau—!" Xiao Wang tidak sempat melanjutkan perkataannya sebab Xiao Fan telah lebih dulu memotongnya.
"Atau apa?" tantang Xiao Fan. "Owh... Xiao Wang. Jadi itu kamu. Hmm, masih tetap sama seperti dulu, tetap menjadi seekor semut kecil yang lemah!" ledeknya di selingi oleh tawa antek-antek di belakangnya.
"Atau ini!"
Bukk!!!
Tanpa banyak hal, Xiao Wang langsung melancarkan tonjokan telak di hidung lelaki itu. Untungnya Xiao Wang masih bisa mengontrol tinjunya tadi hingga tak sampai mematahkannya, tapi tetap saja darah mengalir dengan deras di kedua lubang hidungnya.
baru tau...